Penentuan panjang gelombang dengan melarut DPPH dengan metanol tanpa ditambahakan dengan sampel kemudian dibuat tiga konsentrasi larutan
DPPH yang kemudian di scanning pada panjang gelombang 400-600 nm. Pengukuran serapan DPPH tanpa ditambahkan sampel bertujuan untuk mengukur
serapan DPPH saja tanpa adanya gangguan dari senyawa-senyawa yang terdapat di dalam sampel.
Tabel III. Hasil Scanning Panjang Gelombang Maksimum DPPH
Konsentrasi larutan DPPH
maksimum hasil scanning
maksimum teoritis
12,25 µgmL 515,0 nm
517,0 nm 26,25 µgmL
516,0 nm 40,25 µgmL
516,0 nm Dari hasil scanning ketiga konsentrasi ditetapka
n maksimum 516,0 nm. Hal ini dikarenakan dari scanning ketiga konsentrasi, panjang gelombang yang
sering muncul adalah pada panjang gelombang 516,0 nm. Panjang gelombang maksimum yang di dapat berbeda dengan panjang gelombang maksimum teoritis
yaitu 517,0 nm. Hal ini diperbolehkan sesuai ketentuan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV dimana batas pergeseran maksimum yang
diperbolehkan adalah 2 nm sehingga panjang gelombang yang diperoleh pada penelitian ini diperbolehkan untuk digunakan.
E. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan
Tujuan dilakukan validasi metode analisis adalah untuk memastikan atau menjamin bahwa metode yang digunakan dapat dipercaya berdasarkan parameter-
parameter yang sesuai dan benar. Parameter-parameter tersebut adalah akurasi, presisi, linieritas dan spesifitas.
Validasi analisis ini dilakukan dengan menggunakan tiga kali replikasi larutan pembanding rutin dan larutan uji fraksi etil asetat ekstrak metanol kulit
buah lemon sehingga didapatkan tiga persamaan regresi linier antara konsentrasi rutin dan larutan uji dengan IC.
Tabel IV. Hasil Pengukuran Absorbansi Seri Baku Rutin yang Direaksikan dengan Radikal DPPH
Replikasi C
µgmL Abs.
kontrol Abs.
larutan uji IC
Persamaan regresi linier
I 12,25
0,913 0,679
25,63 y = 1,838x + 7,271
r = 0,9858 19,25
0,492 46,11
26,25 0,385
57,83 33,25
0,273 70,10
40,25 0,201
77,98
II 12,25
0,919 0,621
32,43 y = 1,529x + 14,699
r = 0,9958 19,25
0,503 45,27
26,25 0,402
56,27 33,25
0,337 63,33
40,25 0,212
76,93
III 12,25
0,863 0,640
25,84 y = 1,770x + 5,895
r = 0,997 19,25
0,511 40,78
26,25 0,394
54,3 33,25
0,300 65,24
40,25 0,211
75,55 Dari tiga persamaan yang terdapat pada Tabel IV. kemudian dipilih 1
persamaan yang memiliki nilai r paling mendekati 1 atau -1, sehingga didapatkan untuk seri baku rutin digunakan persamaan regresi liniear dari replikasi 3,yaitu y
= 1,770x + 5,895 dengan r = 0,997.
Tabel V. Hasil Pengukuran Absorbansi Seri Fraksi Etil Asetat yang Direaksikan dengan Radikal DPPH
Replikasi C
µgmL Abs.
kontrol Abs.
larutan uji IC
Persamaan regresi linier
I 300
0,837 0,487
41,82 y = 0,075x + 19,96
r = 0,99510 350
0,447 46,60
400 0,412
50,78 450
0,389 53,53
500 0,359
57,11
II 300
0,809 0,498
38,44 y = 0,109x + 5,912
r = 0,9949 350
0,461 43,02
400 0,402
50,31 450
0,360 55,50
500 0,329
59,33
III 300
0,798 0,495
37,97 y = 0,102x + 7,7
r = 0,99512 350
0,445 44,24
400 0,421
47,24 450
0,367 54,01
500 0,331
58,52 Sedangkan untuk seri konsentrasi fraksi etil asetat ektrak metanol kulit
buah lemon pada tabel V. digunakan persamaan regresi linear dari replikasi 3, yaitu y = 0,10174x + 7,7 dengan r = 0,99512.
Gambar 8. Kurva Persamaan Regresi Linear Aktivitas Antioksidan Rutin
y = 1,770x + 5,895 R = 0,997
20 40
60 80
100
10 20
30 40
50
A kti
vi tas
A nti
oksi dan
konsentrasi µgmL
Kurva Persamaan Regresi Linear Aktivitas Antioksidan Rutin
Gambar 9. Kurva Persamaan Regresi Linear Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat
1. Linearitas