109
4.3 Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dengan uji signifikansi simultan uji F diperoleh hasil bahwa secara bersama-sama variabel tingkat
inflasi, suku bunga, dan nilai tukar mempengaruhi harga saham perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dicapai oleh Tarigan 2009. Hasil penelitian dari Tarigan adalah bahwa berdasarkan hasil pengujian secara serempak uji F,
tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, tingkat inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Pengaruh positif menunjukkan
bahwa naiknya tingkat inflasi akan menyebabkan kenaikan pada harga saham perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh tidak
signifikan artinya tingkat inflasi tidak memiliki peranan yang cukup besar untuk mempengaruhi harga saham perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tarigan 2009, yaitu secara parsial inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian oleh Kewal 2012 juga memberikan hasil bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Secara umum, kenaikan tingkat inflasi akan menurunkan harga saham Samsul, 2006 : 201. Inflasi menyebabkan biaya produksi perusahaan menjadi
tinggi, sementara harga jualnya tidak terjangkau oleh masyarakat konsumen akibat menurunnya daya beli masyarakat Zubir, 2011 : 21. Terjadinya inflasi
110 dapat menyebabkan masyarakat mengurangi konsumsinya terhadap barang-barang
sekunder yang mengalami kenaikan harga. Namun, tidak demikian terhadap konsumsi hunian atau tempat tinggal. Bagaimanapun kondisi perekonomian yang
terjadi, manusia haruslah memiliki tempat tinggal untuk memenuhi salah satu kebutuhan primernya, disamping kebutuhan akan pangan dan sandang.
Kesadaran untuk memenuhi salah satu dari kebutuhan primer ini mendorong masyarakat untuk tetap mempersiapkan dananya demi membeli rumah,
apartemen, atau jenis hunian lainnya. Sehingga terjadinya gejolak inflasi tidak akan menghalangi masyarakat untuk membeli tempat tinggal.
Terlebih lagi, sekarang ini semakin banyak masyarakat yang perduli terhadap investasi. Investasi di sektor properti dan real estat yang dinilai cukup
aman dan stabil, menyebabkan semakin banyak masyarakat yang menginvestasikan dananya pada sektor ini. Stabilnya investasi disektor ini
diindikasikan oleh kenaikan harga tanah dan rumah yang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Terdapat keunikan dalam investasi tanah maupun rumah, karena
harga tanah ataupun rumah tidak ditentukan oleh pasar, namun ditentukan oleh pemilik tanah atau rumah itu sendiri. Sehingga tidak tertutup kemungkinan
bahwa pemilik tanah ataupun rumah akan memperoleh keuntungan yang besar jika ia menjual tanahnya di beberapa tahun ke depan.
Alasan-alasan ini lah yang menyebabkan produk dari sektor properti dan real estat tetap laku di pasar. Tersedianya pasar yang cukup besar bagi produk
properti dan real estat menjadi sinyal positif bagi para investor, sehingga saham
111 perusahaan tetap diminati. Hal ini menyebabkan harga saham tidak terpengaruh
oleh inflasi. Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, suku bunga berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap harga saham. Pengaruh negatif menunjukkan bahwa suku bunga berbanding terbalik dengan harga saham perusahaan properti dan real estat
di Bursa Efek Indonesia . Penurunan pada suku bunga akan menyebabkan kenaikan pada harga saham perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek
Indonesia. Pengaruh signifikan memiliki arti bahwa naik turunnya suku bunga memiliki peranan dalam fluktuasi harga saham perusahaan properti dan real estat
di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tarigan 2009, yaitu suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
harga saham. Tandelilin 2010 : 103 juga mengatakan bahwa suku bunga akan mempengaruhi saham secara terbalik, cateris paribus.
Penurunan tingkat suku bunga akan menaikkan laba bersih per saham, sehingga investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi pada saham
perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia. Penurunan tingkat suku bunga juga akan menyebabkan masyarakat menjadi semakin tertarik untuk
melakukan pembelian produk properti dan real estat, khususnya msayarakat yang melakukan pembelian secara kredit. Misalnya pembelian rumah yang dilakukan
dengan menggunakan fasilitas KPR Kredit Pemilikan Rumah yang disediakan oleh bank.
Sebaliknya, kenaikan pada tingkat bunga menyebabkan harga saham perusahaan properti dan real estat mengalami penurunan. Kenaikan tingkat bunga
112 pinjaman menyebabkan meningkatnya beban bunga kredit dan akan menurunkan
laba bersih perusahaan Samsul, 2006 : 201. Penurunan laba bersih ini juga akan mempengaruhi tingkat return yang dibagikan kepada investor. Hal ini kemudian
menyebabkan banyak investor yang menjual saham mereka, dan menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, karena kenaikan tingkat suku bunga deposito
dinilai lebih menarik dibandingkan return yang diberikan oleh investasi saham. Penurunan harga saham ini juga dapat dipengaruhi oleh menurunnya
penjualan produk properti dan real estat saat terjadinya kenaikan suku bunga. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat melakukan penundaan terhadap pembelian
produk properti dan real estat sampai suku bunga kembali normal, khususnya masyarakat yang akan melakukan pembelian secara kredit.
Hasil studi Pusat Properti Indonesia Simanungkalit, 2004, dikutip dalam Kodrat dan Herdinata, 2009 : 54 menunjukkan bahwa terjadi pola hubungan yang
menarik antara suku bunga dengan bisnis perumahan. Peningkatan angka penjualan rumah akan selalu mendahului penurunan tingkat suku bunga dari titik
tertinggi dari enam hingga dua belas bulan sebelumnya. Demikian sebaliknya, angka penjualan rumah akan selalu berada pada titik terendah ketika suku bunga
berada pada titik tertinggi dalam sebuah siklus. Berdasarkan pengujian secara parsial uji t, nilai tukar berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap harga saham. Pengaruh negatif memiliki arti bahwa penurunan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar yang berarti rupiah menguat
terhadap dolar rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika akan menaikkan harga saham perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh
113 signifikan memberi arti bahwa fluktuasi harga saham perusahaan propeti dan real
estat di Bursa Efek Indonesia dapat dipengaruhi oleh naik turunnya nilai tukar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sitepu 2011, yaitu nilai tukar
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Penurunan nilai tukar memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap setiap
jenis saham. Saham perusahaan pada suatu sektor dapat terkena dampak positif, sementara
saham pada
sektor lain
dapat terkena
dampak negatif
Samsul, 2011 : 202. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membawa pengaruh positif bagi harga saham perusahaan sektor properti dan real
estat di Bursa Efek Indonesia. Hal ini disebabkan oleh produk-produk properti dan real estat dijual secara lokal, sehingga meguatnya nilai rupiah akan menaikkan
laba perusahaan. Meningkatnya laba ini pada akhirnya akan menaikkan harga saham perusahaan.
Menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar AS juga akan membawa pengaruh positif bagi perusahaan properti dan real estat yang memiliki utang
dalam dolar. Perusahaan dapat melunasi utangnya dengan menggunakan rupiah yang lebih sedikit, dengan demikan akan mengurangi jumlah kewajiban utang
yang harus dibayar oleh perusahaan.
114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan