Ekstraksi Validasi Metode Antioksidan

G. Ekstraksi

Penyarian merupakan peristiwa perpindahan mzat aktif yang semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut Trevor, 1995. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI,1995.

H. Kromatografi Lapis TipisKLT

Kromatografi lapis tipis adalah cara pemisahan dengan adsorbsi pada lapisan tipis adsorben. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa organik, komplek senyawa organik alam maupun sintetik. Metode pemisahan dengan kromatografi lapis tipis memiliki keuntungan yaitu waktu lebih cepat dan diperoleh pemisahan yang lebih baik dibandingkan kromatografi kertas Sastrohamidjojo, 2007. Fase diam yang digunakan dalam KLT adalah bahan penjerap adsorben. Dua sifat penting yang harus diperhatikan untuk KLT adalah besar dan kecilnya partikel penjerap serta homogenitasnya, sebab daya lekat pada pendukung sangat ditentukan oleh kedua sifat tersebut. Partikel yang kasar tidak dapat memberikan pemisahan yang baik dan untuk memperbaikinya dapat digunakan partikel yang halus umumnya 1-25 µm. Beberapa macam penjerap yang digunakan alumunium, selulosa, sephadex, keiselguhr, celite, poliamid, dan kalsium fosfat Sastrohamidjojo, 2007. Fase gerak adalah suatu medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Pemilihan fase gerak untuk KLT tergantung pada polaritas pelarut tersebut. Efek elusi dapat naik dengan kenaikan kepolaran pelarut, sedangkan laju rambat tergantung kepada viskositas pelarut Sastrohamidjojo, 2007. KLT dapat digunakan untuk uji identifikasi. Parameter pada KLT yang digunakan untuk identifikasi adalah nilai Rf. Dua senyawa dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf yang sama jika diukur pada kondisi KLT yang sama Gandjar dan Rohman, 2010. Harga Rf dapat ditentukan sebagai berikut : Rf = Harga Rf ini adalah tetapan fisika yang dipengaruhi oleh bebrapa factor seperti tebal lapisan, kelembaban udara, fase gerak, bahan penjerap dan suhu Sastrohamidjojo, 2007.

I. Spektrofotometri Visibel

Instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut “spektrometer” atau spektrofotometer Sastrohamidjojo, 2007. Prinsip spektrofotometri adalah adanya interaksi dari energi radiasi elektromagnetik dengan zat kimia. Dari interaksi ini dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat-sifat interaksi tersebut Sudarmadji,1991. Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi : 1. Sumber tenaga radiasi yang stabil, 2. Sistem yang terdiri atas lensa-lensa, cermin, celah-celah, dan lain-lain, 3. Monokromator untuk mengubah radiasi menjadi komponen-komponen panjang gelombang tunggal, 4. Tempat cuplikan yang transparan, dan 5. Detektor radiasi yang dihubungkan dengan pencatat Sastrohamidjojo, 2007.

J. Validasi Metode

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004. Parameter-parameter validasi metode analisis yang diperlukan untuk menilai ketepatan metode analisis antara lain meliputi akurasi, presisi, linearitas, dan spesifitas. 1. Akurasi Akurasi metode analisis adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan. Kriteria kecermatan sangat bergantung kepada konsentrasi analit dalam matriks sampel dan pada keseksamaan metode RSD. Akurasi ditentukan dengan recovery Harmita, 2004. Tabel I. Rentang Accuracy yang Diperbolehkan Harmita, 2004 Analit pada matrik sampel Rata-rata yang diperboleh 100 98-102 10 98-102 1 97-103 0,1 95-105 0,01 90-107 0,001 90-107 0,000.1 1 ppm 80-110 0,000.01 100 ppb 80-110 0,000.001 10 ppb 60-115 0,000.000.1 1 ppb 40-120 2. Presisi Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen Harmita, 2004. Presisi dinyatakan dalam standar deviasi atau Coeffisien of variant, dan tabel berikut merupakan syarat presisi yang dapat diterima berdasarkan kadar analit. Tabel II. Rentang CV yang masih dapat Diterima Harmita, 2004 Analit pada matrik sampel CV 1 2,5 0,001 5 0,000.1 1 ppm 16 0,000.000.1 1 ppb 32 3. Linieritas Linieritas pada suatu metode analisis dari suatu prosedur analisis merupakan kemampuannya untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi jumlah analit di dalam sampel. Persyaratan data linieritas yang bisa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi r 0,999 Mulja dan Hanwar, 2003. 4. Spesifitas Spesifitas suatu metode adalah kemampuan yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Spesifitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa placebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi. Penyimpangan hasil merupakan selisih dari hasil uji keduanya Harmita, 2004.

K. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli (Cassia fistula L.).

0 2 114

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol buah anggur Bali (Vitis vinifera L.).

0 0 11

Uji daya antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus sinensis (L.) Osbeck).

0 3 96

Uji aktivitas penangkapan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk purut ( Citrus hystrix DC.).

1 8 100

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 difenil 2 pikrilhidrazil dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol buah anggur Bali

0 2 9

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba seledri (Apium graveolens L.) - USD Repository

0 0 106

Uji aktivitas penangkapan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk purut ( Citrus hystrix DC.) - USD Repository

0 1 98

UJI DAYA ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2- PIKRILHIDRAZIL DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

0 0 94

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol kulit buah jeruk lemon (Citrus x limon (L.) Burm. f.) - USD Repository

0 1 94