memengaruhi kesulitan subjek penelitian. Wawancara pada penelitian ini merupakan wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur
bertujuan menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak
yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
5.
Remediasi
Setelah mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa beserta masalah-masalah yang menyertainya, langkah selanjutnya ialah
memberikan pengajaran remedi. Setelah pengajaran remedi diberikan, selanjutnya siswa mengerjakan tes remedi. Tes ini digunakan untuk
mengetahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan seberapa
efektif upaya perbaikan yang dilakukan peneliti kepada subjek penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu: 1.
Observasi Pembelajaran Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi pada pembelajaran
matematika materi trigonometri. Peneliti mencatat segala hal yang berkaitan dengan objek penelitian pada lembar instrumen observasi yang
telah tersedia. Hal tersebut berguna untuk tahap pengumpulan data selanjutnya. Peneliti menggunakan rekaman video untuk melengkapi
hasil observasi. Kisi-kisi observasi pembelajaran berisi segala bentuk aktivitas guru dan siswa yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung.
2. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan subjek penelitian dalam mengerjakan soal-soal trigonometri. Pada
kuesioner tersebut terdapat 26 pernyataan dan setiap pernyataan terdapat 4 alternatif tanggapan yaitu: tidak pernah, jarang, sering, dan selalu.
Berikut ini kisi-kisi kuesioner: Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
No. Jenis Faktor
Nomor Pernyataan Positif
Negatif 1.
Intern siswa 1, 2, 5, 8, 9, 12, 13,
dan 14 3, 4, 6, 7, 10, dan 11
2. Orang tua
15 dan 16 -
3. Guru
17, 18, 19, 20, dan 21 -
4. Lingkungan
sekolah 22, 23, dan 24
- 5.
Lingkungan luar sekolah
25 dan 26 -
3. Tes Diagnostik
Tes diagnostik diberikan dengan tujuan untuk melihat kesulitan subjek penelitian dalam mengerjakan soal-soal trigonometri. Pada tahap
ini, subjek penelitian mengerjakan tes diagnostik yang telah disiapkan peneliti.
Selanjutnya peneliti
menganalisis data
tersebut dan
menggunakannya sebagai acuan untuk melakukan pengumpulan data melalui wawancara.
Standar kompetensi yang digunakan pada tes diagnostik yaitu menggunakan
perbandingan, fungsi,
persamaan, dan
identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. Sedangkan, kompetensi dasar
yang digunakan pada tes diagnostik yaitu melakukan manipulasi aljabar
dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri. Tes diagnostik terdiri dari dua
macam jenis soal, yaitu soal A dan Soal B. Dua jenis soal tersebut dimaksudkan agar subjek penelitian yang berada pada satu meja
mendapatkan jenis soal yang berbeda. Bentuk soal yang digunakan ialah uraian. Berikut ini kisi-kisi tes diagnostik:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Diagnostik
No. Indikator
Nomor Soal 1.
Memahami besaran yang menunjukkan ukuran bagi suatu sudut indikator I.
1a, 1b, 1c, dan 1d
2. Menentukan nilai perbandingan trigonometri sin,
cos, tan, cot, sec, dan cosec suatu sudut pada segitiga siku-siku indikator II.
2a 3.
Menentukan nilai perbandingan trigonometri sin, cos, tan, cot, sec, dan cosec dari sudut di semua
kuadran indikator III. 2b
4. Menentukan nilai perbandingan trigonometri sin,
cos, tan, cot, sec, dan cosec dari sudut khusus indikator IV.
3, 4a, dan 4b 5.
Membuktikan dan
menggunakan identitas
trigonometri sederhana dalam penyelesaikan soal indikator V.
5a dan 5b
4. Wawancara
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara berdasarkan data-data hasil observasi, kuesioner, dan tes
diagnostik. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menganalisis data tersebut. Kisi-kisi pertanyaan wawancara berkaitan
tentang kesulitan, faktor, dan usaha untuk mengatasi kesulitan mengerjakan soal trigonometri. Selain itu, pertanyaan wawancara juga
berkaitan tentang hasil observasi pembelajaran, kuesioner, dan tes diagnostik yang tujuannya menguatkan jawaban subjek penelitian
berkaitan tentang kesulitan, faktor, dan usaha untuk mengatasi kesulitan mengerjakan soal trigonometri.
5. Remediasi
Tes remedial digunakan untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan seberapa efektif upaya perbaikan yang
dilakukan peneliti. Pada tes diagnostik terdapat 11 soal sedangkan pada tes remedial terdapat 9 soal. Perubahan tersebut terdapat pada soal nomor
satu. Nomor satu pada tes diagnostik terdapat 4 soal yang terdiri dari 2 soal tentang mengubah ukuran sudut dari derajat ke radian dan 2 soal
tentang mengubah ukuran sudut dari radian ke derajat. Sedangkan, Nomor satu pada tes remedial terdapat 2 soal yang terdiri dari 1 soal
tentang mengubah ukuran sudut dari derajat ke radian dan 1 soal tentang mengubah ukuran sudut dari radian ke derajat. Standar kompetensi,
kompetansi dasar, bentuk soal, dan kisi-kisi tes remedial sama dengan tes diagnostik. Berikut ini perbedaan antara tes diagnostik dengan tes
remedial: Tabel 3.4 Perbedaan Kisi-kisi Tes Diagnostik dengan Tes Remedial
No. Indikator
Nomor Soal Tes
Diagnostik Nomor Soal
Tes Remedial
1. Memahami besaran yang menunjukkan
ukuran bagi suatu sudut indikator I. 1a, 1b, 1c, dan
1d 1a dan 1b
2. Menentukan nilai perbandingan trigonometri
sin, cos, tan, cot, sec, dan cosec suatu sudut pada segitiga siku-siku indikator II.
2a 2a
3. Menentukan nilai perbandingan trigonometri
sin, cos, tan, cot, sec, dan cosec dari sudut di semua kuadran indikator III.
2b 2b
4. Menentukan nilai perbandingan trigonometri
sin, cos, tan, cot, sec, dan cosec dari sudut khusus indikator IV.
3, 4a, dan 4b 3, 4a, dan 4b
No. Indikator
Nomor Soal Tes
Diagnostik Nomor Soal
Tes Remedial
5. Membuktikan dan menggunakan identitas
trigonometri sederhana dalam penyelesaikan soal indikator V.
5a dan 5b 5a dan 5b
G. Teknik Keabsahan Instrumen