Sarana Pameran Tetap. Metode Pendekatan Estetik

Foto : Label Individu Gambar 11 Label Individu Museum Istana Balla lompoa Bantaeng Sumber: Penulis 2 Tata Warna Peranan tata warna sangat penting dalam pameran disamping mempengaruhi perasaan dan akan situasi ruangan juga member suatu yang lain yang bersifat kejiwaan. Tata warna merupakan pertimbangan artistik yang perlu diperhatikan dalam merancang tata pameran. Corak suatu warna akan memberi pengaruh besar terhadap tata pamer. Selain memiliki karakter yang unik, setiap warna juga memiliki nada, kepadatan, dan kejernihan yang memperluas kemungkinan aneka komposisi. Keserasian warna juga dibutuhkan dalam perancangan penyajian dalam suatu pameran di museum. Konsep tata warna yang digunakan dalam penataan pameran tetap pada Museum Istana Balla Lompoa adalah dengan menggunakan warna coklat untuk warna dinding ruang dan lantai ruang. Vitrin dengan bahan kayu dan kaca, akan menggunakan warna kayu coklat tua kehitaman untuk bagian kerangka dan warna bening untuk badan sisi muka, dan sisi kanan-kiri vitrin sedangkan sisi belakang vitrin akan menggunakan cermin . Alas vitrin tetap menggunakan warna yang dipancarkan oleh materi kaca. ARCA NISAN Merupakan nisan untuk makam prasejarah yang ditemukan didaerah sinowa, arca nisan ini termasuk dalam tipe arca Polinesia. Label, mempergunakan bahan dasar akrelit sebagai media alas label ditulis. Unsur akrelit yang memiliki warna bening akan bersifat nentral. Jenis huruf dan besaran huruf menggunakan jenis font yang sesuai. 3 Tata Cahaya Pencahayaan yang baik menjadikan segala sesuatunya menjadi berbeda bagi sebuah ruangan. Pengaturan cahaya tidak boleh mengganggu koleksi atau menyilaukan pengunjung. Tata Cahaya yang penulis tawarkan dalam tata pameran tetap di Museum Istana Balla Lompoa, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Penggunaan kedua jenis pencahayaan tersebut adalah untuk menerangi koleksi dan ruang pameran, serta menambah daya tarik atau keindahan pada sajian koleksi . Namun hal yang patut menjadi perhatian adalah dalam penggunaan tata cahaya tersebut harus mengutamakan faktor keamanan koleksi dan kenyamanan pengunjung. Pencahayaan alami yang masuk melalui jendela atau ventilasi diupayakan sinarnya ultra violet tidak langsung mengenai koleksi. Penggunaan kaca buram pada jendela atau ventilasi merupakan cara untuk mengurangi pengaruh radiasi cahaya matahari terhadap koleksi. Sedangkan untuk tata cahaya buatan, yaitu dengan menggunakan lampu pada ruang pameran dan vitrin. Lampu yang digunakan berupa lampu spot dan lampu neonTL.

4.4. Kegiatan Penunjang dan Konsep Pengembangan

. 4.4.1. Kegiatan Penunjang Salah satu upaya untuk mempercepat terintegrasinya Museum Istana Balla Lompoa Kabupaten Bantaeng dengan masyarakat setempat adalah penyelenggaraan kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung Museum Istana Balla Lompoa Kabupaten Bantaeng bertujuan untuk melengkapi kegiatan inti museum atau atraksi pameran. Dengan demikian, kegiatan pendukung ini akan menjadi kegiatan penarik yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pendukung harus sesuai dengan tema pameran dan semua detail dari atraksi pameran. Kegiatan pendukung Museum Istana Balla Lompoa KabupatenBantaeng meliputi kesenian tradisional, ma’raga, ganrang bulo , lomba masakan tradisional, dan lomba rekonstruksi tembikar. Dalam kondisi sekarang, kelima kegiatan pendukung di atas sebenarnya sudah ada dan biasa dipentaskan pada acara tertentu, di bawah pembinaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng. Jika kelima kegiatan penunjang di atas ingin digelar secara berkala dan bergantian oleh pengelola Museum Istana Balla Lompoa Kabupaten Bantaeng, maka diperlukan kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng. Jadwal tampil kelima kegiatan penunjang di atas dilakukan secara bergantian pada hari sabtu atau minggu. Adapun gambaran umum dari kelima kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Kesenian tradisional dapat berupa tarian daerah yang diiringi oleh alat musik yang merupakan ciri khas daerah Bantaeng.