Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

3 Faktor kelelahan Kelelahan pada siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani berhubungan dengan lelahnya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi akibat kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani berhubungan dengan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi akibat terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu samakonstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa serta tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya. Dari uraian mengenai kelelahan diketahui bahwa kelelahan berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa perlu mengusahakan kondisi jasmani dan rohani yang bebas dari kelelahan untuk mencapai hasil belajar yang baik. b. Faktor-faktor ekstern 1 Faktor keluarga a Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Orang tua yang kurangtidak memperhatikan pendidikan anaknya seperti tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan belajar anak, kepentingan-kepentingan anak, kesulitan-kesulitan belajar anak akan membuat anak menjadi malas di dalam belajarnya. b Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Relasi anak dengan saudara lainnya juga mempengaruhi belajar anak. Dalam mencapai keberhasilan anak di dalam belajar perlu diusahakan relasi yang baik dalam sebuah keluarga. c Suasana rumah Situasi rumah merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai hasil belajar anak yang baik. Suasana rumah yang tenang dan tentram perlu diciptakan dalam suatu keluarga. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram akan membuat anak menjadi betah tinggal di rumah dan anak dapat belajar dengan baik. d Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi berhubungan dengan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan belajar anak yang nantinya dapat membantu anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik. e Pengertian orang tua Dorongan dan pengertian orang tua dibutuhkan oleh anak. Bila anak sedang mengerjakan tugasnya ada baiknya orang tua tidak mengganggu. Orang tua wajib memberi pengetian dan mendorongnya serta membantu kesulitan yang dialamai oleh anak apabila anak mengalami lemah semangat. f Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik supaya mendorog semangat anak untuk belajar. 2 Faktor Sekolah a Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu carajalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Di dalam lembaga pendidikan, siswa di dalam proses belajarnya diharapkan dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran. Supaya tercapai apa yang diharapkan, cara-cara mengajar dan cara belajar haruslah tepat, efisien dan seefektif mungkin. Metode belajar yang kurang baik dapat terjadi karena kurangnya persiapan guru dan kurangnya penguasaan guru akan bahan pelajaran tersebut sehingga di dalam menyajikannya kurang jelas. Kebanyakan guru mengajar dengan metode ceramah saja. Diharapkan guru bersikap progresif yang berarti berani mencoba metode-metode baru sehingga dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi belajar anak. b Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar dan hasil belajar siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik dan mempunyai perencanaan yang mendetail supaya dapat melayani siswa belajar. c Relasi guru dengan siswa Terjadinya proses belajar akibat adanya relasi antara guru dan siswa. Bila relasi siswa dengan gurunya baik, siswa akan menyukai gurunya dan akan menyukai pelajarannya sehingga siswa berusaha mempelajarinya. Guru yang tidak memiliki relasi yang baik dengan siswanya menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang lancar. d Relasi siswa dengan siswa Perlu diciptakan hubungan yang baik antar siswa supaya dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Bila kelas tidak terbina menjadikan hubungan masing-masing siswa tidak tampak sehingga diperlukan guru yang bijaksana dalam membina kelas. e Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di dalam sekolah dan di dalam belajarnya. Bila staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi displin dan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. f Alat pelajaran Alat pelajaran yang dipakai guru pada waktu mengajar membantu siswa dalam proses belajarnya. Bila alat pelajaran yang digunakan lengkap, siswa akan mudah menerima pelajaran dan menguasainya sehingga belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap diperlukan supaya guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. g Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Bila siswa bersekolah pada kondisi badan yang sudah lelah seperti siang hari menuju ke sore hari maka sulit bagi siswa untuk menerima pelajaran dengan baik. h Standar pelajaran di atas ukuran Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing sehingga apa yang sudah dirumuskan dapat tercapai. i Keadaan gedung Jumlah siswa yang banyak dengan berbagai karakteristik menuntut keadaan gedung yang memadai baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Bila keadaan gedung sekolah tidak memadai maka siswa kurang nyaman di dalam proses belajarnya. j Metode belajar Cara belajar yang efektif berdampak baik dengan hasil belajar siswa belajar secara teratur setiap hari. Pembagian waktu belajar yang baik dan memilih metode belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar yang baik. k Tugas rumah Waktu belajar yang terutama adalah di sekolah sehingga di rumah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Diharapkan guru memberikan tugas rumah yang tidak terlalu banyak sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan yang lain. 3 Faktor masyarakat a Kegiatan siswa dalam masyarakat Mengikuti kegiatan di dalam masyarakat sangat menguntungkan bagi perkembangan pribadi siswa. Namun perlu dibatasi kegiatan siswa supaya proses belajar siswa tidak terganggu. b Mass media Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Diperlukan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. c Teman bergaul Teman bergaul siswa memberi pengaruh yang besar dan cepat di dalam jiwa seorang siswa. Teman bergaul siswa dapat memberikan pengaruh baik maupun negatif terhadap diri siswa. Diperlukan pembinaan pergaulan yang baik dan pengawasan dari orang tua serta pendidik dalam memilih teman bergaul supaya siswa dapat belajar dengan baik. d Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang hidup di sekitar siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Lingkungan sekitar siswa membawa siswa untuk melakukan hal yang sama. Perlu diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh positif terhadap siswa sehingga siswa dapat belajar dengan baik.

3. Penyebab Kesulitan Belajar

Faktor penyebab kesulitan belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern Muhibbin Syah, 2007:173. a. Faktor intern 1 Bersifat kognitif berarti rendahnya kapasitas intelektual siswa 2 Bersifat afektif berarti labilnya emosi dan sikap siswa 3 Bersifat psikomotor berarti terganggunya alat-alat indra siswa b. Faktor ekstern 1 Lingkungan keluarga seperti ketidakharmonisan antara ayah, ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 2 Lingkungan masyarakat seperti wilayah perkampungan yang kumuh. 3 Lingkungan sekolah seperti kondisi dan letak belajar yang buruk, kondisi guru serta alat belajar yang kurang mendukung. Dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada faktor ekstern dari lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama siswa mendapatkan pendidikan dan belajar. Keluarga yang dimaksud adalah orang tua. Hubungan orang tua dengan siswa yang menjadikan keluarga sebagai tempat pertama siswa untuk belajar. Keharmonisan dalam sebuah keluarga serumah merupakan hal yang penting bagi siswa. Menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan siswa merupakan hal yang menyenangkan bagi siswa. Demi keberhasilan siswa di dalam belajar, kebutuhan belajar siswa harus diperhatikan dan dipenuhi walaupun dalam bentuk yang sederhana. Salah satu faktor keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah perhatian orang tua yang tidak memadai. Kerawanan hubungan orang tua dan siswa ini menyebabkan masalah psikologis dalam belajar anak. Menurut teori yang ditulis oleh Muhibbin Syah 2007:173, siswa merasa kecewa dan mungkin frustasi melihat orang tuanya yang tidak pernah memperhatikannya. Anak merasa seolah-olah tidak memiliki orang tua sebagai tempat menggantungkan harapan, sebagai tempat bertanya bila ada pelajaran yang tidak dimengerti, dan sebagainya. Kurangnya perhatian dari orang tua, anak menjadi malas dan tidak teratur dalam belajarnya sehingga ketinggalan dalam pelajarannya.

C. Perhatian Orang Tua terhadap Aktivitas Belajar Siswa

Orangtua memiliki pengaruh yang baik dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang diharapakan melalui perhatian yang diberikan terhadap aktivitas belajar siswa. Orang tua terutama memainkan peran penting dalam mendukung dan mendorong prestasi akademik anak-anak Domina, 2009. Menurut Kathleen V. Hoover-Dempsey dan Howard M. Sandler 1995, 1997, perhatian orang tua mencakup bentuk keterlibatan secara luas baik dalam kegiatan anak di rumah seperti, membantu menyelesaikan tugas, membahas kegiatan sekolah atau kursus dan aktivitas yang berbasis sekolah. Menurut Joyce L. Epstein dalam buku School, Family, and Community Partnerships 2001 menyatakan bahwa sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah faktor penting sebagai lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak dan perkembangan anak akan meningkat bila ketiga lingkungan tersebut bekerja sama menuju suatu tujuan bersama. Wasty Soemanto 1984:33 menjelaskan bahwa pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek yang belajar. Walaupun anak-anak tumbuh dalam keluarga yang beragam, di hampir setiap keluarga, orang tua memainkan peran penting dalam mendukung dan mendorong prestasi akademik anak- anak sikapnya terhadap sekolah Epstein, 2009.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen pengumpulan data, uji coba alat, prosedur pegumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono 2009:21, metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian ini dengan menggunakan sifat deskriptif dimaksudkan supaya mendapatkan gambaran mengenai pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Terdapat 6 kelas yaitu kelas VIII A, VIIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F. Dua kelas digunakan sebagai uji coba dan empat kelas digunakan sebagai penelitian. Siswa kelas VIII dipilih karena tidak begitu disibukkan dengan ujian-ujian, baik ujian sekolah, ujian akhir nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi. Pemilihan sampling dalam penelitian ini adalah Random Sampling. Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana orang itu dipilih Sumanto, 1990. SMP Maria Immaculata dipilih sebagai tempat penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, subjek penelitian berdasarkan pada usia remaja yaitu kisaran 13-15 tahun. Kedua, peneliti telah melakukan wawancara dengan beberapa murid yang berprestasi tinggi mengenai pengaruh orang tua terhadap keberhasilan mereka. Ketiga, peneliti telah melakukan wawancara dengan guru di SMP Maria Immaculata mengenai kondisi siswa dan relasi orang tua. Tabel 1 Data Subyek Uji Coba Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta No. Kelas Hadir 1. VIII B 30 2. VIII C 29 Total 59 Tabel 2 Data Subyek Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta No. Kelas Jumlah Siswa 1. VIII A 28 2. VIII D 30 3. VIII E 30 4. VIII F 30 Total 118