Penataan Tematik Penyajian Koleksi A.

Ukuran vitrin yang penulis tawarkan untuk ruang pameran tetap adalah sebagai berikut: No Jenis Panjang Lebar Tinggi Jumlah 1 Vitrin ganda 1 m 0.75 m 1.30 m 2 2 Vitrin tunggal 1 m 0,75 m 1.30 m 5 3 Vitrin Dinding 2 m 1m 1,50 m 12 4 Vitrin duduk 1 m 1m 1 m 8 Tabel 2 Daftar ukuran dan jumlah vitrin yang ditawarkan Sumber Penulis

2. Panil

Panil merupakan sarana pokok pameran yang berfungsi untuk memberikan informasi dalam suatu pameran baik pameran tetap maupun pameran temporer. Panil biasanya terbuat dari kayu atau kaca grafir digunakan untuk menggantung atau menempelkan koleksi museum, terutama yang bersifat dua dimensi dan cukup dilihat dari arah depan. Pada Museum Istana Balla Lompoa, penulis menawarkan penggunaan panel untuk menyajikan informasi kesejarahan, foto, poster, dan peta. Foto 49: Panil Museum Sri Baduga Sumber: Dokumentasi Penulis, April 201

3. Pedestal

Pedestal atau alas koleksi, merupakan tempat meletakan koleksi museum berdimensi tiga yang dipamerkan di ruang pameran atau di dalam vitrin. Selain sebagai alas, pedestal juga memiliki fungsi estetis agar menarik untuk dilihat. Baik tidaknya penyajian koleksi museum tergantung pula pada alas koleksinya. Agar menarik, ukurannya harus disesuaikan dengan koleksi, begitu juga dengan komposisi warnanya, harus disesuaikan dengan warna ruang dan koleksi yang akan disajikan. Foto 50 : Pedestal Museum Sri Baduga Sumber : Dokumentasi Penulis

4. Sarana Penunjang Pameran

1 Label Label merupakan bentuk informasi verbal, yang isinya bisa singkat dan juga bisa panjang sesuai jenis labelnya. Label merupakan sarana komunikasi untuk memberikan informasi tentang koleksi museum yang dimiliki oleh museum kepada pengunjung museum. Teks label adalah seluruh bentuk informasi tertulis, atau grafis yang ada di museum yang berfungsi sebagai sarana untuk memberikan informasi pada koleksi yang dipamerkan. Membuat label perlu direncanakan secara benar dan baik mengenai isi dan tipografinya. Idealnya label ditulis secara sederhana dan jelas dengan menggunakan kaedah bahasa yang baik dan benar. Label museum dapat dibedakan menjadi: a Label judul, Biasanya hurufnya paling besar diantara huruf label yang digunakan dalam pameran, label ini harus memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan pengunjung memutuskan apakah mereka tertarik pada pokok masalah. Hal ini perlu untuk diketahui label judul dapat juga berupaya membangkitkan minat dan keingintahuan pengunjung berisi kurang dari 10 kata. Sering kali hanya 1-5 kata. Gambar 9 Label Judul Museum Istana Balla Lompoa Bantaeng Sumber: Penulis b Label pengantar, dimaksudkan untuk melayani pengunjung yang tertarik dengan keterangan yang lebih rinci tempatnya diletakkan di dekat permulaan suatu pameran. Isinya cukup panjang, berkisar 50-200 kata dibuat dalam huruf besar . Label ini menceritakan pokok masalah dan latar belakang apa yang dipamerkan serta mempersiapkan pengunjung untuk memahami informasi berikutnya. ARCA NISAN MAKAM PRASEJARAH