Hasil Penelitian .1 Metode Analisis Statistika Deskriptif

88 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Metode Analisis Statistika Deskriptif Metode analisis statistika deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Hasil estimasi variabel-variabel dalam peneltian ini adalah sebagai berikut : 1. Deskripsi Tingkat Inflasi Tabel 4.1 Tingkat Inflasi Tahun 2006-2012 Periode Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 7,30 6,26 7,36 9,17 3,72 7,02 3,65 Februari 7,90 6,30 7,40 8,60 3,81 6,84 3,56 Maret 7,00 6,52 8,17 7,92 3,43 6,65 3,97 April 6,20 6,29 8,96 7,31 3,91 6,16 4,5 Mei 6,30 6,01 10,38 6,04 4,16 5,98 4,45 Juni 6,75 5,77 11,03 3,65 5,05 5,54 4,53 Juli 6,70 6,06 11,90 2,71 6,22 4,61 4,56 Agustus 6,30 6,51 11,85 2,75 6,44 4,79 4,58 September 6,59 6,95 12,14 2,83 5,80 4,61 4,31 Oktober 6,29 6,88 11,77 2,57 5,67 4,42 4,61 Nopember 5,27 6,71 11,68 2,41 6,33 4,15 4,32 Desember 6,60 6,59 11,06 2,78 6,96 3,79 4,3 Rata-rata 6,60 6,40 10,30 4,89 5,12 5,38 4,27 Sumber : www.bi.go.id data diolah Inflasi merupakan bahan perhatian utama dari perkembangan kondisi indikator makro di banyak negara, terutama di negara-negara berkembang. Banyak negara yang menggunakan inflasi sebagai variabel yang utama untuk 89 menilai kinerja makro ekonomi di negaranya. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat inflasi di Indonesia selama periode penelitian, yaitu tahun 2006 - 2012 cukup berfluktuasi. Tingkat inflasi terendah terjadi pada bulan Nopember tahun 2009, yaitu pada tingkat 2,41 dan inflasi tertinggi terjadi pada bulan September tahun 2008, yaitu pada tingkat 12,14 . Inflasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan pada harga saham, sementara inflasi yang terlalu rendah juga dapat menyebabkan lambatnya pergerakan harga saham.

2. Deskripsi Suku Bunga

Tabel 4.2 Tingkat Suku Bunga Tahun 2006-2012 Sumber : www.bi.go.id data diolah Suku bunga merupakan bunga per tahun sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat tingkat suku bunga yang paling rendah terjadi pada sepanjang tahun 2012, yaitu sebesar 5,75 dan suku bunga tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April tahun 2006 sebesar Periode Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 12.75 9.50 8.00 8.75 6.50 6.50 5,75 Februari 12.75 9.25 8.00 8.25 6.50 6.75 5,75 Maret 12.75 9.00 8.00 7.75 6.50 6.75 5,75 April 12.75 9.00 8.00 7.50 6.50 6.75 5,75 Mei 12.50 8.75 8.25 7.25 6.50 6.75 5,75 Juni 12.50 8.50 8.50 7.00 6.50 6.75 5,75 Juli 12.25 8.25 8.75 6.75 6.50 6.75 5,75 Agustus 11.75 8.25 9.00 6.50 6.50 6.75 5,75 September 11.25 8.25 9.25 6.50 6.50 6.75 5,75 Oktober 10.75 8.25 9.50 6.50 6.50 6.50 5,75 Nopember 10.25 8.25 9.50 6.50 6.50 6.00 5,75 Desember 9.75 8.00 9.25 6.50 6.50 6.00 5,75 Rata-rata 11,83 8,60 8,60 7,10 6,50 6,58 5,75 90 12,75. Penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito akan mendorong para investor mengalihkan dananya dari perbankan ke pasar modal, sehingga menimbulkan permintaan saham meningkat, dan pada akhirnya akan mendorong harga saham.

3. Deskripsi Nilai Tukar

Tabel 4.3 Nilai Tukar Tahun 2006-2012 Periode Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Januari 9.072 9.067 9.406 11.167 9.275 9.082 9.646 Februari 9.134 9.068 9.181 11.853 9.348 8.957 9.628 Maret 9.187 9.164 9.185 11.850 9.174 8.805 9.597 April 9.143 9.098 9.209 11.025 9.027 8.694 9.566 Mei 9.094 8.844 9.291 10.392 9.183 8.598 9.500 Juni 9.126 8.984 9.296 10.207 9.148 8.607 9.457 Juli 9.363 9.067 9.163 10.111 9.049 8.576 9.451 Agustus 8.990 9.367 9.149 9.978 8.972 8.574 9.290 September 8.937 9.310 9.341 9.901 8.976 8.809 9.179 Oktober 9.172 9.107 10.048 9.483 8.928 8.939 9.165 November 9.253 9.264 11.711 9.470 8.938 9.060 9.026 Desember 9.493 9.334 11.325 9.458 9.023 9.133 9.109 Rata-rata 9.164 9.139 9.692 10.407 9.086 8.819 9.385 Sumber : www.bi.go.id data diolah Nilai tukar diukur dari selisih antara kurs jual dan kurs beli kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai tukar yang terendah terjadi pada bulan April tahun 2006, yaitu sebesar Rp 6.607 dan nilai tukar tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2009, yaitu sebesar Rp 11.853. Nilai tukar akan mempengaruhi harga saham sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan. Saham perusahaan yang berorientasi ekspor akan mengalami kenaikan akibat menguatnya mata uang asing terhadap mata uang 91 lokal. Sementara, saham perusahaan dapat mengalami penurunan akibat menguatnya mata uang asing, jika perusahaan memiliki utang yang besar dalam mata uang asing tersebut.

4. Deskripsi Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa

Efek Indonesia BEI Tahun 2006-2012 Tabel 4.4 Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2006-2012 Dalam Rupiah NO. KODE EMITEN TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 ASRI - 117 92 201 354 541 2. BAPA - - 170 114 361 196 189 3. BCIP - - - - 263 287 591 4. BIPP 48 80 56 51 50 50 74 5. BKDP - 236 132 93 126 123 109 6. BKSL 103 452 453 101 114 182 227 7. BSDE - - 267 475 803 887 1178 8. CTRA 263 220 225 276 375 442 692 9. CTRP - - - 283 348 432 646 10. CTRS 717 1045 463 452 630 757 1710 11. DART 380 610 351 293 176 202 617 12. DILD 105 246 247 209 530 295 321 13. DUTI 874 913 978 780 1238 1908 2488 14. ELTY 163 399 347 227 176 136 85 15. FMII 45 76 69 70 87 98 169 16. GMTD - - - 124 153 578 660 17. GPRA - - 254 133 95 95 131 18. JIHD 671 714 670 416 610 892 574 19. JRPT - - 886 651 965 1572 2708 20. KIJA 126 220 114 98 113 146 197 21. KPIG 80 425 309 248 333 606 832 22. LAMI 66 183 110 114 175 202 303 23. LCGP - - 63 51 50 52 114 24. LPCK 271 505 418 304 304 1101 3110 25. LPKR - - 132 93 126 123 108 26. MDLN 252 416 186 123 184 252 485 92 27 MTSM 254 191 171 123 285 494 578 28. OMRE 188 430 363 424 256 242 318 29. PLIN - - 1623 1821 1840 2191 1593 30. PWSI 65 88 160 111 57 60 61 31. RBMS 58 108 103 76 76 86 127 32. RDTX 912 1037 1319 1339 1604 3177 2598 33. RODA 28 87 85 59 51 195 320 34. SMDM 534 654 317 410 932 1128 1525 35. SMRA 160 220 148 96 103 127 186 36. ADHI 735 1128 559 380 667 686 1098 37. DGIK - - 114 83 98 113 97 38. JKON - - 1045 603 678 926 2729 39. SSIA 117 213 150 84 118 370 1077 40. TOTL - 723 265 163 222 276 585 41. WIKA - - 334 301 503 609 1088 Sumber : www.finance.yahoo.com data diolah Pada Tabel 4.4 ini dapat dilihat bahwa selama periode penelitian, harga saham perusahaan sektor properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI mengalami fluktuasi. Nilai harga saham diambil dari harga saham penutupan closing price pada setiap akhir bulan transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga saham tahunan. Pada tahun 2006, harga saham terendah dimiliki oleh PT Pikko Land Development Tbk RODA yaitu sebesar Rp 28. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Roda Vivatex Tbk RDTX, yaitu sebesar Rp 912. Pada tahun 2007, harga saham terendah dimiliki oleh PT Fortune Mate Indonesia Tbk FMII yaitu sebesar Rp 76. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Adhi Karya Persero Tbk ADHI yaitu sebesar Rp 1.128. Pada tahun 2008, harga saham terendah dimiliki oleh PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP yaitu sebesar Rp 56. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Plaza Indonesia Reality Tbk PLIN yaitu sebesar Rp 1.623. 93 Pada tahun 2009, harga saham terendah dimiliki oleh PT Laguna Cipta Griya LCGP, yaitu sebesar Rp 51. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Plaza Indonesia Reality Tbk PLIN yaitu sebesar Rp 1.821. Pada tahun 2010, harga saham terendah dimiliki oleh PT. Laguna Cipta Griya LCGP, yaitu sebesar Rp 50. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Plaza Indonesia Reality Tbk PLIN yaitu sebesar Rp 1.840. Pada tahun 2011, harga saham terendah dimiliki oleh PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP, dan PT Laguna Cipta Griya Tbk LCGP, yaitu sebesar Rp 50. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Roda Vivatex Tbk RDTX yaitu sebesar Rp 3.177. Pada tahun 2012, harga saham terendah dimiliki oleh PT Panca Wiratama Sakti Tbk PWSI, yaitu sebesar Rp. 61,00. Sedangkan harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Lippo Cikarang Tbk LPCK yaitu sebesar Rp 3.110. 4.2.2 Metode Analisis Linear Berganda

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dimiliki oleh analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square OLS. Tujuan dilakukannya pengujian asumsi klasik ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dalam model regresi tersebut Situmorang dan Lufti, 2012 : 100.

a. Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Bank BUMN Di Bursa Efek Indonesia

9 84 98

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGADAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

1 6 27

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi Rate Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 7 10