Perilaku Konsumen Konsumen 1. Pengertian Konsumen

a. Konsumen Perorangan Konsumen perorangan adalah individu yang membeli barang dan jasa untuk keperluan sendiri. Dalam konteks ini, berbagai produk dibeli untuk untuk pemakaiaan akhir oleh perorangan. b. Konsumen organisasi Konsumen organisasi yaitu semua yang membeli produk, peralatan dan jasa untuk menjalankan organisasinya baik mencari keuntungan maupun tidak. Konsumen organisasi meliputi perusahaan yang mencari laba maupun nirlaba, badan pemerintah lokal, negara bagian maupun nasional, lembaga misalnya sekolah, rumah sakit, dan penjara yang semuanya menggunakan produk barang dan jasa untuk keperluan organisasi mereka. Berdasarkan berbagai uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsumen merupakan semua orang, baik perorangan maupun organisasi yang membeli dan menggunakan produk barang maupun jasa untuk kepentingaan sendiri maupun kelompok.

2. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditujukan dalam mencari, membeli, menilai dan menentukan produk barang, jasa, dan gagasan Schifman dan kanuk, 2004. Engel dkk 1994 menambahkan, perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan konsumsi, dan menghabiskan produk barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului atau menyusuli tindakan ini. Dari berbagai uraiaan diatas, perilaku konsumen dapat diartikan sebagai tindakan atau perilaku yang dilakukan untuk secara langsung terlibat dalam penggunaan barang dan jasa. Pada penelitian ini akan memfokuskan pada perilaku konsumen perorangan yaitu perilaku individu yang membeli produk pasta gigi Pepsodent untuk kepentingan pribadi dan telah melakukan minimal lima kali pembelian secara berturut-turut pada merek produk yang sama. Dengan kata lain, konsumen sudah terlebih dahulu menggunakan produk pasta gigi Pepsodent dan masih terus menerus menggunakan produk tersebut secara konsisten minimal lima kali pembelian pada merek yang sama. D. Hubungan Iklan Produk Pasta Gigi Pepsodent di Televisi dengan Loyalitas Merek Produk Pasta Gigi Pepsodent pada Konsumen Salah satu faktor yang sangat penting dalam membangun loyalitas konsumen adalah faktor promosi melalui teknik periklanan. Periklanan menjadi sangat penting karena merupakan salah satu teknik promosi yang langsung dapat menyentuh persepsi publik dan mengkampanyekan pesan komersial kepada masyarakat, serta merupakan salah satu instrumen kegiatan promosi yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi respon konsumen Kasali, 1995 Ketika konsumen menjatuhkan pilihannya pada satu merek untuk menjadikannya bagian dari konsumsi, ada serangkaiaan proses pemenuhan informasi yang terjadi secara terus menerus tetap berlangsung dipikiran konsumen. Proses ini dimulai dari kondisi ketidaksadaran unawere yaitu saat konsumen sama sekali tidak mengetahui merek tersebut. Lalu berlanjut kekondisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sadar aware yaitu bila ada informasi yang menarik baginya, berlanjut ke minat pada taraf tertentu ditindaklanjuti dengan proses pencarian dan upaya. Bila informasi yang diterima dari proses mencoba ini sesuai dengan yang dibutuhkannya akan terjadi pengulangan pembelian, dan akhirnya konsumen mengadopsi Handoyo, 2004. Berdasarkan proses tersebut, periklanan menjadi sangat penting karena bertujuan memberikan informasi kepada konsumen akan keberadaan produk dan jasa. Lewat proses promosi, konsumen yang awalnya mungkin tidak tahu akan keberadaan suatu produk menjadi tahu dan terdorong untuk mencoba Kotler, 1994. Konsumen yang telah mencoba produk kemudian mendapat kepuasan atas kualitas produk yang dibelinya akan cenderung melakukan pembelian berulang. Adanya kualitas produk yang memuaskan dan diperkuat dengan periklanan yang intensif dapat menyebabkan loyalitas konsumen terhadap merek yang ditawarkan pun akan lebih mudah diperoleh Handoyo, 2004. Dengan sebuah iklan, konsumen dapat mempunya kesanimage terkait dengan informasi manfaat dan nilai suatu produk yang diwakili oleh merek. Periklanan juga akan bermanfaat dalam menciptakan struktur mental yang positif tentang perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dapat mengembangkan sikap positif para calon konsumen, menarik calon konsumen yang loyal dalam jangka waktu tertentu Kasali, 1995, serta menguatkan preferensi terhadap merek pada konsumen yang loyal terhadap merek tersebut Handoyo, 2004. Agar suatu iklan dapat direspon secara positif, iklan perlu dirancang secara menyeluruh. Untuk itu, perusahaan perlu memperhatikan elemen-elemen yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI meliputi AIDCA antara lain: perhatian Attention, minat Interest, rasa percaya Conviction, dan tindakan Action. Dengan kata lain, iklan harus dapat menarik perhatian sasarannya agar menimbulkan minat dan rasa ingin tahu lebih lanjut tentang produk yang ditawarkan, sehingga akan menggerakan keinginan untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Iklan juga harus dapat meyakinkan bahwa produk yang diiklankan merupakan produk yang bermutu dan bermanfaat agar konsumen tidak goyah lagi dan akan tetap percaya sehingga akan sesegera mungkin melakukan tindakan pembelian Handoyo, 2004. Citra-citra visual dari televisi terbukti mampu menciptakan dampak emosi yang kuat. Jika iklan pasta gigi Pepsodent di televisi tersebut ditanggapi secara positif karena mampu menarik perhatian, memunculkan minat, rasa percaya bahkan memunculkan emosi untuk segera melakukan pembelian, diharapkan produk dan iklan tersebut akan melekat dihati konsumen dan makin diingat. Bila iklannya makin diingat semestinya merek yang dikampanyekan pun lebih melekat dibenak konsumen. Sikap positif pada iklan inilah yang akan menarik calon konsumen yang loyal Kasali, 1995 serta menguatkan preferensi terhadap merek pada konsumen yang loyal terhadap merek tersebut Handoyo, 2004. Dengan kata lain iklan produk pasta gigi Pepsodent dapat saja berpengaruh pada loyalitas merek konsumen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Skema Hubungan Iklan Produk Pasta Gigi Pepsodent di Televisi dengan Loyalitas Merek Produk Pasta Gigi Pepsodent pada Konsumen Iklan • Attention perhatian • Interest minat • Desire kebutuhankeinginan • Conviction rasa percaya • Action tindakan Loyalitas merek • Pembelian berulang secara konsisten • Komitmen terhdap merek • Minat Konsumen yang loyal Positif terhadap iklan Negatif terhadap iklan Loyalitas merek tinggi Loyalitas merek rendah

E. Hipotesis