Berpikir Kritis DASAR TEORI

4. guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti bahasa, matematika, musik dan lain-lain.

D. Strategi Elaborasi

Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak berlangsung efektif dan efisien. Maka dari itu dalam dunia pendidikan terdapat strategi pembelajaran yang berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa Wena, 2009. Gambar 2.1 Bangan Hubungan StrategiMetode dengan KompetesiHasil Belajar, MateriBahan dan Interaksi Salah satu strategi pembelajaran yang membantu dalam menata dan mengorganisasikan isi pembelajaran yaitu strategi eraborasi. Strategi elaborasi dikategorikan sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro. Teori elaborasi mendeskripsikan cara-cara pengorganisasian isi pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Pengurutan isi pembelajaran dari yang bersifat umum kerinci dilakukan dengan; 1. menampilkan epitome studi yang dipelajari; 2. mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Secara umum prinsip-prinsip yang mendasari model elaborasi adalah sebagai berikut Degeng, 1989 dalam Wena, 2009; 1. prinsip pertama adalah penyajian kerangka isi. Dalam teori elaborasi, penyajian kerangka isi ditempatkan pada fase yang paling awal dari keseluruhan proses pembelajaran; 2. prinsip kedua berkaitan dengan tahapan dalam melakukan elaborasi isi pembelajaran. Elaborasi tahap pertama akan mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam elaborasi tahap pertama dan begitu seterusnya; 3. prinsip ketiga berkaitan dengan penekanan bahwa bagian yang terpentinglah yang harus disajikan pertama kali. Guna menentukan penting atau tidaknya suatu bagian ditentukan oleh sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi bidang studi; 4. prinsip keempat berkaitan dengan tingkat kedalaman dan keluasan elaborasi. Setiap elaborasi hendaknya dilakukan cukup singkat agar konstruk fakta, konsep, prinsip, atau prosedur dapat diterima dengan baik oleh siswa. Namun demikian, elaborasi juga perlu dilakukan dengan cukup panjang agar tingkat kedalaman dan keluasan elaborasi memadai; 5. prinsip kelima berhubungan dengan penyajian pensintesis. Penyajian pensintesis dilakukan secara bertahap, yaitu setelah setiap kali melakukan elaborasi, secara khusus dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan diantara konstruk-konstruk yang lebih rinci yang baru diajarkan, dan untuk menunjukkan konteks elaborasi dalam epitome; 6. prinsip keenam berhubungan dengan penyajian jenis pensintesis. Pensintesis yang fungsinya sebagai pengait satuan-satuan konsep, prosedur, atau prinsip hendaknya disesuaikan dengan tipe isi bidang studi; 7. prinsip ketujuh, pemberian rangkuman. Rangkuman yang dimaksudkan untuk mengadakan tinjauan ulang mengenai isi bidang studi yang sudah dipelajari, dan hendaknya diberikan sebelum penyajian pensintesis.

E. Metode PQ4R

Metode PQ4R merupakan rangkaian inovasi dari pendekatan konstruktivisme dalam belajar. Siswa diminta untuk mengeksplorasi kemampuannya membuat struktur berpikir sebelum membaca dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang menjadi acuan bagi siswa untuk menggali informasi yang dibutuhkan dari teks bacaan. Kemudian siswa secara mandiri membaca teks sambil mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuatnya Novriansyah, 2009. Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P merupakan singkatan dari preview membaca selintas dengan cepat, Q merupakan singkatan dari questioning bertanya, 4R singkatan dari read, reflecty, recite, dan review. Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut dengan apa yang diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bila disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, kemungkinan sekali akan memperkaya pengkodean Trianto, 2009. Preview adalah mensurvei materi pelajaran secara cepat untuk mendapatkan suatu ide tentang pengorganisasian umum dan topik-topik dan sub topik utama. Question adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang dipelajari pada saat membaca. Pertanyaan-pertanyaan yang diawali dengan kata “apa, siapa, mengapa, bagaimana, dan dimana.” Read adalah membaca materi sambil menjawab pertanyaan yang diajukan. Reflect adalah refleksi materi, mencoba memahami informasi dengan cara; 1. menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah diketahui; 2. mengaitkan sub topik-sub topik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama; 3. mencoba untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan; 4. mencoba untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah- masalah yang disimulasikan dari materi tersebut. Recite adalah latihan mengingat-ingat informasi dengan menyatakan butir-butir penting dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan. Review adalah menginggat kembali secara aktif materi dengan memusatkan

Dokumen yang terkait

Penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, question, Read, Reflect, Review) dalam meningkatkan hasil belajar siswa :penelitian tindkan kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan

2 36 231

Kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam diskusi kelompok pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

0 3 166

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

0 0 319

Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Sleman Yogyakarta pada materi ``Sistem Pencernaan Manusia`` melalui metode PQ4R.

2 2 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan pada materi sistem peredaran darah manusia.

0 1 241

Kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam diskusi kelompok pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

0 1 164

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan pada materi sistem peredaran darah manusia

0 4 239

PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 JAWAI KABUPATEN SAMBAS SKRIPSI

0 0 27