Uji Autokorelasi Uji Multikolinieritas

98 bebas lebih besar dari taraf nyata Sig. 0,05 , maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu juga sebaliknya. Tabel 4.6 Hasil Uji Park Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Berdasarkan hasi output Tabel 4.6, semua variabel independen tidak signifikan terhadap variabel dependennya sig 0,05. Nilai probabilitas signifikansi variabel tingkat inflasi 0,404, suku bunga 0,412, dan nilai tukar 0,305 lebih besar dari taraf nyata sig 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t-1 Erlina, 2011 : 106. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi ini maka, digunakan Uji Statistik Q : Box-Pierce dan Ljung Box. Uji ini digunakan untuk melihat autokorelasi dengan lag lebih dari dua. Pada uji Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -34.553 32.764 -1.055 .295 Ln_Inflasi -.749 .894 -.123 -.838 .404 Ln_SukuBunga .829 1.004 .121 .825 .412 Ln_NilaiTukar 3.677 3.563 .113 1.032 .305 a. Dependent Variable: LnU2i 99 ini terdapat kriteria pengambilan keputusan bahwa tidak terdapat autokorelasi jika jumlah lag yang signifikan lebih dari dua Situmorang dan Lufti, 2012 : 133. Tabel 4.7 Autocorrelations Series:Unstandardized Residual Lag Autocorrelation Std. Error a Box-Ljung Statistic Value df Sig. b 1 .033 .059 .318 1 .573 2 .017 .059 .401 2 .818 3 -.009 .059 .425 3 .935 4 -.021 .058 .552 4 .968 5 -.075 .058 2.204 5 .820 6 -.066 .058 3.484 6 .746 7 -.159 .058 11.007 7 .138 8 -.027 .058 11.223 8 .189 9 .031 .058 11.501 9 .243 10 -.052 .058 12.319 10 .264 11 -.069 .058 13.770 11 .246 12 .035 .058 14.149 12 .291 13 -.022 .057 14.291 13 .354 14 .118 .057 18.495 14 .185 15 -.035 .057 18.858 15 .220 16 -.002 .057 18.859 16 .276 a. The underlying process assumed is independence white noise. b. Based on the asymptotic chi-square approximation. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Hasil statistik yang terlihat pada Tabel 4.7 telah memenuhi kriteria dari Uji Statistik Q : Box-Pierce dan Ljung Box, yaitu tidak terdapat autokorelasi jika jumlah lag yang signifikan lebih dari dua. Dari hasil output bagian Sig. probabilitas dapat dilihat bahwa semua lag signifikan. Enam belas lag memiliki 100 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sig. 0,05. Hal ini menandakan data tidak terkena autokorelasi.

d. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas Erlina, 2011 : 103. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas digunakan karakteristik sebagai berikut Situmorang dan Lufti, 2012 : 140 : 1. VIF 5 maka diduga memiliki masalah multikolinearitas 2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas 3. Tolerence 0,1 maka diduga memiliki masalah multikolinearitas 4. Tolerence 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas Tabel 4.8 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 25.437 9.668 2.631 .009 Ln_Inflasi .145 .259 .042 .561 .576 .604 1.655 Ln_SukuBunga -.682 .307 -.167 -2.222 .027 .604 1.655 Ln_NilaiTukar -2.318 1.055 -.129 -2.197 .029 .991 1.009 a. Dependent Variable: Ln_HargaSaham Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 4.8 menunjukkan variabel independen memiliki angka VIF lebih kecil dari 5, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hal ini menunjukkan tidak 101 ada masalah multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.

4.2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.9 berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan SPSS 16.0 for windows. Tabel 4.9 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Pengolahan data ini menghasilkan suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 25,437 + 0,145 X 1 – 0,682 X 2 – 2,318 X 3 Dimana: + e Y = Harga Saham a = Konstanta X 1 X = Tingkat Inflasi 2 X = Suku Bunga 3 e = Standard error = Nilai Tukar Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 25.437 9.668 2.631 .009 Ln_Inflasi .145 .259 .042 .561 .576 .604 1.655 Ln_SukuBunga -.682 .307 -.167 -2.222 .027 .604 1.655 Ln_NilaiTukar -2.318 1.055 -.129 -2.197 .029 .991 1.009 a. Dependent Variable: Ln_HargaSaham 102 Interpretasi:

a. Konstanta sebesar 25,437 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Bank BUMN Di Bursa Efek Indonesia

9 84 98

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGADAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

1 6 27

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi Rate Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 7 10