2. Kelemahan media televisi • Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilahan
untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu sulit dilakukan. • Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data–data yang lengkap mengenai
suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televisi tidak akan bisa menandingi media pers.
• Biaya untuk mengiklankan di televisi terbilang mahal. • Kesalahan penyampaian pesan yang akan diberikan kepada konsumen,
sehingga terjadi ketidaktahuan konsumen atas informasi yang diberikan oleh pengiklan.
• Adanya kecenderungan pemirsa televisi yang mengganti salurannya pada saat iklan ditampilkan dan kebosanan akibat terlalu tinggi frekuensi pemunculan
iklan di televisi.
5. Elemen-Elemen Iklan
Agar suatu iklan memiliki daya tarik dan menjadi iklan yang baik, iklan perlu dirancang secara menyeluruh mengunakan elemen-elemen yang dikenal
dalam sebuah rumus AIDCA Kasali, 1995 dan Jafkins, 1997. Elemen-elemen itu antara lain meliputi:
1. Attention perhatian Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar,
ataupun pemirsa. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan moment dalam publiksi, atau dengan menampilkan keunikan atau bentuk iklan
itu sendiri. Beberapa penulis naskah iklan mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli seperti:
a. Menggunkan headline yang mengarahkan b. Menggunakan slogan yang mudah diingat
c. Menonjolkan atau menebalkan huruf-huruf tentang harga apabila harga merupakan unsur penting dalam mempengaruhi orang untuk membeli.
d. Menonjolkan selling point suatu produk, e. Menggunakan sub-sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa
paragraf pendek. f. Menggunakan huruf tebal bold untuk memenunjukan kata-kata yang
menjual. 2. Interest minat
Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut, persoalan yang dihadapi adalah bagaimana agar konsumen berminat dan ingin tahu lebih lanjut. Untuk
itu mereka dirangsang agar membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. Dengan demikian penggunaan kata-kata atau kalimat pembuka
sebaiknya dapat merangsang orang. Rasa tertarik mungkin dapat muncul dengan adegan-adegan dalam iklan yang menarik, dan hal ini pada
gilirangnnya akan semakin diperkuat oleh penampilan iklan yang orisinil. 3. Desire kebutuhankeinginan
Iklan harus berhasil menggerakan keinginan orang untuk memiliki atau menkmati produk. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki,
memakai, atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. Hal ini dapat terkait PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk melalui iklan tersebut.
4. Conviction Rasa percaya Iklan perlu memunculkan keyakinan bahwa produk tersebut memang layak
untuk dibeli dan akan memberikan kepuasan bagi konsumen yang menggunakannya. Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli,
sebuah iklan dapat ditunjang dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagi-bagikan percontohan gratis, dan menyondongkan
pandangan-pandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat terkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga, misalnya, hasil pengujian dari Depatemen
Perindustrian, Lembaga Swadaya Masyarakat dan laboratorium swasta terkemuka atau perguruan tinggi.
5. Action tindakan Upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli adalah agar sesegera mungkin
melakukan tindakan pembelian. Memilih kata yang tepat agar calon pembeli melakukan respon yang sesuai dengan yang diharapkan adalah pekerjaan yang
sangat sulit, serta harus diperkirakan dampak psikologis dari kata-kata perintah tersebut, seberapa jauh kata-kata tersebut berkenan dan tidak
menyinggung perasaan calon pembeli atau menimbulkan anti pati.
6. Produk Pasta Gigi Pepsodent