39 positif signifikan dan variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
indeks harga saham sektor properti, sedangkan variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya signifikan bila diuji secara bersamaan dan tidak
berpengaruh signifikan bila diuji secara parsial.
2.7 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Kinerja perusahaan akan mempengaruhi harga saham di pasar. Kinerja
perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor makro ekonomi. Pada penelitian ini, faktor makro ekonomi yang akan diteliti adalah inflasi, suku bunga,
dan nilai tukar. Tingkat inflasi dinilai memberi pengaruh positif maupun negatif, tergantung
pada tingkat inflasi itu sendiri. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi menjadi sangat lamban, sehingga pada akhirnya menyebabkan lambannya pergerakan harga saham Samsul, 2006 : 201.
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan
turun, cateris paribus. Demikian sebaliknya, jika suku bunga turun, maka harga saham akan naik Tandelilin, 2010 : 103.
Kenaikan tingkat bunga pinjaman, akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per
saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat pada turunnya harga saham di pasar. Disisi lain, kenaikan suku bunga deposito akan mendorong investor
40 menjual saham, dan menabung uangnya dalam deposito. Penjualan saham secara
besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar Samsul, 2006 : 201. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito
akan menaikkan laba bersih per saham, dan mendorong para investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Hal ini akan
meningkatkan permintaan saham di pasar modal, sehingga harga saham terdorong naik Samsul, 2006 : 201. Tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan
suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Sertifikat bank Indonesia SBI.
Kenaikan kurs dolar Amerika yang tajam terhadap rupiah akan berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki utang dalam dolar, sementara produknya
dijual secara lokal. Di lain pihak, emiten yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari kenaikan dolar tersebut. Hal ini berarti harga saham emiten
yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan di Bursa Efek, sementara emiten yang terkena dampak positif akan meningkat harga sahamnya
Samsul, 2006 : 202.
Sumber : Samsul 2006 Data Dimodifikasi Gambar 2.2. : Kerangka Pemikiran
Tingkat Inflasi X1
Harga Saham Y
Suku Bunga X2
Nilai Tukar X3
41
2.8 Hipotesis