Metode Pendekatan Intelektual Metode pendekatan Romantik Evokatif

secara benar dan baik mengenai isi dan tipografinya. Idealnya label ditulis secara sederhana dan jelas dengan menggunakan kaedah bahasa yang baik dan benar. Label museum dapat dibedakan menjadi: a Label judul, Biasanya hurufnya paling besar diantara huruf label yang digunakan dalam pameran, label ini harus memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan pengunjung memutuskan apakah mereka tertarik pada pokok masalah. Hal ini perlu untuk diketahui label judul dapat juga berupaya membangkitkan minat dan keingintahuan pengunjung berisi kurang dari 10 kata. Sering kali hanya 1-5 kata. Gambar 9 Label Judul Museum Istana Balla Lompoa Bantaeng Sumber: Penulis b Label pengantar, dimaksudkan untuk melayani pengunjung yang tertarik dengan keterangan yang lebih rinci tempatnya diletakkan di dekat permulaan suatu pameran. Isinya cukup panjang, berkisar 50-200 kata dibuat dalam huruf besar . Label ini menceritakan pokok masalah dan latar belakang apa yang dipamerkan serta mempersiapkan pengunjung untuk memahami informasi berikutnya. ARCA NISAN MAKAM PRASEJARAH Gambar 10 Label Pengantar Museum Istana Balla Lompoa Bantaeng Sumber: Penulis c Label Kelompok . Panjangnya lebih dari 100 kata atau kurang. Isinya menerangkan kemiripan yang tampak jelas dalam koleksi kesamaan fungsi, bentuk atau sifat. Diharapkan dapat menyentuh perasaan pembaca akan cirri unik dari kelompok benda yang dipamerkan. d Label Individu, menginformasikan benda yang dipamerkan secara umum Anonim, 1997-1998. Prasejarah Bantaeng Masa prasejarah Bantaeng sekitar 4500 tahun yang lalu, dimulai dari kebudayaan batu diikuti logam Paleometalik. Selanjutnya kebuadayaan megalitik yang terus mentradisi menopang budaya penguasa lokal awal dibeberapa sebagaimana ditunjukkan bukti arkeologis. Beberapa prasejarawan menempatkan dua situs utama di Bantaeng yaitu situs Batu Ejaya dan Pangganre Tudea sebagai situs mesolitik, meskipun secara stratigrafis dua gua ini tetap memperlihatkan tradisi berlanjut hingga masa logam dan proto sejarah, tinggalan budaya materialnya adalah artefak berupa batu inti, tatal, mata panah, lancipan, serut dan gerabah. Tradisi Megalitik Bantaeng mempersentasikan bentuk-bentuk megalitik di Indonesia. Dari segi bendawi, bentuk-bentuk peninggalan megalitik seperti menhir, batu temu gelang, teras berundak, arca megalitik, altar batu, batu dakon dan lumpang batu. Beberapa situs megalitik seperti situs Onto, Gantarangkeke, Lembanggantarangkeke, sinowa dan situs kiling-kiling.