Penyimpulan Sistematika Penulisan PENDAHULUAN
Menentukan langkah-langkah ideal pengelolaan terhadap benda bersejarah yang ada di Pulau Penyengat dan sekitarnya. Tujuan penelitian tersebut adalah
mendiskripsikan dan menganalisis potensi benda bersejarah serta menghasilkan suatu konsep atau rancangan Museum Pulau Penyengat yang sesuai dengan
potensi tinggalan budaya, lingkungan fisik dan lingkungan sosial masyarakat setempat.
Penelitian ini mengambarkan dan menjelaskan kondisi faktual benda- benda bersejarah yang ada di Pulau Penyengat. Benda-benda bersejarah banyak
ditemukan dan tersebar di masyarakat sekitar. Namun kondisinya relatif tidak terawat dan cukup memprihatinkan sehingga terancam rusak dan punah. Adapun
potensi lokasi, gedung, koleksi, peralatan dan ketenagaan organisasi dinilai cukup mendukung dalam persyaratan pendirian sebuah museum. Untuk itu
diperlukan langkah pendirian museum sebagai wadah yang berfungsi untuk mengumpulkan, merawat, menyimpan, mengkomunikasikan dan memamerkan
benda-benda tersebut untuk tujuan studi, pendidikan dan kesenangan wisata. Tesis Faesal memberikan manfaat kepada penulis dalam penyusunan tesis
yaitu konsep yang ditawarkan adalah mendayagunakan bangunan lama yang fisiknya masih bagus dan menyimpan peristiwa penting di masa lalu untuk
diusulkan menjadi museum. Kedua adalah tesis yang be
rjudul “
Model Perencanaan Museum Teh Berbasis Ecomuseum Di Kawasan PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun
Gunung Mas Bogor”. Tesis ini ditulis oleh Ridwansyah Lubis pada Program
Magister Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung Tahun 2012.
Tesis ini mengangkat Kawasan Kebun Gunung Mas yang memiliki sumberdaya alam dan budaya. Namun sayang, pengelolaan terhadap sumberdaya
masih berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam sedangkan potensi budaya sumberdaya berupa tinggalan kolonial, perkebunan dan tradisi lokal masih belum
tersentuh dan dimanfaatkan. Tinggalan-tinggalan tersebut sebenarnya cukup mendukung perencanaan pendirian museum teh.
Model perencanaan pendirian museum teh di kawasan Kebun Gunung Mas menempatkan museum sebagai lembaga pelindung dan pelestari budaya
bendawi. Penyajian warisan bendawi bergerak diarahkan pada kegiatan penyajian pemeran tetap di dalam ruang
indoor exhibition.
Sementara pada sisi lainnya, penyajian warisan bukan bendawi diarahkan dengan kepada bentuk penyajian
akktivitas di luar ruang
outdorr exhibition
. Kegiatan mengunjungi museum teh merupakan bentuk aktivitas yang
mengarahkan kepada pengunjung untuk aktif memberikan apresiasi terhadap koleksi-koleksi yang disajikan dalam sebuah pameran tetap. Sedangkan kegiatan
eksibisi di luar ruang mengarahkan pengunjung untuk aktif menjalin komunikasi dan berpartisipasi dalam aktivitas budaya yang dilakukan oleh komunitas kebun,
seperti aktivitas pembuatan teh, aktivitas kerajinan, seni dan budaya. Pengembangan kegitan museum terbuka juga diarahkan pada bentuk kegiatan
perjalanan wisata “
trip
” untuk mengunjungi tinggalan budaya berupa pabrik, monumen, lanskap, perkebunan, makam kuno, tempat-tempat khusus dan
pemukiman pekebun yang terdapat di dalam kawasan. Kombinasi kegiatan- kegiatan ini merupakan model pengayaan materi ecomuseum.
Tesis Lubis memberikan manfaat kepada penulis mengenai bagaimana merancang museum. Konsep yang dihasilkan dari penelitian ini akan menjadi
acuan utama untuk pendirian Museum Balla Lompoa Kabupaten Bantaeng. Ketiga adalah tesis yang berjudul
“Perancangan Museum sejarah Kota
Kupang
”. Tesis ini ditulis oleh Oliviani Elizabeth Sofia Pello pada Program Magister Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
Bandung Tahun 2012. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa persyaratan perencanaan
pendirian sebuah museum yaitu tersedianya unsur-unsur museum berupa bangunan, koleksi, pengelola, dan pengunjung. Konsep ideal perencanaan
pendirian Museum Sejarah Kota Kupang yang ditawarkan disesuaikan dengan kaidah museologi yaitu pertama adalah bangunan yang layak untuk sebuah
museum harus memunuhi syarat umum dan syarat khusus. Kedua yang dapat menjadi koleksi museum harus mempunyai nilai sejarah, dapat diidentifikasi,
dapat dijadikan dokumen, dan dapat dijadikan monument. Ketiga, museum menyediakan sumber daya manusia yang berlatar belakang pendidikan
permuseuman sebagai pengelola museum. Keempat, tersedianya pengunjung untuk mengunjungi museum.
Konsep yang ditawarkan adalah perencanaan bangunan dan ruang penataan koleksi Museum Sejarah Kota Kupang termasuk mendasain denah ruang
pameran dan alur pengunjung. Kemudian penataan koleksi dibagi menjadi dua