Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Calon Jama’ah Haji Menabung Di PT. Bank BRI (Persero)Tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG CALON

JAMA’AH HAJI MENABUNG DI PT. BANK BRI (PERSERO)

TBK. KANTOR CABANG KOTA PADANGSIDIMPUAN

OLEH

NUR KHOLILAH A. HARAHAP 100523037

EKONOMI PEMBANGUNAN

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG CALON JAMA’AH HAJI (PERSERO)TBK. KANTOR CABANG KOTA

PADANGSIDIMPUAN

Tujuan penelitian ini ada tiga yakni pertama, untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Padangsidimpuan. Kedua, untuk mengetahui sejauh mana lokasi bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Padangsidimpuan. Dan ketiga, untuk mengetahui sejauh mana promosi bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Padangsidimpuan.

Metode analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, teknik analisis, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas. Data yang di uji melalui uji regresi linier berganda yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t. pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS 18.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, kuisioner, dan Library Research. Penelitian ini menggunakan 70 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, lokasi dan promosi bank berpengaruh secara signifikan terhadap calon jama’ah haji untuk menabung di Bank BRI Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai signifikan yaitu 3,548 > 2,74 terbukti dari f-hitung dan f-tabel. Hasil uji t menunjukkan bahwa ketiga varibel tersebut yang paling dominan mendorong calon jama’ah haji menabung adalah kualitas pelayanan dan lokasi bank.

Kata kunci : Kualitas Pelayanan, dan Lokasi Bank Yang Mendorong Calon Jama’ah Haji Menabung.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT IMPROVE THE CANDIDATE PILGRIMS (Persero)TBK. BRANCH OFFICE PADANGSIDIMPUAN

CITY

The purpose of this study there are three, first, to determine the extent to which the quality of banking services to drive prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan. Second, to determine the extent to which the location of the bank that drives prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan. And third, to determine the extent of bank promotions to drive prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan.

Analytical methods used are validity, reliability testing, engineering analysis, testing normality, multicollinearity test, test heterokedastisitas. The data in the test through multiple linear regression test which consists of test the coefficient of determination, F-test and t-test. testing was conducted with SPSS 18.0 for windows. The data used are primary data and secondary data. Data collection techniques used were interviews, questionnaires, and a Research Library. This study uses a sample of 70 respondents.

The results showed that the variable quality of service, location and promotional bank significantly affect prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan. Based on the results obtained by the F-test is significant value 3.548 > 2.74 is evident from the f-count and f- table. T-test results showed that the three variables are the most dominant encourages prospective pilgrims to save is the quality of service and location of the bank.

Keywords: Quality of Service, and Location of The Bank is Encouraging Candidate Pilgrims to Save.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Calon Jama’ah Haji Menabung Di PT. Bank BRI (Persero)Tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, serta bantuan dari berbagai pihak, baik dari pihak perusahaan maupun dari pihak Fakultas Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah mendukung membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan dan motivasi bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Kasyful Mahali, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi yang telah mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas, dan profesionalitas.

7. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara untuk semua jasa-jasa nya dalam memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan.

8. Kepada nasabah bank di Kota Padangsidimpuan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan kegiatan wawancara dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Teristimewa kepada Ayahanda Akhir Harahap, S.Pd dan Ibunda tercinta Dra. Siti Arum Nasution, serta Abang, Adik-adikku yang memberikan doa, dukungan moril maupun materi kepada penulis selama penulis duduk di bangku kuliah hingga penulisan skripsi ini selesai.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.


(6)

Medan, September 2013 Penulis

Nur Kholilah A. Harahap NIM. 100523037


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... I ABSTRAC ... II KATA PENGANTAR ... III DAFTAR ISI ... V DAFTAR TABEL ... VIII DAFTAR GAMBAR ... IX

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian Bank ... 9

2.2 Jenis-Jenis Bank ... 10

2.3 Kualitas Pelayanan ... 14

2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Bank ... 14

2.3.2 Ciri-Ciri Pelayanan Yang Baik ... 17

2.4 Lokasi Bank ... 20

2.5 Promosi Bank ... 22

2.6 Bank Syariah ... 23

2.6.1 Pengertian Bank Syariah ... 23

2.6.2 Produk-Produk Bank Syariah ... 24

2.6.3 Perbedaan Bunga Dengan Bagi Hasil ... 35

2.6.4 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 36

2.7 Tabungan Haji ... 37

2.7.1 Timbulnya Tabungan Haji ... 39


(8)

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 43

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 45

3.5 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 46

3.6 Teknik Analisis ... 48

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 49

3.6.2 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) ... 51

BAB 4 PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 54

4.1.1 Sejarah Berdirinya Bank BRI ... 54

4.1.2 Visi Dan Misi Bank BRI ... 56

4.1.3 Struktur Organisasi Bank BRI ... 58

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur ... 61

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pekerjaan Dan Penghasilan ... 62

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 64

4.5 Karakteristika Responden Berdasarkan Lama Mempunyai Rekening Di BRI ... 65

4.6 Deskriptif Variabel ... 67

4.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 74

4.7.1 Uji Validitas ... 74

4.7.2 Uji Reliabilitas ... 76

4.8 Analisis Statistik ... 76

4.8.1 Analisis Regresi Berganda ... 76

4.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 78

4.8.3 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) ... 83


(9)

4.8.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 84

4.8.3.3 Uji Signifikansi Individual (Uji-F) ... 85

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Jumlah Jama’ah Haji Yang Menabung Pada Bank BRI

Cabang Kota Padangsidimpuan Periode Tahun 2008 s/d 2012 ... 5

1.2 Perkembangan BPIH Selama 5 Tahun Terakhir Berdasarkan Embarkasi Pemberangkatan Periode 2008 s/d 2012 ... 6

2.1 Perbedaan Sistem Bunga Dengan Prinsip Syariah ... 35

2.2 Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensiona ... 36

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelami Dan Umur ... 61

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Penghasilan ... 63

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 64

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Lama Mempunyai Rekening Di BRI ... 65

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan ... 68

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi Bank ... 71

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Promosi Bank ... 72

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Calon Jama’ah Haji ... 74

4.9 Hasil Uji Validitas ... 75

4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 76

4.11 Hasil Analisis Regresi ... 77


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Lama Mempunyai Rekening Di Bank BRI ... 66

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dana Lama Memepunyai Rekening Di Bank BRI ... 67

4.4 Gambar Dan Grafik P-P plot Data Yang Berdistribusi Normal ... 80

4.5 P-P plot dan Scatterplot ... 81


(12)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG CALON JAMA’AH HAJI (PERSERO)TBK. KANTOR CABANG KOTA

PADANGSIDIMPUAN

Tujuan penelitian ini ada tiga yakni pertama, untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Padangsidimpuan. Kedua, untuk mengetahui sejauh mana lokasi bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Padangsidimpuan. Dan ketiga, untuk mengetahui sejauh mana promosi bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Padangsidimpuan.

Metode analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, teknik analisis, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas. Data yang di uji melalui uji regresi linier berganda yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t. pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS 18.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, kuisioner, dan Library Research. Penelitian ini menggunakan 70 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, lokasi dan promosi bank berpengaruh secara signifikan terhadap calon jama’ah haji untuk menabung di Bank BRI Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai signifikan yaitu 3,548 > 2,74 terbukti dari f-hitung dan f-tabel. Hasil uji t menunjukkan bahwa ketiga varibel tersebut yang paling dominan mendorong calon jama’ah haji menabung adalah kualitas pelayanan dan lokasi bank.

Kata kunci : Kualitas Pelayanan, dan Lokasi Bank Yang Mendorong Calon Jama’ah Haji Menabung.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT IMPROVE THE CANDIDATE PILGRIMS (Persero)TBK. BRANCH OFFICE PADANGSIDIMPUAN

CITY

The purpose of this study there are three, first, to determine the extent to which the quality of banking services to drive prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan. Second, to determine the extent to which the location of the bank that drives prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan. And third, to determine the extent of bank promotions to drive prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan.

Analytical methods used are validity, reliability testing, engineering analysis, testing normality, multicollinearity test, test heterokedastisitas. The data in the test through multiple linear regression test which consists of test the coefficient of determination, F-test and t-test. testing was conducted with SPSS 18.0 for windows. The data used are primary data and secondary data. Data collection techniques used were interviews, questionnaires, and a Research Library. This study uses a sample of 70 respondents.

The results showed that the variable quality of service, location and promotional bank significantly affect prospective pilgrims to save in Bank BRI Padangsidimpuan. Based on the results obtained by the F-test is significant value 3.548 > 2.74 is evident from the f-count and f- table. T-test results showed that the three variables are the most dominant encourages prospective pilgrims to save is the quality of service and location of the bank.

Keywords: Quality of Service, and Location of The Bank is Encouraging Candidate Pilgrims to Save.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Irsyad Lubis, 2010:5). Defenisi ini menunjukkan bahwa masyarakat yang telah menyimpan dananya dalam suatu badan usaha yang kemudian dana tersebut akan disalurkan lagi kepada masyarakat umum yang bertujuan melancarkan aktivitas ekonomi. Kelancaran aktivitas perbankan cukup bergantung kepada ketersediaan dana yang dimilikinya. Oleh karena itu dana ini harus memperoleh pengawasan secara optimal agar masalah yang tidak diinginkan dalam perbankan tidak terjadi. Dimana dana yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan dan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin. Untuk memperoleh penanganan yang maksimal diperlukan perhatian yang cukup terutama dari sumber-sumber dana itu sendiri. Dalam hal ini, semakin banyak sumber-sumber dana yang dihasilkan oleh perbankan maka kegiatan suatu bank akan semakin terjamin. Oleh sebab itu, pihak-pihak perbankan harus dapat bertindak dengan baik agar sumber-sumber dana yang telah ada tetap terpelihara sesuai dengan yang diharapkan (Ibid).

Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan harus memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan, atau balas jasa lainnya.


(15)

Dengan adanya rangsangan berupa balas jasa tersebut yang diberikan oleh pihak bank diharapkan dapat menarik minat dan perhatian masyarakat untuk menyimpan dananya atau uangnya di bank terutama pada bank-bank konvensional atau bank milik pemerintah (Kasmir, 2008:26).

Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, dan simpanan giro. Selain produk ini, masih ada beberapa produk bank lainnya yang dapat menyerap dan menarik dana dari masyarakat seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan lain-lain.

Pada saat ini, khususnya di negara Indonesia, banyak berdiri bank-bank konvensional yang bersaing untuk memperoleh calon nasabah. Salah satu diantaranya yang berperan besar yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan bank pemerintah yang berasal dari bank pribumi pada zaman penjajahan. Perkembangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat dibagi menjadi tiga periode yang terdiri dari perkembangan pada zaman Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan zaman Indonesia merdeka sampai sekarang ini (Faried Wijaya, Soetatwo Hadiwigeno, 1995:343).

Bank Rakyat Indonesia sebagai salah satu bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu bank yang saat ini mempunyai banyak jenis layanan salah satunya adalah menerima setoran tabungan haji. Bank Rakyat


(16)

Indonesia (BRI) ini mempunyai konsep layanan terhadap konsumen atau nasabahnya yaitu dengan motto Melayani Dengan Setulus Hati. Pelayanan dengan setulus hati ini diberikan BRI kepada seluruh nasabah termasuk di dalamnya calon jama’ah haji yang menabung di Bank BRI. Hal ini tidak terkecuali bagi calon jama’ah haji pada Bank BRI Cabang Kota Padangsidimpuan yang telah bergabung menggunakan tabungan bank BRI. Bank BRI Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu bank BUMN yang ada dikawasan Kota Padangsidimpuan.

Selain Bank BRI ada pula bank-bank lain yang menerima setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (PBIH) antara lain Bank Sumut, Bank BNI, Bank Syariah Mandiri, dan lain-lain. Artinya ada persaingan antar bank yang satu dan yang lain dalam mendapatkan nasabah untuk mendorong calon jama’ah haji menabung. Maka dari itu Bank BRI menyediakan layanan 24 jam Call BRI. Call BRI merupakan layanan phone banking untuk melakukan transaksi perbankan, mendapatkan informasi seputar produk dan layanan perbankan, serta dapat menyampaikan keluhan yang berhubungan dengan bank BRI (www.bri.co.id).

Ada beberapa aspek yang mendorong nasabah untuk menabung di bank termasuk di Bank BRI, yaitu sebagai berikut (Kasmir, 2005):

1. Produk

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada nasabah dalam mendapatkan perhatian nasabah agar mereka membeli atau menggunakannya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan seperti keanekaragaman produk tabungan Simpedes, Britama dan haji. Dalam hal ini bank BRI merupakan


(17)

salah satu bank yang mempunyai dan memiliki banyak jenis-jenis produk yang bersaing dengan bank-bank lain.

2. Harga

Harga merupakan suku bunga yang diberikan pihak bank kepada nasabah dan biaya administrasi yang harus dibayar nasabah seperti pajak jika mentransfer ke bank lain. Maksudnya disini sebagian masyarakat berpresepsi bahwa harga produk yang dimilki oleh bank BRI adalah merupakan harga yang murah.

3. Lokasi

Di dalam dunia perbankan lebih ditekankan pada lokasi kantor dan lokasi ATM di dalam atau di luar bank, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi bank yang harus memberikan rasa nyaman dan aman kepada seluruh nasabah.

4. Promosi

Produk yang ditawarkan kepada nasabah atau calon nasabah dilakukan dengan promosi, Promosi ini dilakukan untuk mempertahankan nasabah lama dan menarik nasabah baru.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki satu cabang yang berada di Kota Padangsidimpuan. Berikut ini adalah data jumlah jama’ah haji yang menabung di bank BRI Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan yang sudah berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci selama lima tahun terakhir periode tahun 2008 sampai tahun 2012.


(18)

Tabel 1.1

Jumlah Jama’ah Haji Yang Sebelumnya Menabung Pada Bank BRI Cabang Kota Padangsidimpuan Periode Tahun 2008s/d 2012.

No

Periode Tahunan

Jumlah Jama’ah Haji Menabung Yang Sudah

Berangkat Haji

Persentase Total

1. 2008 325 26,3%

2. 2009 219 17,7%

3. 2010 232 18,7%

4. 2011 225 18,2%

5. 2012 236 19,1%

Total 1237 100%

Sumber: PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jama’ah haji yang menabung pada Bank BRI Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan yang sudah berangkat menunaikan ibadah haji menunjukkan adanya peningkatan meskipun juga terdapat penurunan di tahun-tahun tertentu.

Pada tahun 2009 dan 2011 terjadi penurunan jumlah jama’ah haji menabung yang perbandingannya tidak terlalu jauh berkisar antara 17,7% dengan 18,2%. Sementara ditahun 2010 dan 2012 terdapat peningkatan jumlah jama’ah haji menabung. Data yang ada memperlihatkan bahwa cukup besar jumlah jama’ah haji yang menabung walaupun ada penurunan di tahun tertentu.

Peningkatan jumlah nasabah yang menabung di Bank BRI tersebut dianggap wajar karena BPIH cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Dimana peningkatan BPIH ini dapat dilihat pada tabel 1.2.


(19)

Tabel 1.2

Perkembangan BPIH Selama 5 Tahun Terakhir Berdasarkan Embarkasi Pemberangkatan Periode 2008 sampai 2012

Embarkasi

BPIH

2008 2009 2010 2011 2012

Medan USD 3,292; USD 3,333; USD 3,237; USD 3,327; USD 3,388; Aceh USD 3,258; USD 3,243; USD 3,147; USD 3,285; USD 3,328; Padang USD 3,258; USD 3,329; USD 3,233; USD 3,369; USD 3,404; Surabaya USD 3,430; USD 3,512; USD 3,432; USD 3,612; USD 3,738; Palembang USD 3.379; USD 3,377; USD 3,280; USD 3,417; USD 3,456;

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) berdasarkan embarkasi masing-masing daerah BPIH tertinggi pada embarkasi Surabaya sebesar USD 3,738. Sedangkan BPIH terendah dapat dilihat yaitu terdapat pada embarkasi Aceh sebesar USD 3,147.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa BPIH Surabaya dan BPIH Aceh memiliki selisih yang cukup jauh sementara embarkasi di daerah-daerah lainnya terdapat juga peningkatan BPIH meskipun ada penurunan BPIH di tahun-tahun tertentu yang selisihnya tidak terlalu jauh. Melihat begitu besarnya BPIH memiliki pengaruh yang cukup besar bagi keluarga yang kurang mampu, namun mereka memiliki keinginan yang kuat untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Misalnya, seorang tukang becak baru berhasil mengumpulkan uangnya selama 25 tahun, hingga mencapai Rp.42.000.000 lebih untuk berangkat ke tanah suci


(20)

masyarakat terutama masyarakat yang ekonominya lemah. Dimana sebagian masyarakat menabung BPIHnya melalui bank seperti Bank BRI.

Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba meneliti faktor-faktor yang mendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Calon Jama’ah Haji Menabung di PT. BRI (Persero)Tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Sejauh manakah kualitas pelayanan bank menjadi pendorong bagi calon jama’ah haji menabung di PT. Bank BRI (pesero) tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan.

2. Sejauh manakah lokasi bank menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di PT. Bank BRI (persero) tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan.

3. Sejauh manakah promosi bank menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di PT. Bank BRI (persero) tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan.

1.3 Tujuan Penelitian


(21)

1. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di PT. Bank BRI (persero) tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana lokasi bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di PT. Bank BRI (persero) tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana promosi bank yang menjadi pendorong calon jama’ah haji menabung di PT. Bank BRI (persero) tbk. Kantor Cabang Kota Padangsidimpuan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan dari penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak bank diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternative rujukan untuk dapat mengenal dan memahami keinginan dan kebutuhan masyarakat guna perbaikan kinerja serta kesejahteraan masyarakat umum.

2. Bagi lingkungan akademis diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan guna membawa wawasan dan untuk kemajuan pendidikan.

3. Bagi penulis sendiri penelitian ini menjadi sebuah awal pembelajaran untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai kewajiban dalam penyelesaian pendidikan jenjang sarjana.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank

Berdasarkan sejarah timbulnya bank, telah dapat diperoleh gambaran tentang apa yang disebut bank, mulai dari bentuknya yang bersifat embrional sebagai usaha tukar-menukar uang, kemudian berkembang untuk menerima simpanan, memberikan pinjaman, perantara dalam lalu lintas pembayaran sampai pada tahap yang modern, yaitu menciptakan uang. Defenisi yang diberikan oleh UU No. 14 tahun 1967 telah memenuhi pengertian bank pada tahap yang modern. Dalam pasal 1 disebutkan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Ketut, 2000:12-14).

UU No. 14 tahun 1967 telah dicabut dengan berlakunya UU No. 7 tahun 1992. Dalam UU No. 7 tahun 1992 antara lain disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

UU No. 7 tahun 1992 telah diubah dan disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998. Dalam UU No. 10 tahun 1998 antara lain disebutkan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Ibid).


(23)

2.2. Jenis-Jenis Bank

Adapun jenis-jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2008:35):

1. Dilihat dari Segi Fungsinya

Jenis bank menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Bank Umum

Pengertian bank umum ini adalah bank yang melaksanakan usahanya secara konvensional dan bank ini juga melaksanakan usahanya berdasarkan syariah islam yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Maksudnya disini jasa yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yaitu sifatnya umum, dan bank umum ini juga bisa atau dapat melakukan operasinya atau kegiatannya diseluruh wilayah.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank perkreditan rakyat (BPR) ini adalah kegiatan usahanya juga sama halnya dengan bank umum hanya saja dalam bank perkreditan rakyat (BPR) ini tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran kepada nasabahnya. Dalam arti bank perkreditan rakyat (BPR) ini dalam menjalankan tugas-tugasnya lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan usaha yang dimilki oleh bank umum.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut: a. Bank Milik Pemerintah


(24)

menjalankan kegiatan operasinya merupakan milik pemerintah dan begitu juga dengan akta pendirian yang dimiliki oleh bank. Sementara itu hasil atau keuntungan yang didapatkan oleh pihak bank itu semuanya juga merupakan hak milik oleh pemerintah. Seperti pada Bank BNI 46, Bank BRI, dan Bank BTN.

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank milik swasta nasional yaitu merupakan bank yang fungsi dan kegiatannya sama persis dengan bank milik pemerintah hanya saja hasil atau keuntungan yang diperoleh oleh pihak bank sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional. Adapun contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Lippo, dan lain-lain.

c. Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi ini adalah bank yang kegiatan usahanya dipegang berdasarkan oleh badan usahanya. Keuntungan yang diperoleh oleh bank koperasi ini juga merupakan milik badan koperasi, seperti saham-saham yang dimiliki oleh bank.

d. Bank Milik Asing

Bank milik asing yaitu bank yang dimiliki oleh pihak luar negeri/bank swasta asing, dimana pihak luar negeri mendirikan atau membuka cabang unit mereka di dalam negeri. Dan bank tersebut juga sudah beroperasi sepenuhnya di dalam negeri, misalnya WNA (Warga Negara Asing) yang datang ke Negara kita yaitu Indonesia karena adanya urusan bisnis atau sebagainya. Dimana WNA tersebut tak perlu repot-repot harus membawa


(25)

uang banyak karena di Indonesia juga telah disediakan bank-bank milik asing yang mempermudah WNA dalam melakukan transaksi. Contohnya: Bank of America, Bangkok bank, dan Hongkong Bank.

e. Bank Milik Campuran

Bank milik campuran adalah bank yang mana saham-sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan juga oleh swasta nasional. Tetapi kepemilikan dari saham-saham tersebut kebanyakan dan dominan dipegang oleh warga Negara Indonesia.

3. Dilihat dari Segi Status

Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Bank Devisa

Bank devisa adalah bank yang kegiatannya melakukan transaksi ke luar negeri yang berhubungan dengan mata uang asing. Dalam kegiatan usahanya bank devisa melakukan beberapa transaksi seperti melakukan transfer uang ke luar negeri, Travellers Cheque, dan melakukan pembukaan dan pembayaran L/C yang tujuannya untuk melaksanakan perdagangan dalam dan luar negeri, tetapi sebelumnya harus ada dulu persetujuan dan ketetapan dari BI dalam hal untuk menjadi bank devisa. b. Bank Non Devisa

Bank non devisa ini adalah bank yang melaksanakan atau menjalankan usahanya dengan sebatas ketentuan-ketentuan Negara. Dimana bank non devisa ini juga belum mempunyai atau memperoleh izin dalam melaksanakan atau menjalankan kegiatan usahanya seperti bank devisa.


(26)

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga.

Jenis bank menurut prinsip operasinya dapat dibedakan menjadi: a. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional

Dalam memperoleh suatu keuntungan dan mementukan harga kepada pihak nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional ini menggunakan dua metode, yaitu:

1. Dalam bank konvensional bunga ditetapkan sebagai harga, baik itu untuk produk tabungan, pinjaman dimana pihak bank sudah menetapkannya sesuai dengan tingkat suku bunga yang telah ada. Penetapan harga ini biasanya dikenal dengan istilah Spread Based.

2. Sementara untuk jasa-jasa bank lainnya dimana pihak bank dalam menggunakan dan mengoperasikan suatu biaya yaitu dengan persentase tertentu.

b. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah

Bank prinsip syariah ini dalam menetapkan harga produknya sangat berbeda sekali dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Dimana bank syariah dalam menentukan harga produknya berdasarkan syariah islam atau juga sesuai dengan landasan yang ditetapkan dalam al qur’an. Dalam hal ini harga produk yang ditawarkan oleh pihak bank kepada nasabah bank harus bebas dari riba (bunga), kegiatan yang meragukan (gharar) dan bebas dari permasalahan yang tidak sah (bhatil) dalam arti antara pihak bank dengan pihak lain dalam kegiatan


(27)

menyimpan dana yang dimiliki harus sesuai dengan ketentuan syariah islam yang telah ditetapkan.

2.3 Kualitas Pelayanan

2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Bank

Kualitas pelayanan merupakan kemampuan suatu karyawan dalam merencanakan, menciptakan, dan menyerahkan produk yang bermanfaat bagi pelanggan bank. Dimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan merupakan jaminan dengan adanya persediaan produk, rasa responsive, biaya administrasi yang ditetapkan kepada nasabah tidak terlalu besar. Kesempurnaan karyawan dalam melayani nasabah dan kemampuan karyawan bank dalam menciptakan kenyamanan bagi para nasabah bank.

Kualitas pelayanan ini merupakan ciri-ciri atau sifat dari pelayanan yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam hal melayani kebutuhan dan keperluan yang dibutuhkan atau diinginkan oleh nasabah bank. Berikut ini beberapa sikap yang harus diperhatikan dalam hal melayani nasabah bank (Kasmir, 2005:208):

1. Memberi Kesempatan Nasabah Berbicara.

Pihak bank yang bertugas dalam hal melayani nasabah harus memberikan kesempatan kepada nasabah bank untuk menyampaikan keluhannya dan keperluannya kepada pihak bank atau petugas bank.

2. Mendengarkan Baik-Baik.

Petugas bank harus mendengarkan dan menyimak dengan baik apa yang telah disampaikan oleh nasabah bank baik itu tentang keluhan yang didapatnya pada saat menjadi nasabah di bank, misalnya menjadi nasabah


(28)

Bank BRI. Dimana petugas bank tidak boleh membuat gerakan-gerakan yang pada akhirnya dapat menyinggung atau juga mencurigakan bagi si nasabah bank, dalam hal ini nasabah akan merasa tidak nyaman dengan pelayanan yang tidak sopan tersebut.

3. Jangan Menyela Pembicaraan.

Sebagai petugas bank tidak boleh atau sangat dilarang bagi petugas bank pada saat nasabah bank menyampaikan kebutuhannya kepada petugas bank tiba-tiba ditengah-tengah pembicaraannya petugas bank memotong pembicaraan nasabah. Dimana hal tersebut merupakan perbuatan yang tidak wajar, maka dari itu petugas bank harus benar-benar menyimak dan menunggu sampai nasabah bank selesai berbicara dalam menyampaikan kebutuhannya kepada petugas bank.

4. Ajukan Pertanyaan Setelah Nasabah Selesai Bicara.

Pertanyaan yang diajukan oleh petugas bank kepada nasabah, baru dapat dilakukan setelah nasabah selesai berbicara. Dalam pengajuan pertanyaan yang diberikan oleh petugas bank kepada nasabah harus menggunakan bahasa yang baik, sopan, singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh nasabah bank.

5. Jangan Marah dan Mudah Tersinggung.

Sebagai petugas bank dalam melayani nasabah, harus bisa menerima apabila salah satu nasabah bank memiliki sifat emosi atau perilaku yang kurang sopan.


(29)

Maka dari itu sebagai petugas bank harus bisa dengan sabar untuk melayani kebutuhan yang diperlukan oleh nasabah. Baik itu dari cara bicara, sikap atau nada bicara, petugas juga jangan sekali-kali menyinggung perasaan nasabah bank.

6. Jangan Berdebat Dengan Nasabah.

Apabila ada hal-hal yang kurang disetujui dan pelayanan yang diberikan oleh petugas bank kurang diterima oleh nasabah bank, sebagai petugas bank harus bisa memberikan penjelasan dengan sopan kepada nasabah dan jangan sekali-kali petugas bank berdebat dengan nasabah atau memberikan beberapa masukan yang tidak dapat diterima oleh nasabah bank

7. Jaga Sikap Sopan, Ramah, dan Selalu Berlaku Tenang.

Sebagai petugas bank dalam melayani nasabah senantiasa harus bersikap sopan santun dan ramah tamah agar nasabah puas dengan pelayanan yang telah diberikan. Dan begitu juga sebaliknya apabila salah satu petugas bank memiliki sifat emosi, maka sebagai petugas bank sifat tersebut harus dapat dikendalikan dan bersikap tenang dihadapan para nasabah bank. Walaupun beberapa nasabah yang perilakunya kurang menyenangkan, jadi sebagai petugas bank harus tetap tenang dalam menghadapinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

8. Jangan Menangani Hal-Hal Yang Bukan Merupakan Pekerjaannya.

Petugas bank tidak boleh menangani pekerjaan yang bukan bagian dari tugasnya, karena setiap petugas bank sudah ditetapkan dan ditentukan


(30)

bagian-bagian tugas dan wewenangnya. Hal ini dibuat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan dalam menyampaikan informasi kepada nasabah bank.

9. Tunjukkan Sikap Perhatian dan Sikap Ingin Membantu.

Nasabah yang datang ke bank, misalnya bank BRI karena mempunyai keluhan yang ingin disampaikannya kepada petugas bank. Oleh sebab itu, sebagai petugas bank harus bisa menunjukkan dan memberikan sikap perhatian bahwa petugas bank benar-benar ingin membantu nasabah dan memberikan perhatian yang penuh kepada mereka.

2.3.2 Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik

Dalam melayani nasabah hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan. Puas artinya nasabah akan merasa semua keinginan dan kebutuhannya dapat dilakukan secara tepat waktu. Berikut ini ciri-ciri pelayanan yang baik adalah (Kasmir, 2008:232):

1. Tersedia Sarana dan Prasarana yang Baik.

Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik maka nasabah akan merasa nyaman dengan tersedianya fasilitas yang lengkap dan cukup memadai.

2. Tersedianya Personil yang Baik.

Kenyamanan yang diperoleh nasabah bank tergantung kepada petugas bank dalam hal melayani nasabahnya. Misalnya petugas bank yang bertugas dibagian Customer Service (CS) harus bisa bersikap sopan,


(31)

ramah serta menarik dihadapan para nasabahnya. Dimana nasabah merasa nyaman dalam menyampaikan keluhannya kepada petugas bank.

3. Bertanggung Jawab kepada Setiap Nasabah sejak Awal hingga Selesai. Sebagai petugas bank sepenuhnya harus bertanggungjawab dalam melayani nasabahnya yang sedang melakukan transaksi dan keluhan lainnya mulai dari awal sampai dengan selesainya. Apabila sewaktu-waktu terjadi kesalahan dalam transaksi yang dilakukan oleh petugas bank, maka petugas bank yang pertama sekali menangani transaksi tersebut harus bertanggungjawab untuk menyelesaikan kelalaiannya tersebut sampai dengan selesainya.

4. Mampu Melayani secara Cepat dan Tepat.

Petugas bank harus mampu melayani nasabah secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh bank. Dalam hal ini petugas bank tidak boleh mengerjakan tugasnya di luar jadwal yang telah ditentukan oleh pihak yang bersangkutan.

5. Mampu Berkomunikasi.

Sebagai petugas bank dalam melayani nasabah harus dapat berkomunikasi dengan baik, tepat dan jelas agar nasabah mudah memahaminya. Artinya petugas bank tidak bertele-tele dalam melayani nasabahnya yang sedang melakukan transaksi. Maka dari itu petugas bank harus sopan, lembut dengan demikian nasabah cukup puas dengan pelayanan yang telah diberikan.


(32)

6. Memberikan Jaminan Kerahasiaan setiap Transaksi.

Rahasia yang berhubungan dengan bank merupakan rahasia yang harus dijaga antara petugas bank dengan nasabah. Dimana rahasia tersebut tidak boleh diketahui oleh orang lain karena ini merupakan rahasia nasabah terhadap bank.

7. Memiliki Pengetahuan dan Kemampuan yang Baik.

Untuk menjadi seorang petugas bank seseorang tersebut harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas. Maksudnya seorang petugas bank terlebih dahulu harus diberikan pelatihan yang khusus mengenai pengetahuan dan kemampuannya dalam menghadapi nasabah bank serta kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan oleh pihak bank sesuai dengan jabatan yang telah diberikan kepada petugas bank. Disini juga petugas bank harus mengetahui sepenuhnya produk-produk yang dimiliki oleh bank.

8. Berusaha Memahami Kebutuhan Nasabah.

Petugas bank harus bisa memahami kebutuhan yang diinginkan oleh nasabahnya. Apabila salah satu petugas bank lamban dalam melayani nasabahnya, maka nasabah yang lainnya cepat merasa bosan dan akan cepat-cepat beranjak meninggalkan tempat duduknya karena lambanya petugas bank dalam melayani nasabahnya. Oleh karena itu sebagai petugas bank harus bisa memahami kebutuhan yang diinginkan oleh nasabahnya.


(33)

Kepercayaan kepada nasabah sangat diperlukan oleh pihak bank. Begitu juga pihak bank harus dapat menjaga nasabahnya yang sudah lama ikut bergabung agar mereka ttidak berpihak kepada bank lain. Oleh sebab itu sangat diperlukan sekali kepercayaan yang lebih kuat melalui pelayanan yang diberikan oleh petugas bank.

2.4 Lokasi Bank

Lokasi pada pemasaran perusahaan manufacturing adalah saluran distribusi dimana produk disediakan untuk terjadinya penjualan. Untuk menunjukkan penjenjangan maka dikenal dengan adanya pedagang besar (whole seller), distributor, agen dan pedagang eceran. Dalam arti lokasi ini disediakan adalah tempat untuk melakukan transaksi antara petugas dengan nasabah bank yang bertujuan menjual produk-produknya.

Sementara lokasi dalam pemasaran bank merupakan jejaring (net-working) dimana produk dan jasa yang dimiliki oleh bank dapat dimanfaatkan oleh nasabah dengan sebaik mungkin. Lokasi yang dimiliki oleh bank, tidak hanya lokasi kantor yang ditempati sekarang ini atau bisa juga disebut pada Bank BRI cabang tempat nasabah mmelakukan transaksi. Karena masih ada jenis produk lainnya yang dimiliki oleh bank misalnya lokasi mesin ATM yang disediakan oleh bank ditempat-tempat yang keamanannya terjamin, strategis dan mudah dijangkau oleh kalangan masyarakat yang sudah ikut bergabung menjadi nasabah, seperti nasabah di Bank BRI.

Adapun terdapat beberapa tujuan dalam penentuan lokasi bank, yaitu (Sentot, 2010:126):


(34)

1. Memudahkan pelayanan nasabah dengan mendekati dan memudahkan pencapaiannya (aksesibilitas). Artinya pihak bank harus memberikan pelayanan yang mudah bagi nasabah. Misalnya pihak bank menyediakan lokasi bank yang strategis dekat dengan tempat tinggal masyarakat dimana nasabah mudah untuk menjangkaunya apabila sewaktu-waktu nasabah mempunyai keperluan untuk melakukan transaksi atau keluhan lainnya yang ingin disampaikan nasabah.

2. Kemudahan dalam pemasangan dan penyambungan dengan jejaring teknologi.

Maksudnya jejaring teknologi disini adalah dimana seorang nasabah yang tidak sempat atau tidak ada waktu untuk ke bank karena adanya urusan penting. Tetapi pihak bank membuat suatu produk dengan menyediakan jejaring teknologi untuk mempermudah melayani masyarakat dalam melakukan transaksi, yaitu melalui situs internet dengan sistem online yang lansung terhubung dengan bank tempat nasabah menanamkan modalnya. Contohnya di Bank BRI.

3. Lokasi bank memungkinkan dalam menata tata letak kantor baik diluar atau di dalam kantor.

Penyediaan lokasi parkir, tempat antrian untuk nasabah itu semuanya disediakan untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah dalam memanfaatkan produk dan jasa yang telah disediakan oleh bank.


(35)

Maksudnya disini dalam melakukan penentuan tata letak ruangan harus tertata dengan rapi, teratur, dan tersedianya fasilitas lainnya misalnya TV, ruangan AC. Dengan adanya penyediaan fasilitas-fasilitas seperti ini dapat meninggalkan kesan yang cukup memuaskan bagi nasabah bank pada umumnya.

5. Menggunakan waktu dengan semaksimal mungkin.

Artinya seorang petugas bank harus bisa menggunakan waktu, tidak terlambat masuk kantor dan mempergunakan waktu dengan maksimal sesuai dengan yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh pihak atasannya.. Hal tersebut dibuat agar tidak mengganggu nasabah pada saat petugas bank melayani kebutuhan nasabahnya.

2.5 Promosi Bank

Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang terakhir. Adapun tujuan dari promosi ini adalah dimana pihak bank mempromosikan atau memberitahukan kepada masyarakat dan nasabah bank tentang produk dan jasa yang dimiliki oleh bank. Promosi ini adalah kegiatan yang sangat diperlukan sekali untuk menarik perhatian dan minat masyarakat untuk bergabung menjadi nasabah seperti nasabah di Bank BRI (Sentot, 2010:135). Umumnya kegiatan dari promosi terdiri dari iklan (advertising), promosi penjualan (sales promosi), publisitas (publicity), dan penjualan personal (personal selling). Berikut ini akan diuraikan masing-masing bauran promosi (Sentot, 2010:125):

1. Iklan

Iklan ini merupakan sarana dari promosi dimana kegiatan penyampaiannya menggunakan brosur, koran, dan spanduk didalamnya


(36)

sudah tertulis kalimat yang akan menarik perhatian masyarakat. Tetapi bisa juga disampaikan dengan menggunakan tayangan iklan melalui stasiun televisi.

2. Promosi

Kegiatan ini dilakukan berdasarkan dengan promosi penjualan. Promosi ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk yang dimiliki oleh bank dan juga meningkatkan jumlah nasabah yang akan menanamkannya di bank, misalnya di Bank BRI. Maksudnya disini pihak bank harus bisa membuat bentuk promosi yang menarik agar masyarakat yang ingin bergabung cepat-cepat menjadi nasabah bank.

3. Publisitas

Publisitas merupakan bentuk promosi yang tujuannya dapat meningkatkan citra suatu perusahaan dalam ragka untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial yang tujuannya untuk menarik perhatian calon nasabah. 4. Penjualan Personal

Penjualan personal merupakan kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak bank kepada nasabahnya secara pribadi. Penjualan ini sebenarnya dapat dilakukan oleh semua karyawan yang bertugas dalam bank, contohnya seperti di Bank BRI yang tujuannya menciptakan citra suatu perusahaan untuk meningkatkan majunya perusahaan tersebut. Sebenarnya dalam kegiatan penjualan ini yang paling berperan sekali didalamnya yaitu Customer Service dan Service Asistensi walaupun sebenarnya semua karyawan terlibat didalamnya.


(37)

2.6 Bank Syariah

2.6.1 Pengertian Bank Syariah

Menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah (Andri Soemitra, 2009:61). Defenisi ini menunjukkan bahwa bank syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga melainkan atas dasar prinsip syariah sebagaimana yang telah ditetapkan atau digariskan dalam hukum syariah islam.

Menurut Dahlan Siamat (2005:407) defenisi bank syariah adalah sistem perbankan yang dalam usahanya didasarkan pada prinsip-prinsip hukum atau syariah islam yang mengacu kepada Al Qur’an dan Al Hadist. Dalam hal ini maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan usaha bank yang mengandung unsur-unsur riba dan bertentangan dengan syariah islam.

2.6.2 Produk-Produk Bank Syariah

Berikut ini jenis-jenis produk bank syariah yang ditawarkan adalah sebagai berikut (Dahlan Siamat, 2005:420):

1. Produk Penghimpun Dana

Produk penghimpun dana disebut juga dengan istilah funding yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan pihak bank untuk menarik dan menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk simpanan, modal untuk investasi yang hukumnya berdasarkan prinsip syariah islam. Dimana produk penghimpun dana pada bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan juga deposito.


(38)

Prinsip syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana dari masyarakat menggunakan dua cara yaitu Wadi’ah dan Mudharabah. Yang pertama Wadi’ah adalah titipan yang dimiliki oleh nasabah bank yang sudah menanamkan dananya. Contohnya di BRI. Dimana dana tersebut dititipkan kepada pihak bank dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya agar tidak terdapat kerusakan apapun yang merugikan pemilik dana.

Apabila terjadi kerusakan yang merugikan pemilik dana, maka pihak bank harus bertanggungjawab sepenuhnya terhadap titipan tersebut. Dan titipan tersebut juga tidak boleh seenaknya saja dimanfaatkan dan digunakan oleh pihak bank, karena titipan tersebut dititipkan kepada pihak bank tujuannya hanya untuk dijaga dengan aman oleh pihak bank serta tidak merugikan pemilik dana.

Sementara yang kedua adalah Mudharabah yaitu usaha yang dilakukan antara dua belah pihak yang sudah mempunyai kesepakatan dalam melakukan kerja sama. Dimana pihak pertama bertugas sebagai penyedia modal, kalau dalam bank syariah disebut dengan shahibul maal sedangkan pihak kedua bertanggungjawab sebagai pengelola usaha. Hasil dan keuntungan yang diperoleh dari kerjasama antara dua belah pihak harus dibagi sesuai dengan perjanjian yang sudah ditentukan oleh kedua pihak.

Mudharabah memiliki dua prinsip yaitu Mudharabah Muthlaqah dan

Mudharabah Muqayyadah. Prinsip yang pertama Mudharabah Muthlaqah adalah kerjasama yang dilakukan oleh pemilik dana dengan pihak bank, dimana dalam kerjasama dua pihak ini tidak ditentukan batasan waktunya bagi pihak bank dalam memanfaatkan dan menggunakan dana yang disimpan oleh nasabah. Begitu juga


(39)

nasabah tidak menetapkan syarat apapun kepada bank. Prinsip yang kedua Mudharabah Muqayyadah adalah tujuannya sama dengan Mudharabah Muthlaqah hanya saja dana yang disimpan oleh nasabah sifatnya khusus. Dan dalam Mudharabah Muqayyadah nasabah bank menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti serta wajib dipatuhi dan dijalankan oleh pihak bank.

2. Produk Penyalur Dana

Produk penyalur dana kegiatan yang dilakukan pihak bank yaitu dengan menghimpun dana dari masyarakat yang akan menjadi nasabah bank misalnya di Bank BRI. Dan dana yang sudah berhasil dihimpun tersebut disalurkan lagi kepada masyarakat sesuai dengan ketetapan syariah islam. Kegiatan yang dilakukan dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan dalam penggunaannya, yaitu:

a. Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip jual beli ini dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan hak milik suatu barang yang telah dititipkan kepada pemilik baru. Hasil dan keuntungan yang diperoleh oleh pihak bank merupakan bagian dari harga barang yang dijual tersebut. Dalam penerapan prinsip syariah terdapat tiga jenis prinsip jual beli (ba’i), yaitu:

• Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah perjanjian atau kesepakatan jual beli suatu barang yang dilakukan oleh pihak perbankan. Dimana nasabah berperan sebagai pembeli dalam kegiatan ini dan kegiatan murabahah ini dapat


(40)

dijalankan setelah ada kesepakatan antara pihak nasabah dengan penjual setelah itu baru bisa dilakukan yang namanya pemesanan barang. Keuntungan yang diperoleh dalam jual beli ini harus diberitahukan juga kepada pemilik dana. Tetapi nasabah dalam jual beli murabahah ini lebih sering memilih dengan melakukan metode mencicil disebabkan karena kurangnya dana yang dimiliki oleh nasabah. Dimana nasabah berusaha bagaimana agar barang yang diinginkannya tersebut dapat diperolehnya. Dan cicilan tersebut harus dilunasi juga sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak perbankan, contohnya: Tuan Rudi menginginkan sebuah mobil dengan harga Rp. 30.000.000,-. Apabila bank syariah yang membiayai pembelian mobil yang diinginkan oleh Tuan Rudi, maka bank syariah memperoleh keuntungan sebesar Rp. 6.000.000,- selama waktu 3 tahun, jadi harga yang akan diperoleh oleh Tuan Rudi adalah sebesar Rp. 36.000.000,- tetapi jika Tuan Rudi setuju dengan kesepakatan tersebut, maka Tuan Rudi sudah dapat mencicil mobil tersebut dengan angsuran sebesar Rp. 1.000.000 per bulanya. Rp. 1.000.000 tersebut diperoleh dari (Rp. 36.000.000:36 bulan) hasilnya itulah yang diterima oleh bank syariah setiap bulannya.

• Pembiayaan Salam

Pembiayaan salam ini adalah merupakan pembelian suatu barang, dimana barang tersebut penyerahannya dilakukan dikemudian hari. Sementara pembayarannya harus tunai tidak boleh dicicil sesuai dengan kesepakatan yang telah ada dan ini tidak boleh berubah selama perjanjian yang sudah


(41)

disepakati tersebut berlaku. Dalam kegiatan transaksi ini juga barang yang ditawarkan kepada nasabah harus jelas bagaimana jenisnya, bentuknya, kegunaanya, ukurannya, dan jumlah barangnya yang pembiayaannya diaplikasikan pada pembiayaan jangka pendek. Apabila sewaktu-waktu barang yang telah diproduksi oleh nasabah terdapat kerusakan misalnya tidak sesuai dengan yang diminta oleh nasabah pada saat melakukan perjanjian antara dua pihak, maka pihak yang bertanggungjawab dalam menangani penjualan tersebut dan harus mengganti barang yang diminta oleh nasabah sesuai dengan yang dipesannya. Pembiayaan salam ini juga tidak memproduksi persediaan barang baik yang akan dibeli dan dipesan oleh nasabah, maka dari itulah pihak bank terlebih dahulu harus melakukan perjanjian yaitu dengan melakukan pembiayaan salam dengan pihak lain. Misalnya bulog, pasar induk, dan lain-lain. Pembiayaan salam ini juga banyak ditemukan di desa-desa misalnya, sama dengan transaksi ijon yaitu barang yang sudah dibeli oleh nasabah tidak dihitung dimana harganya dapat ditetapkan setelah hasil panen diperoleh. Begitu juga sebaliknya dalam pembiayaan salam perjanjian antara pembeli dan penjual harus meliputi harga, kualitas dan kuantitas barangnya juga.

• Pembiayaan Istishna

Pembiayaan istishna adalah dimana pembayarannya dilakukan berkali-kali, maksudnya bisa dibayar dengan cara dicicil, tunai, dan lain-lain. Tetapi harus ada juga kesepakatan yang telah dibuat antara kedua belah pihak tentang harga dan cara-cara pembayarannya. Pembiayaan istishna ini tidak


(42)

jauh beda dengan pembiayaan salam, hanya saja dalam pembiayaan istishna pembayaran barang yang dibeli dapat dilakukan dimuka sedangkan dalam pembiayaan salam pembayarannya harus dibayar dengan tunai tidak boleh dicicil. Jenis-jenis barangnya juga harus lengkap seperti halnya dengan pembiayaan salam, harga jualnya tidak boleh berubah sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak selama transaksi berlaku, apabila tiba-tiba terjadi perubahan harga setelah perjanjian ditandatangani oleh penjual maka semua biaya tambahan yang telah ditetapkan itu semuanya merupakan tanggungjawab nasabah bank.

b. Prinsip Sewa (ijarah)

Transaksi ijarah ini dilandasi dengan adanya perpindahan manfaat. Dimana prinsip sewa dalam ijarah ini sama seperti dengan prinsip jual beli, hanya saja bedanya terdapat pada objek transaksi. Kalau dalam jual beli transaksinya yaitu barang sedangkan pada prinsip sewa transaksinya adalah jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya prinsip sewa (ijarah) adalah pemindahan hak guna suatu barang atau jasa yang dilakukan berdasarkan upah sewa sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan tanpa harus diikuti dengan pemindahan hak milik dari barang tersebut.

c. Prinsip Bagi Hasil

Prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah terdiri dari empat jenis perjanjian, yaitu, mudharabah, musyarakah, muzara’ah, dan musaqah. Dari keempat jenis perjanjian tersebut yang paling banyak diimplementasikan dalam kegiatan perbankan syariah adalah prinsip mudaharabah dan prinsip


(43)

musyarakah, sedangkan muzara’ah dan musaqah umumnya digunakan dalam rangka kegiatan flantation financing. Maka dari itu dilihat dari urgensinya, yang akan dibahas dalam bab ini hanyalah prinsip mudharabah dan dan prinsip musyarakah sebagai berikut:

• Mudaharabah

Mudharabah perjanjian yang dilakukan antara dua pihak atau bisa juga lebih dimana pihak pertama bertugas sebagai penyedia modal sedangkan pihak yang lainnya berperan sebagai penyedia tenaga atau keahlian. Antonio Syafi’I mendefenisikan bahwa mudharabah itu adalah perjanjian yang dilakukan antara dua pihak, pihak pertama berperan sebagai penyedia modal (shahibul maal), dan pihak kedua berperan sebagai pengelola dana (mudharib). Dan keuntungannya juga harus dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan oleh dua pihak, tetapi apabila terjadi kerugian disebabkan karena kelalaian yang dilakukan oleh pihak mudharib maka itu semuanya harus ditanggungjawabi oleh pihak penyedia modal (shahibul maal).

• Musyarakah

Musyarakah ini fungsi perjanjiannya sama dengan mudharabah, hanya saja apabila terjadi kerugian dalam perjanjian ini maka harus ditanggung bersama-sama oleh kedua pihak. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dalam musyarakah ini dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.


(44)

Prinsip berdasarkan akad al-qardh ini adalah transaksi yang dilakukan nasabah atau orang-orang yang sangat memerlukan dana, termasuk didalamnya nasabah yang kurang mampu dan nasabah yang mempunyai usaha kecil. Setelah dana tersebut dipinjam oleh nasabah, pihak bank tidak memberikan biaya tambahan apapun kepada nasabah hanya saja pihak bank meminta berupa jaminan dan uang administrasi yang nilainya lebih kecil. Dan dana tersebut nantinya harus dikembalikan lagi oleh nasabah sesuai dengan jumlah yang dipinjamnya kepada pihak bank.

Transaksi al-qardh ini merupakan transaksi yang sifatnya khusus dan dananya juga sudah dialokasikan khusus oleh pihak bank yang berasal dari sadaqah, zakat, dan infak. Hal semacam ini dibuat untuk membantu pihak nasabah yang kehidupan ekonominya cukup minim, tetapi mempunyai keinginan yang cukup besar dalam menjalankan suatu usaha. Apalagi saat sekarang ini perbankan syariah sudah banyak menyediakan jenis-jenis transaksi yang sifatnya khusus tujuannya untuk membantu pengusaha-pengusaha kecil dalam menjalankan usahanya dan dana pinjaman yang diperoleh nasabah tersebut harus dikembalikan sesuai dengan kemampuan nasabah baik itu secara harian atau mingguan. Adapun transaksi berdasarkan al-qardh sebagai berikut:

• Wakalah

Transaksi wakalah ini adalah perjanjian yang dilakukan untuk memberikan kuasa kepada seseorang, dimana orang tersebut benar-benar dipercayai oleh pemilik dana tujuannya mewakili pemilik dana


(45)

dalam rangka menjalankan tugas yang sebelumnya sudah disepakati bersama oleh kedua pihak. Misalnya mewakili pemilik dana dalam pembukaan L/C, insako, dan juga melakukan transfer uang. Apabila dalam transaksi ini sewaktu-waktu terjadi kelalaian yang tidak disengaja oleh pemilik dana maka itu semuanya merupakan tanggungjawab oleh pihak bank. Dimana pihak bank tidak boleh bertindak sesuai dengan keinginannya karena sebelumnya sudah ada kesepakatan antara keduanya, oleh sebab itulah sangat diperlukan sekali musyawarah dalam melakukan transaksi wakalah ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu juga segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi ini harus memperoleh izin terlebih dahulu dari pemilik dana. • Hawalah

Hawalah adalah kegiatan pengalihan suatu barang dari orang yang berutang kepada orang yang akan menanggung utang tersebut. Maksud pengertian di atas pemindahan utang yang dilakukan dari pihak pertama kepada pihak kedua, dimana pihak kedua yang sepenuhnya bertanggungjawab penuh dalam kegiatan pembayaran utang tersebut. Dan kegiatan transaksi ini dalam kegiatan perbankan sering juga disebut dengan istilah anjak piutang (factoring).

• Kafalah

Kafalah adalah jaminan, atau sering juga disebut dengan tanggungan yang diberikan kepada pihak ketiga untuk menjalankan kewajiban pihak kedua. Artinya mengalihkan tanggungjawab sendiri kepada orang lain


(46)

yang mampu menanganinya, tetapi harus ada imbalan yang diberikan sesuai dengan kesepakatan antara kedua pihak. Adapun jaminan yang diberika kepada pihak yang ditunjuk dalam menjalankan kewajiban tersebut yaitu berupa garansi untuk membuka suatu usaha/proyek. Hasil dan keuntungan yang diperoleh dari usaha/proyek tersebut harus disetorkan kepada pihak bank dengan menggunakan prinsip wadi’ah. • Rahn

Rahn adalah harta atau asset yang harus diserahkan oleh pihak peminjam sebagai jaminan atas barang barang yang dipinjamnya dari pihak perbankan. Tujuan dari rahn ini adalah membantu pihak peminjam yang kekurangan dana dalam menjalankan usahanya. Dan rahn ini juga bisa disebut dengan kegiatan menahan/menggadaikan salah satu harta yang dimiliki oleh pihak peminjam sebagai jaminannya kepada pihak perbankan.

• Qard

Qard ini adalah pinjaman yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabahnya yang melakukan peminjaman dari bank. Dan penarikan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit syariah dan pinjaman ini dapat dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati bersama antara pihak peminjam dengan pihak bank. Pinjaman seperti ini sering juga digunakan oleh karyawan bank, tetapi pinjaman tersebut pengembaliannya beda dengan nasabah bank dimana karyawan bank


(47)

dilakukan dengan cara memotong gaji bulanan mereka sendiri untuk melunsi pinjamannya tersebut.

3. Produk Jasa

Adapun produk dan jasa dalam perbankan syariah adalah sebagai berikut (Irsyad Lubis, 2010:127):

a. Ijarah (sewa)

Ijarah ini adalah salah satu jenis produk yang diberikan oleh perbankan syariah kepada nasabah bank, seperti penyewaan kotak penyimpanan (safe deposit box) yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan barang-barang yang dibilang cukup berharga bagi nasabah bank. Misalnya, perhiasan, dokumen-dokumen penting, dan lain-lain. Dengan adanya tempat penyimpanan seperti ini jadi nasabah dapat merasa aman, dan safe deposit box ini juga tahan dari sengatan sijago merah dan tahan juga dari ledakan. Kotak penyimpanan ini hanya bisa dibuka oleh sipenyewa dan pihak bank karena kunci kotak simpanan tersebut kuncinya satu untuk penyewa dan satunya lagi dipegang oleh phak bank.

b. Sharf

Sharf adalah kegiatan jual beli valuta asing yang tergolong sebagai hard currency maupun weak currency. Maksudnya disini kegiatan pertukaran mata uang asing, misalnya mata uang Negara Amerika Serikat dengan Negara Indonesia yang dilaksanakan pada waktu yang sama. Tetapi produk jasa seperti ini hanya ada pada bank-bank yang tergolong sebagai bank devisa.


(48)

2.6.3 Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil

Sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dan prinsip syariah dalam perbankan syariah dalam kegiatan pemberian pinjaman atau pembiayaan kepada masing-masing nasabahnya memiliki beberapa perbedaan, antara lain:

Tabel 2.1

Perbedaan Sistem Bunga dengan Prinsip Syariah Sistem Bunga/Konvensional Prinsip Syariah Islam Tidak berdasarkan keuntungan/kerugian Berdasarkan keuntungan/kerugian

Besarnya persentase berdasarkan dari jumlah uang (modal) yang dipinjamkan

Nisbah atau besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

a. Tetap harus dibayar walaupun usaha nasabah sedang mengalami kerugian b. Besarnya pembayaran bunga tetap

a. Imbalan akan dibayar apabila usaha nasabah untung. Tetapi apabila mengalami kerugian, maka kedua belah pihak harus sama-sama dalam menanggungnya

b. Besarnya imbalan ditentukan dan ditetapkan dengan keuntungan

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam atau pengenaan bunga sifatnya haram.

Pembayaran imbalan berdasarkan bagi hasil adalah halal.


(49)

2.6.4 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Beberapa kalangan masyarakat masih mempertanyakan antara bank syariah dan bank konvensional. Bahkan ada sebagian masyarakat yang menganggap bank syariah hanya trik kamuflase untuk menggaet bisnis dari kalangan muslim segmen emosional. Sebenarnya cukup banyak perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional, mulai dari tataran paradigm, operasional, organisasi hingga produk dan skema yang ditawarkan.

Secara ringkas adapun beberapa perbedaan bank syariah dan bank konvensional dari berbagai sumber yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Tidak memiliki Dewan Syariah

Nasional (DPS) dalam menghimpun dan menyalurkan dana

Memiliki Dewan Syariah Nasional (DPS) dalam menghimpun dan menyalurkan dana

Dalam kegiatan transaksi, menggunakan jual beli, bagi hasil, sistem angsuran tetap dari awal sampai dengan jatuh tempo

Dalam kegiatan transaksinya, menggunakan sistem bunga, sistem angsuran fixed/floating

Aktivitas yang dilaksanakan tidak berdasarkan hukum islam hanya saja untuk memperoleh keuntungan saja

Seluruh aktivitas yang dilaksanakan berdasarkan syariah islam

Bentuk hubungannya kreditur dan debitur


(50)

Memberikan peluang yang sangat besar untu sight streaming (penyalahgunaan dana pinjam)

Tidak memberikan dana secara tunai tetapi memberikan barang yang dibituhkan:Murabahah

Sumber: Diolah dari berbagai sumber 2.7 Tabungan Haji

Tabungan haji adalah merupakan tabungan yang sudah disediakan khusus oleh perbankan kepada nasabahnya yang mempunyai keinginan untuk berangkat ke tanah suci untuk mengerjakan ibadah haji. Pihak perbankan menyediakan bermacam-macam jenis tabungan, seperti tabungan haji Indonesia, tabungan arafah atau tabungan mabrur. Tabungan ini bisa juga berfungsi sebagai sarana tempat penyimpanan uang maka dengan tabungan nasabah tersebut dapat mempermudah nasabah dalam melakukan pendaftaran haji untuk berangkat ke tanah suci. Karena jenis tabungan ini sengaja dirancang khusus bagi nasabah dalam mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan demikian mempermudah pihak bank untuk mendaftarkan calon nasabahnya secara langsung ke Departemen Agama yang dilakukan secara online melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).

Sekarang ini pihak pemerintah hanya menerima pendaftaran calon jama’ah haji melalui tabungan haji yang telah disediakan pihak bank kepada nasabah haji, dari situlah pemerintah dapat membatasi quota calon jma’ah haji setiap tahunnya yang akan berangkat ke tanah suci. Misalnya, sekarang ini saja seorang nasabah bank yang sudah mendaftarkan dirinya menjadi calon jama’ah haji belum tentu nasabah dapat berangkat di tahun itu juga maka nasabah harus menunggu lima tahun untuk bisa berangkat ke tanah suci.


(51)

Produk tabungan haji ini dibuat oleh pihak perbankan merupakan jalan untuk mempermudah nasabah yang mempunyai kendala dalam arus kas. Maksudnya nasabah mempunyai kendala dalam melunasi biaya keberangkatannya ke tanah suci maka pihak bank menyediakan dana tabungan untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebelum jangka pelunasannya habis. Tetapi sebelumnya pihak bank harus terlebih dahulu memperoleh kepastian dari nasabah apakah nantinya nasabah dapat mengembalikan dana talangan tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak bank sebelum tiba waktunya berangkat ke tanah suci untuk menjalankan ibadah haji.

Pihak perbankan juga banyak menyediakan fasilitas-fasilitas tambahan bagi calon jama’ah haji, jadi dapat dilihat pihak perbankan hanya memberikan bagi hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan tabungan-tabungan biasa. Dibandingakan dengan bagi hasil dari tabungan haji bisa hanya setengah dari nisbah tabungan biasa, tetapi biarpun demikian itu bukanlah masalah yang cukup serius bagi nasabah haji. Karena pada umumnya nasabah membuka tabungan haji bertujuan untuk mendapatkan pelayanan pendaftaran haji, bukan untuk mengharapkan bagi hasilnya. Dapat disimpulkan bahwa tabungan haji ini tidak cocok diartikan sebagai tabungan jangka pendek, yang niatnya hanya bertujuan untuk mengumpulkan dana atau uang khusus biaya naik haji agar tidak terpakai untuk keperluan lainnya

Ahmad Gojali (2004,45) mendefenisikan bahwa tabungan haji itu adalah jenis produk yang dimiliki oleh bank dan tabungan ini juga sifatnya sangat khusus yang disediakan pihak bank bagi calon jama’ah haji. Tabungan ini juga berfungsi


(52)

sebagai sarana penyimpanan uang, dan bisa juga sebagai sarana yang membantu nasabah melakukan administrasi pendaftaran haji. Artinya membantu nasabah untuk mempersiapkan Ongkos Naik Haji (ONH).

2.7.1 Timbunya Tabungan Haji

Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2000, 205-206) menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seorang muslim dapat mempersiapkan dirinya untuk pelaksanaan diri dan untuk perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak di inginkan.

Ada beberapa produk tabungan di bank syariah yang mirip dengan bank konvensional, seperti giro, tabungan, deposito. Untuk membantu memenuhi kebutuhan umat muslim di Indonesia dan dengan semakin meningkatnya jumlah jama’ah haji dari Indonesia maka semakin diperlukan pengelolaan secara profesional dimana pelaksanaan haji dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini dibawah Departemen Agama yang didukung oleh Surat Keputusan (SK) Menteri Agama dalam Surat Keputusan tersebut disebutkan besarnya Ongkos Naik Haji (ONH). Dan sekarang ini calon jama’ah haji sudah diberikan fasilitas dengan menggunakan pesawat udara dengan perjalanan dan pelayanan yang cukup memuaskan, tidak lagi seperti zaman dulu menggunakan jasa angkutan laut karena masih minimnya fasilitas yang tersedia.

Adapun maksud dari tujuan penyelenggaraan jenis tabungan haji ini antara lain sebagai berikut:


(53)

Dengan adanya jenis tabungan haji ini, adalah cara atau jalan untuk membantu nasabah dalam mengumpulkan dan mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk berangkat ke tanah suci. 2. Membantu calon jama’ah untuk melaksanakan ibadah haji sesuai dengan

kemampuan keuangan.

Walaupun nasabah mendapatkan kendala dalam menutupi biaya naik haji, namun pihak bank memiliki cara untuk menyelesaikannya. Seperti seorang nasabah tahun ini mendapat kesempatan untuk menjalankan ibadah haji ke tanah suci, tapi nasabah tersebut mempunyai kendala dalam arus kas. Maka pihak bank memberikan bantuan berupa dana talangan kepadah calon jam’ah haji untuk melunasi BPIH sebelum jangka waktunya dan harus dilunasi sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak.

3. Membantu program pemerintah di bidang pembangunan mental bangsa, dalam rangka mempertinggi ketahanan nasional. Dengan adanya program tabungan haji ini yang diadakan oleh perbankan merupakan cara atau jalan yang membantu pemerintah dalam mengatur dan mendata calon jama’ah haji, baik itu tentang penyediaan pelayanan yang diberikan, transportasi, dll.

4. Program ini dapat diikuti oleh pegawai negeri, karyawan swasta, pedagang atau wiraswasta lainnya. Maksudnya tabungan haji ini bisa digunakan oleh siapa saja dan tidak ada larangannya semasih nasabah tersebut


(54)

menganut ajaran agama islam yang niatnya hanya semata-mata untuk melaksanakan ibadah haji.

2.7.2 Tujuan dan Manfaat Tabungan Haji 1. Tujuan Tabungan Haji

Bertujuan untuk menyediakan pelayanan bagi nasabah atau calon jama’ah haji yang hendak pergi melaksanakan dan menunaikan ibadah haji, dan merupakan salah satu tujuan dengan diadakannya tabungan ini. Dengan adanya pelayanan jasa ini diharapkan agar umat Islam yang hendak pergi melaksanakan dan menunaikan ibadah haji tidak mengalami kesulitan, terutama dalam mengurus Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Sehingga pada akhirnya diharapkan bagi mereka dapat melaksanakan dan menunaikan ibadah haji dengan khusyu dan memperoleh haji yang mabrur sepelungnya mereka ke tanah air (Indonesia). Selain itu tujuan lainnya yang hendak dicapai oleh bank adalah menghimpun dana dari masyarakat. Dimana bank akan menyalurkan dana tersebut dalam kegiatan produktif, melalui penyediaan dana ini bank berharap dapat melihat antar pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dan pihak bank dapat memberikan nilai tambah dalam bentuk keuntungan bagi hasil dana nasabah yang menabung (books.google.com).

2. Manfaat Tabungan Haji

Adaun manfaat tabungan haji jika dilihat dari segi sebagai berikut: a. Bagi Pihak Perbankan

Manfaatnya bagi pihak bank yaitu untuk lebih memperkenalkan jasa yang dimilki oleh bank kepada masyarakat dengan adanya tabungan


(55)

haji ini. Dan memperluas pangsa pasar dengan adanya tabungan haji ini dan dapat pula meningkatkan jumlah dana yang sudah terhimpun oleh pihak bank dari masyarakat yang khususnya dari tabungan haji. b. Bagi Masyarakat

Dapat mengenal lebi jauh tentang tabungan haji yang ada di bank yang bersangkutan. Dimana seorang nasabah akan menghubungi dan mendatangi bank apabila mereka sudah mengetahui tentang keadaan bank dan produk-produk yang ditawarkan oleh bank, hal ini memerlukan kesadaran bagi masyarakat. Bank selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diminta oleh masyarakat atau nasabah bank dengan memberikan pelayanan yang seperti tepat waktu, tepat arah, murah, dan lain-lain, tetapi nasabah juga berusaha mencari bank-bank yang dapat memberikan jaminan dengan uang yang telah mereka percayakan untuk dikelola oleh bank yang mereka pilih dan sesuai manfaatnya dengan yang diharapkan oleh masyarakat atau nasabah bank.

c. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah yaitu untuk mempermudah mereka dalam melakukan pendataan dan mengawasi calon-calon jama’ah haji Indonesia yang ingin berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Hal ini juga merupakan ilmu yang membahas tentang suatu kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah ataupun sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah dan merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

Penelitian juga merupakan aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada kegunaan yang ingin dicapai, baik untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan usaha untuk mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia pada umumnya (Hamidi, 2007:6).

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mendorong calon jama’ah haji menabung di Bank BRI Kota Padangsidimpuan. Alasan penulis memilih jama’ah haji sebagai penelitian ini karena penulis berasumsi bahwa calon jama’ah haji adalah salah satu kelompok individu di masyarakat yang cukup memahami arti pentingnya menabung dimasa depan. Bisa digunakan untuk hal-hal yang tak terduga, melatih nasabah untuk lebih bijak dalam menggunakan dan mengolah suatu dana, dan untuk persiapan di hari tua.


(57)

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun kelompok, yaitu melalui kuesioner yang diberikan kepada calon nasabah Bank BRI Kota Padangsidimpuan.

2. Data Sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut. Data ini dapat berbentuk tulisan atau dalam bentuk angka-angka yang mendukung penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian ini adalah: 1. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan dengan responden untuk mendapatkan informasi yang penulis butuhkan.

2. Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau kuesioner kepada responden secara langsung.

3. Library Research

Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data-data melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, laporan penelitian, artikel dan data elektronik yang bersifat online (internet) yang berhubungan dengan topik yang diteliti.


(58)

3.4 Populasi dan Sampel Penenlitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh calon jama’ah haji yang menabung di Bank BRI. Populasi dalam penelitian ini tergolong homogen yaitu populasi yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama, sehingga dalam pengambilan sampel tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif sepanjang jumlah telah memenuhi syarat minimum sampel untuk tujuan analisis penelitian (Erlina dalam Ridwan & Kuncoro, 2008:80-81). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sample random sampling artinya cara penarikan sample anggota yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.

Teknik pengumpulan data untuk variabel di atas menggunakan self administared survey, yaitu responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang diberikan. Jadi peneliti memutuskan untuk mengambil populasi penelitian dengan objek yaitu seluruh calon jama’ah haji yang menabung pada Bank BRI Kantor Cabang Padangsidimpuan tahun 2012 yakni sebanyak 236 orang berdasarkan tabel 1.1 pada halaman 5 (lima).

Maka peneliti menggunakan metode penentuan sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

n =

� (1+� (�)2

Dimana:

n : Jumlah sampel N : Ukuran populasi e : Batas kesalahan (10%)


(59)

Dengan demikian dapat diketahui jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

n =

� (1+� (�)2

n =

236

(1+236 (0,1)2

= 70,23

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebesar = 70,23 atau dibulatkan menjadi 70 responden.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Supaya data yang diperoleh dari pembagian kuesioner ini valid (sahih) dan reabel (handal), maka perlu di uji validitas dan uji reabilitas atas butir-butir pertanyaan pada kuesioner. Setiap uji validitas dan reabilitas data menggunakan alat bantu aplikasi SPSS 18 dan Microsoft Excel dalam pentabulasian data.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan rumus:

=

(

∑ ��

)

− ∑ � ∑ �

[

� ∑ �

2

(

)

2

]

�� ∑ �

2

(

∑ �

)

2

Dimana:

r : Koefisien validitas yang diukur n : Jumlah responden

∑ � : Jumlah total dari skor butir ∑ � : Jumlah skor dari skor total


(60)

∑ �� : Jumlah perkalian dari skor butir dan skor total Instrument dikatakan valid jika:

1. Jika �ℎ����� > ������ maka butir pertanyaan dikatakan valid. 2. Jika �ℎ����� < ������ maka butir pertanyaan dikatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha yang merupakan pengujian reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya.

�� =(� −1) �1−∑ �� 2 �12

� Dimana:

r : Reliabilitas instrumen k : Jumlah butir pertanyaan ∑ ��2 : Jumlah Varians butir

1 2

: Varians total

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0.60.

3.6 Teknis Analisis

Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik yang bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independent yang jumlahnya lebih dari dua (Χ1, Χ2, Χ3) terhadap variabel (Y).


(1)

Sex * P13

Crosstab

P13

Total

TS N S SS

Sex Wanita Count 0 20 12 12 44

Expected Count .6 17.0 16.3 10.1 44.0 % within Sex .0% 45.5% 27.3% 27.3% 100.0% % within P13 .0% 74.1% 46.2% 75.0% 62.9%

Pria Count 1 7 13 4 25

Expected Count .4 9.6 9.3 5.7 25.0

% within Sex 4.0% 28.0% 52.0% 16.0% 100.0% % within P13 100.0% 25.9% 50.0% 25.0% 35.7%

Pria Count 0 0 1 0 1

Expected Count .0 .4 .4 .2 1.0

% within Sex .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% within P13 .0% .0% 3.8% .0% 1.4%

Total Count 1 27 26 16 70

Expected Count 1.0 27.0 26.0 16.0 70.0 % within Sex 1.4% 38.6% 37.1% 22.9% 100.0% % within P13 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sex * P14

Crosstab

P14

Total

STS TS N S SS

Sex Wanita Count 1 13 6 16 8 44

Expected Count 1.9 11.9 6.9 13.8 9.4 44.0 % within Sex 2.3% 29.5% 13.6% 36.4% 18.2% 100.0% % within P14 33.3% 68.4% 54.5% 72.7% 53.3% 62.9%

Pria Count 2 6 5 5 7 25

Expected Count 1.1 6.8 3.9 7.9 5.4 25.0

% within Sex 8.0% 24.0% 20.0% 20.0% 28.0% 100.0% % within P14 66.7% 31.6% 45.5% 22.7% 46.7% 35.7%

Pria Count 0 0 0 1 0 1

Expected Count .0 .3 .2 .3 .2 1.0

% within Sex .0% .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% within P14 .0% .0% .0% 4.5% .0% 1.4%

Total Count 3 19 11 22 15 70

Expected Count 3.0 19.0 11.0 22.0 15.0 70.0 % within Sex 4.3% 27.1% 15.7% 31.4% 21.4% 100.0% % within P14 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(2)

Promosi Bank

Crosstabs

Sex * P15

Crosstab

P15

Total

TS N S SS

Sex Wanita Count 0 5 32 7 44

Expected Count .6 5.0 28.3 10.1 44.0 % within Sex .0% 11.4% 72.7% 15.9% 100.0% % within P15 .0% 62.5% 71.1% 43.8% 62.9%

Pria Count 1 3 12 9 25

Expected Count .4 2.9 16.1 5.7 25.0 % within Sex 4.0% 12.0% 48.0% 36.0% 100.0% % within P15 100.0% 37.5% 26.7% 56.3% 35.7%

Pria Count 0 0 1 0 1

Expected Count .0 .1 .6 .2 1.0

% within Sex .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% within P15 .0% .0% 2.2% .0% 1.4%

Total Count 1 8 45 16 70

Expected Count 1.0 8.0 45.0 16.0 70.0 % within Sex 1.4% 11.4% 64.3% 22.9% 100.0% % within P15 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sex * P16

Crosstab

P16

Total

TS N S SS

Sex Wanita Count 0 17 23 4 44

Expected Count .6 13.2 23.3 6.9 44.0 % within Sex .0% 38.6% 52.3% 9.1% 100.0% % within P16 .0% 81.0% 62.2% 36.4% 62.9%

Pria Count 1 3 14 7 25

Expected Count .4 7.5 13.2 3.9 25.0 % within Sex 4.0% 12.0% 56.0% 28.0% 100.0% % within P16 100.0% 14.3% 37.8% 63.6% 35.7%

Pria Count 0 1 0 0 1

Expected Count .0 .3 .5 .2 1.0

% within Sex .0% 100.0% .0% .0% 100.0%

% within P16 .0% 4.8% .0% .0% 1.4%

Total Count 1 21 37 11 70

Expected Count 1.0 21.0 37.0 11.0 70.0 % within Sex 1.4% 30.0% 52.9% 15.7% 100.0% % within P16 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(3)

Sex * P17

Crosstab

P17

Total

TS N S SS

Sex Wanita Count 0 11 30 3 44

Expected Count .6 10.1 28.9 4.4 44.0 % within Sex .0% 25.0% 68.2% 6.8% 100.0% % within P17 .0% 68.8% 65.2% 42.9% 62.9%

Pria Count 1 4 16 4 25

Expected Count .4 5.7 16.4 2.5 25.0 % within Sex 4.0% 16.0% 64.0% 16.0% 100.0% % within P17 100.0% 25.0% 34.8% 57.1% 35.7%

Pria Count 0 1 0 0 1

Expected Count .0 .2 .7 .1 1.0

% within Sex .0% 100.0% .0% .0% 100.0%

% within P17 .0% 6.3% .0% .0% 1.4%

Total Count 1 16 46 7 70

Expected Count 1.0 16.0 46.0 7.0 70.0 % within Sex 1.4% 22.9% 65.7% 10.0% 100.0% % within P17 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sex * P18

Crosstab

P18

Total

TS N S SS

Sex Wanita Count 2 11 29 2 44

Expected Count 1.9 11.3 26.4 4.4 44.0 % within Sex 4.5% 25.0% 65.9% 4.5% 100.0% % within P18 66.7% 61.1% 69.0% 28.6% 62.9%

Pria Count 1 7 12 5 25

Expected Count 1.1 6.4 15.0 2.5 25.0 % within Sex 4.0% 28.0% 48.0% 20.0% 100.0% % within P18 33.3% 38.9% 28.6% 71.4% 35.7%

Pria Count 0 0 1 0 1

Expected Count .0 .3 .6 .1 1.0

% within Sex .0% .0% 100.0% .0% 100.0%

% within P18 .0% .0% 2.4% .0% 1.4%

Total Count 3 18 42 7 70

Expected Count 3.0 18.0 42.0 7.0 70.0 % within Sex 4.3% 25.7% 60.0% 10.0% 100.0% % within P18 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(4)

Sex * P19

Crosstab

P19

Total

TS

N

S

SS

Sex

Wanita Count

0

11

21

12

44

Expected

Count

.6

12.6

21.4

9.4

44.0

% within Sex

.0%

25.0%

47.7%

27.3%

100.0%

% within P19

.0%

55.0%

61.8%

80.0%

62.9%

Pria

Count

1

9

12

3

25

Expected

Count

.4

7.1

12.1

5.4

25.0

% within Sex

4.0%

36.0%

48.0%

12.0%

100.0%

% within P19

100.0%

45.0%

35.3%

20.0%

35.7%

Pria

Count

0

0

1

0

1

Expected

Count

.0

.3

.5

.2

1.0

% within Sex

.0%

.0%

100.0%

.0%

100.0%

% within P19

.0%

.0%

2.9%

.0%

1.4%

Total

Count

1

20

34

15

70

Expected

Count

1.0

20.0

34.0

15.0

70.0

% within Sex

1.4%

28.6%

48.6%

21.4%

100.0%


(5)

Calon Jama’ah Haji

Crosstabs

Sex * P20

Crosstab

P20

Total

N S SS

Sex Wanita Count 15 15 14 44

Expected Count 12.6 17.6 13.8 44.0 % within Sex 34.1% 34.1% 31.8% 100.0% % within P20 75.0% 53.6% 63.6% 62.9%

Pria Count 4 13 8 25

Expected Count 7.1 10.0 7.9 25.0 % within Sex 16.0% 52.0% 32.0% 100.0% % within P20 20.0% 46.4% 36.4% 35.7%

Pria Count 1 0 0 1

Expected Count .3 .4 .3 1.0

% within Sex 100.0% .0% .0% 100.0% % within P20 5.0% .0% .0% 1.4%

Total Count 20 28 22 70

Expected Count 20.0 28.0 22.0 70.0 % within Sex 28.6% 40.0% 31.4% 100.0% % within P20 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Sex * P21

Crosstab

P21

Total

N S SS

Sex Wanita Count 10 23 11 44

Expected Count 12.6 19.5 11.9 44.0 % within Sex 22.7% 52.3% 25.0% 100.0% % within P21 50.0% 74.2% 57.9% 62.9%

Pria Count 9 8 8 25

Expected Count 7.1 11.1 6.8 25.0 % within Sex 36.0% 32.0% 32.0% 100.0% % within P21 45.0% 25.8% 42.1% 35.7%

Pria Count 1 0 0 1

Expected Count .3 .4 .3 1.0

% within Sex 100.0% .0% .0% 100.0% % within P21 5.0% .0% .0% 1.4%

Total Count 20 31 19 70

Expected Count 20.0 31.0 19.0 70.0 % within Sex 28.6% 44.3% 27.1% 100.0% % within P21 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(6)

Lampiran 4

STRUKTUR ORGANISASI KANCA BRI PADANGSIDIMPUAN

POSISI: JANUARI 2013

PIMPINAN CABANG

AMBM

P Khus Penilik

W MBM 1 BRI U Mrdeka BRI U B.Angkl BRI U Natal BRI U Sipirok BRI U Pybngn BRI U U batu BRI U Mrasm BRI U SM Raja BRI U Binanga b k

W AMBM 2 BRI U G Tua BRI U Sbhua BRI U Ktnpn BRI U B.Toru BRI U Pdngti BRI U Tharin BRI U Siabu BRI U Snnkn BRI U Huragi AMOL

Supervisor K

Tller Tunai

Tim K kas Cust serv

ADM DJS

PET.Klirg S ADK

PET.ADK K

PET.ADK P

PET.ADK T SPO

PET sdm

PET. L

PET.lam

PAU AO K

AO P

AO B KCP Sbhuan

1.PINCAPEM 2.Supervisor

3.Acc officer 4.ADK 5.Teller 6.Cust Servic KCP Pybngn

2.Supervisor 3.Acc officer 4.ADK Teller 5.Cust Servic