G. Model Pembelajaran
a Belajar Sambil Bermain
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang  digunakan  sebagai  pedoman  dalam  merencanakan  proses
pembelajaran.  Model  pembelajaran  menggunakan  permainan  adalah salah  satu  cara  tekhnik  dalam  proses  pembelajaran  yang  sangat
efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Permainan merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan, dengan
bermain  diharapkan  dapat  membuat  suasana  lingkungan  belajar menjadi  lebih  hidup,  menyenangkan,  segar  dan  santai,  selain  itu
belajar  sambil  bermain  juga  dapat  mengaktifkan  peserta  didik.  Ada pendapat  dari  seorang  penemu  bahwa  ketika  anak  bermain,  mereka
akan  mempelajari  segala  sesuatu  yang  terjadi  di  lingkungan sekitarnya,  belajar  sambil  bermain  memberikan  kesempatan  kepada
peserta  didik  untuk  memperluas  dan  mendapatkan  bermacam-macam konsep  serta  pengertian  yang  tidak  terhitung  banyaknya.  Sebagai
sarana  dalam  pembelajaran,  permainan  memiliki  beberapa  kelebihan, yaitu  permainan  merupakan  sesuatu  yang  dapat  dikatakan
menyenangkan  untuk  dilakukan,  yaitu  sesuatu  yang  menghibur  dan menarik bagi pemainnya. Sardiman, 1986.
Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, diharapkan mampu  menimbulkan  motivasi  peserta  didik  dalam  melaksanakan
pembelajaran  sehingga  peserta  didik  tertarik  untuk  memahami  dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempelajari  materi  yang  diberikan  dengan  lebih  menyenangkan  dan tidak membosankan.
b Variasi media belajar sambil bermain
Variasi media belajar sambil bermain dalam proses pembelajaran dapat  dilihat  dari  perubahan-perubahan  atau  perbedaan-perbedaan
yang  sengaja  diciptakan  dibuat  untuk  memberikan  kesan  dalam proses pembelajaran yang unik berbeda kepada peserta didik.
Variasi  merupakan  suatu  kreativitas  yang  dibuat  untuk memperlihatkan  pengajaran  yang  tidak  monoton  pada  pengajaran
yang  bertipe  ceramah.  Adapun  variasi  mengajar  merupakan  salah satu keanekaragaman dalam menyajikan materi yang diberikan pada
kegiatan  belajar  mengajar  di  kelas.  Hal  ini  perlu  dilakukan  agar peserta  didik  serta  guru  tidak  merasa  mengalami  kejenuhan  dalam
proses  pembelajaran.  Untuk  mengatasi  kejenuhan  dalam  proses pembelajaran  maka  dari  itu  perlu  diciptakan  situasi  dan  kondisi
belajar mengajar yang bervariasi. Adapun dimensi variasi dalam mengajar yaitu sebagai berikut :
a Variasi suara dan sikap guru
Suara  seorang  guru  memiliki  peranan  penting  dalam menciptakan  kualitas  variasi  dalam  mengajar.  Karena  itu,
intonasi,  nada,  volume  dan  kecepatan  suara  seorang  guru perlu diatur dengan baik.
Sikap  seorang  guru  juga  sangat  berperan  penting  dalam menciptakan variasi dalam pembelajaran. Sikap baik seorang
guru  yaitu  dapat  membawa  suasana  yang  menyenangkan, namun
tetap berwibawa,
serta tidak
kaku dalam
melaksanakan proses belajar.
b Variasi media dan bahan ajaran
Penggunaan media
dalam pembelajaran
akan menghindari  kejenuhan  peserta  didik  terhadap  pengajaran
yang  dilakukan  gurunya  atau  terhadap  materi  yang disampaikan seorang guru. Melalui penggunaan media, objek
perhatian  peserta  didik  lebih  menarik  dibandingkan  dengan hanya  mendengarkan  guru  berceramah.  Bahkan  melalui
media  memungkinkan  tingginya  konsentrasi  dan  perhatian peserta didik terhadap pelajaran akan lebih baik.
Ada  3  komponen  yang  terdapat  didalam  variasi  media yaitu :
1 Media pandang visual
2 Media dengar audio
3 Media taktik
c Variasi Interaksi
Variasi yang sering digunakan guru ada 2 hal yaitu : 1
Peserta  didik  belajar  atau  melakukan  aktivitas  lainya dalam  ruang  lingkup  pembelajaran  secara  bebas  tanpa
campur tangan dari guru. 2
Peserta  didik  hanya  mendengarkan  secara  pasif, sedangkan guru berbicara secara aktif sehingga seluruh
proses belajar mengajar didominasi oleh guru. Namun  diantara  2  jenis  variasi  tersebut,  jenis  variasi
pertamalah  yang  akan  menghasilkan  pembelajaran  yang lebih  baik.  Sekalipun  yang  ideal  adalah  guru  dan  peserta
didik memiliki peranan yang proporsional. Dalam kata lain, guru  tidak  mendominasi  kelas,  dan  peserta  didik  juga
memiliki  kebebasan  tanpa  berarti  tidak  ada  kendali  guru. Maka  dalam  konteks  tersebut  guru  hendaklah  berdiri
ditengah-tengah.
H. Media Pembelajaran