27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi
Determinasi perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menggunakan buah jeruk lemon. Buah lemon yang digunakan memiliki
ciri-ciri bentuk oval dengan tonjolan puting pada ujung buahnya, kulitnya berwarna kuning dengan kelenjar minyak. Daging buahnya berwarna kuning
pucat, dan memiliki biji berbentuk elips. Hal ini berarti bahan yang digunakan memang benar kulit yang berasal dari buah jeruk lemon karena sesuai dengan ciri-
ciri buah lemon yang disebutkan Morton 1987 dengan nama spesies Citrus limon.
B. Hasil Preparasi Sampel
1. Hasil ekstrak sampel
Ekstraksi bertujuan untuk menarik kandungan kimia yang diinginkan dari sampel menggunakan pelarut yang sesuai dimana komponen yang
diinginkan dapat larut di dalamnya. Dasar dari ekstraksi adalah perpindahan massa aktif yang semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari
sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut Trevor, 1995. Semakin banyak permukaan simplisia yang bersentuhan dengan penyari maka
proses ekstraksi bertambah baik Harborne,1987.
Pembuatan ekstrak kulit buah lemon diawali dengan melakukan sortasi basah. Sortasi basah ini bertujuan untuk menghilangakn pengotor
seperti debu dan tanah dari kulit buah jeruk lemon. Setelah itu kulit buah lemon di angin-anginkan untuk menghilangkan air sisa pencucian yang
terdapat pada kulit buah lemon. Sebelum di blender, kulit buah lemon di oven terlebih dahulu selama 3 hari pada suhu pengeringan yanitu 50˚C untuk
memudahkan dalam pemblenderan. Kulit buah lemon di blender bertujuan untuk memperkecil ukuran kulit buah lemon sehingga luas permukaan akan
semakin besar. Semakin besar luas permukaan maka kesempatan sampel untuk bersentuhan dengan cairan penyari akan semakin besar sehingga proses
penyarian akan lebih efektif. Penyari yang digunakan dalam ekstraksi ini adalah metanol. Metanol
merupakan pelarut yang biasa digunakan untuk melarutkan senyawa organik. Pemilihan metanol dibandingkan dengan etanol yaitu karena metanol memiliki
kepolaran yang lebih besar daripada etanol metanol= 6.6 dan etanol= 5.2 sehingga lebih mudah berinteraksi dengan senyawa fenolik yang cenderung
polar. Selain itu viskositas metanol lebih kecil dibandingkan dengan etanol, sehingga metanol dapat berdifusi menembus sel-sel dibandingkan etanol.
Meode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Dibandingkan dengan metode ekstraksi yang lain, maserasi memiliki cara kerja yang
sederhana dan tidak menggunakan pemanasan seperti perkolasi dan soxhletasi, karena flavonoid mudah rusak dengan adanya pemanasan. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk kulit buah lemon selama 3 hari ke dalam cairan
penyari, yaitu metanol dan menggunakan bantuan alat pengadukan yaitu shaker. Pengadukan sendiri bertujuan untuk meningkatkan kontak antara
cairan penyari dengan sampel sehingga penyarian lebih efektif. Selain itu, pengadukan juga diperlukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar
sampel sehingga tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam dan di luar sel Baraja, 2008.
Setelah maserasi berlangsung selama 3 hari, dilakukan penyaringan dan remaserasi menggunakan penyari metanol selama 2 hari. Remaserasi ini
bertujuan untuk memaksimalkan proses penyarian senyawa-senyawa yang tidak tersari akibat penyari yang sudah jenuh sebelumnya. Selama proses
maserasi labu ditutup dengan alumunium foil untuk meminalisir rusaknya fenolik akibat terpapar sinar matahari dan UV. Hasil dari maserasi dan
remaserasi di saring dengan kertas saring dengan corong Buchner dan pompa vacuum. Setelah itu sari metanol diuapkan dengan vaccum rotary evaporator
pada suhu 50˚C dan tekanan rendah hingga diperoleh sari pekat metanol. Sari pekat kemudian di uapkan dengan oven hingga terbentuk ekstrak kental.
Bobot ekstrak metanol yang didapat adalah 52,74 g dan rendeman yang di dapat adalah 35,16 lampiran 2.
2. Hasil fraksinasi ekstrak metanol kulit lemon