Tabel 3.7 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II sesudah divalidasi INDIKATOR
BUTIR SOAL JUMLAH
SOAL SIKLUS I
Sesudah Dilakukan Validasi Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah. Memahami konsep perkalian
1 1
Perkalian  sampai  dengan  tiga angka
3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16 12
Soal cerita tentang perkalian 20, 21, 23, 24, 26, 28, 29
7 SIKLUS II
Sesudah Dilakukan Validasi Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah. Pembagian tanpa sisa
4, 5, 6, 7, 8 6
Pembagian dengan sisa 10, 11
2 Soal  cerita  tentang  pembagian
tanpa sisa 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 27
9 Soal  cerita  tentang  pembagian
dengan sisa 20, 22, 25, 26
4
Tabel diatas menunjukkan kisi-kisi soal hasil belajar siklus I dan siklus II setelah  dilakukan  validasi.  Peneliti  akan  mangajukan  soal  tersebut  kepada  kelas
IV.  Pedoman  penskorannya  yaitu  jika  menjawab  benar  mendapat  skor  1  untuk setiap butir soal dan jika menjawab salah akan mendapat skor 0  untuk setiap butir
soal. Hasil dari validasi diambil 20 soal yang valid. Dari soal siklus I dan Siklus II yang  sudah  divalidasi,  peneliti  mendapatkan  jumlah  soal  validasi  untuk  siklus  I
adalah  21  dan  untuk  soal  valid  siklus  II  adalah  20,  untuk  soal  siklus  I  peneliti hanya mengambil 20 butir soal yang valid.
3.7 Tabel Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3.8 Instrumen pengumpulan data No
Variabel dan Indikator Instrumen
1. Kedisiplinan
Lembar Observasi 2.
Hasil Belajar Soal Evaluasi
3.8 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran IK
3.8.1 Validitas Arifin  2011:  245-246  menyatakan  bahwa  validitas  adalah  suatu  derajat
ketepatan  instrumen  alat  ukur.    Maksudnya  adalah  instrumen  yang  digunakan benar-benar  tepat  untuk  mengukur  apa  yang  akan  diukur.  Menurut  Sugiyono,
2007:  203  instrumen  yang  valid  berarti  alat  ukur  yang  digunakan  mendapatkan data mengukur itu valid. Valid yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk  mengukur  apa  yang  seharusnya  diukur.  Validitas  diperlukan  untuk penentuan  alat  ukur  yang  tepat  dalam  melaksanakan  penelitian.  Penelitian  yang
diukur  adalah  sikap  kedisiplinan  pada  siswa  dan  validitas  yang  dipakai  adalah validitas non tes. Penelitian ini akan menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas
isi, validitas muka, dan validitas empiris. 1. Validitas Isi
Widoyoko  2012:  143  menyatakan  validitas  isi  dilakukan  dengan membandingkan antara isi instrumen dengan kompetensi yang dikembangkan dan
materi  pelajaran  yang  telah  dipelajari.  Untuk  menyususn  instrumen  tes  yang mempunyai  validasi  isi,  maka  instrumen  harus  disusun  berdasarkan  materi
pelajaran  yang telah dipelajari siswa atau kompetensi  yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Validitas Muka Arifin  2011:  246  validitas  muka  adalah  jika  suatu  tes  secara  sepintas
telah  dianggap  baik  untuk  mengungkap  fenomena  yang  akan  diukur,  maka  tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut  sudah  dikatakan  memenuhi  syarat  validitas  permukaan,  sehingga  tidak perlu lagi adanya
judgement
yang mendalam.
3. Validitas Empiris Arifin 2011: 246 menyatakan validitas ini biasanya menggunakan teknik
statistik,  yaitu  analisis  kolerasi.  Hal  ini  disebabkan  validitas  empiris  mencari hubungan  antara  skor  tes  dan  suatu  kriteria  tertentu  yang  merupakan  suatu  tolok
ukur di luar tes yang bersangkutan.
3.8.1.1 Validitas Variabel Kedisiplinan Peneliti  membuat  instrumen  kedisiplinan  mengenai  pembelajaran  yang
berupa  kisi-kisi  kuesioner  kedisiplinan  beserta  kuesionernya.  Validasi  instrumen kedisiplinan belajar dilakukan dengan
expert judgment
atau berkonsultasi dengan dosen  yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan  psikologi  supaya  instrumen
kedisiplinan  belajar  benar-benar  sesuai  dengan  indikator  kedisiplinan.  Peneliti melakukan  kesepakatan  kelompok  studi  menargetkan  rata-rata  yang  didapat  dari
setiap  komponen  lebih  dari  atau  sama  dengan  2,5  supaya  tidak  dilakukan  revisi, kemudian apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi.
Penelitian ini menggunakan instrumen kedisiplinan berupa kuesioner yang telah  divalidasi  oleh  seorang  validator  yaitu  dari  dosen  ahli  yang  memiliki
pendidikan  psikologi  sebelumnya.  Berikut  ini  adalah  tabel  3.9  hasil  validasi kedisiplinan yang telah divalidasi oleh validator.
Tabel 3.9 Hasil validasi kedisiplinan oleh validator No
Komponen Penilaian Nilai
1 Kesesuaian indikator dari para ahli dengan sub indikator
3 2
Ketepatan sub indikator yang sesuai dengan aktifitas siswa 3
3 Sub indikator dapat dilakukan siswa berdasarkan perkembangan
sikapnya 3
4 Pertanyaan kuesioner dapat dipahami oleh siswa
3 5
Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar 3
Rata-rata 3
Kuesioner  kedisiplinan  belajar  divalidasi  oleh  dosen  ahli.  Tabel  diatas merupakan  hasil  validasi  kedisiplinan  belajar.  Penilaian  dilakukan  berdasarkan
perhitungan  skor  penilaan  setiap  komponen  yang  diberikan  oleh  validator  atau dosen  ahli.  Peneliti  bersama  dengan  kelompok  studi  menentukan  target  atau
patokan skor yaitu 2,5. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang  dari  2,5  maka  perlu  dilakukan  revisi,  namun  jika  hasil  rata-rata  yang
diperoleh lebih dari atau sama dengan 2,5 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dari  tabel  di  atas  rata-rata  yang  diperoleh  peneliti  sudah  melebihi  target
2,5  yang  sudah  ditentukan  sebagai  tolak  ukur.  Setelah  peneliti  selesai  menguji kuesioner  kedisiplinan,  maka  penliti  dapat  menggunakannya  untk  mengetahui
kedisiplinan belajar siswa.
3.8.1.2 Validitas Perangkat Pembelajaran Peneliti  membuat  perangkat  pembelajaran  meliputi,  silabus,  Rencana
Pelaksanaan  Pembelajaran  RPP,  Lembar  Kerja  Siswa  LKS  dan  soal  evaluasi. Peneliti bersama menentukan kriteria penilaian perangkat pembelajaran yaitu 1 =
kurang  baik,  2  =  cukup  baik,  3  =  baik  dan  4  =  sangat  baik.  Peneliti  bersama dengan  kesepakatan  kelompok  studi  juga  menentukan  bahwa  skor  2,5  sebagai
target atau patokan untuk tidak revisi atau sudah bisa langsung digunakan. Peneliti menargetkan rata-rata yang didapat  yaitu lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya
tidak dilakukan revisi dan apabila skor dibawah 2,5 maka dilakukan revisi. Desain perangkat  pembelajaran  divalidasi  oleh  3  validator  yaitu  1  validator  dari  dosen
ahli,  2  validator  dari  guru  ahli  dalam  bidang  matematika.  Berikut  adalah  tabel 3.10 hasil dari beberapa validator:
1. Validitas Silabus
Tabel 3.10 Hasil Validasi Silabus No
Komponen Hasil validasi ahli
Rata- rata
Validator 1 Validator 2
Validator 3 1
Kesesuaian antara SK, KD dan indikator
4 4
3 3,6
2 Kelengkapan unsur-unsur
silabus 4
4 3
3,6 3
Rincian kegiatan belajar 3
4 3
3,3 4
Ketepatan pemilihan KD dengan materi
3 4
4 3,6
5 Kesesuaian sikap yang di
tuntut dengan kesesuaian perkembangan siswa pada saat
itu 3
3 3
3
6 Kesesuaian perilaku yang
diharapakan berdasarkan indikator
3 3
4 3,3
7 Penggunaan Bahasa Indonesia
dan tata tulis baku 2
4 3
3 8
Tingkat sumber belajar yang digunakan
3 3
3 3
9 Ketepatan memilih media
3 4
3 3,6
10 Kesesuaian teknik penilaian
dengan indikator 3
3 3
3 Jumlah
31 35
32 33
Rata-rata 3,1
3,5 3,2
3,3
Peneliti  bersama  dengan  kesepakatan  kelompok  studi  menentukan  rata- rata  yang  didapat  dari  setiap  komponen  lebih  dari  atau  sama  dengan  2,5  supaya
tidak  dilakukan  revisi,  dan  apabila  rata-rata  dibawah  2,5  maka  dilakukan  revisi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penghitungan  rata-rata  validasi  silabus,  diperoleh  rata-rata  keseluruhan  yaitu  3,3 sehingga silabus tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.
2. Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Tabel 3.11 Hasil Validasi RPP No
Komponen Hasil validasi ahli
Rata- rata
Validator 1 Validator 2
Validator 3 1
Kelengkapan unsur-unsur RPP 4
4 3
3,6 2
Kesesuaian SK dan KD 4
4 3
3,6 3
Kesesuaian indikator dengan KD
3 3
3 3
4 Kesesuaian tujuan dengan
indikator 3
3 3
3 5
Kesesuaian materi dengan SK dan KD
3 4
3 3,3
6 Kesuaian rumusan kegiatan
belajar dengan pendekatan yang digunakan
3 3
3 3
7 Penilaian yang digunakan
mencerminkan indikator yang digunakan
3 3
4 3,3
8 Tingkat kecukupan sumber
belajar yang digunakan 3
3 3
3 9
Ketepatan dalam memilih media
3 4
3 3,3
10 Kesesuaian Lembar Kerja
Siswa dengan kegiatan pembelajaran
3 4
3 3,3
11 Kelengkapan instrumen
penilaian 3
3 3
3 12
Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis baku
2 4
3 3
Jumlah 37
42 37
38,4 Rata-rata
3,7 3,5
3,08 3,2
Peneliti  bersama  dengan  kesepakatan  kelompok  studi  menentukan  rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak
dilakukan  revisi,  dan  apabila  rata-rata  di  bawah  2,5  maka  dilakukan  revisi. Penghitungan  rata-rata  validasi  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  atau  RPP,
diperoleh  rata-rata  keseluruhan  yaitu  3,2  sehingga  RPP  tidak  perlu  direvisi  dan sudah bisa langsung digunakan.
3. Validitas Lembar Kerja Siswa
Tabel 3. 12 Hasil Validasi LKS No
Komponen Hasil validasi ahli
Rata- rata
Validator 1 Validator 2
Validator 3 1
Kelengkapan unsur-unsur LKS
3 3
3 3
2 Petunjuk LKS sederhana dan
mudah dipahami 4
4 4
4 3
Keruntutan kegiatan pembelajaran pada LKS
4 3
3 3,3
4 Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan indikator
3 4
4 3,6
5 Kesesuaian soal dengan
indikator 3
4 4
3,6 6
Keindahan tampilan LKS 4
4 3
3,6 Jumlah
21 22
21 21,1
Rata-rata 3,5
3,6 3,5
3,5
Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata- rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya
tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi. Penghitungan  rata-rata  validasi  lembar  kerja  siswa  atau  LKS,  diperoleh  rata-
rata keseluruhan yaitu 3,5 sehingga LKS yang telah disusun tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.
4. Validitas Soal Hasil Belajar
Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Hasil Belajar No
Komponen Hasil validasi ahli
Rata-rata Validator 1
Validator 2 Validator 3
1 Kesesuaian KD dengan soal
3 3
3 3
2 Kesesuaian indikator dengan
kisi-kisi 3
4 4
3,6 3
Kesesuaian kisi-kisi dengan soal 3
4 3
3,3 4
Kesesuaian soal dengan pendekatan yang digunakan
3 3
3 3
5 Penggunaan Bahasa Indonesia
3 3
3 3
Jumlah 15
17 16
15,9 Rata-rata
3 3,4
3,2 3,2
Dari kelima komponen yang dinilai oleh validator telah diperoleh rata-rata 3,2  sehingga  soal  hasil  belajar  tidak  perlu  direvisi  dan  sudah  bisa  langsung
digunakan untuk diujikan kepada siswa kelas V karena sudah pernah mempelajari materi perkalian dan pembagian.
5. Validitas Empiris Soal Hasil Belajar Siklus I dan siklus II
Validitas  instrumen  soal  hasil  belajar  diujikan  kepada  siswa  yang  sudah pernah  mendapatkan  materi  tentang  perkalian  dan  pembagian.  Peneliti
mengujikan  instrumen  soal  hasil  belajar  kepada  30  siswa  kelas  V  A  SD  Negeri Jetis Bantul. Setelah memperoleh nilai dari soal hasil belajar, selanjutnya peneliti
menghitung  r  hitung  pada  setiap  item  soal  menggunakan  point  biserial.  Rumus validasitas dengan soal pilihan ganda yang digunakan oleh peneliti, menggunakan
korelasi biserial di setiap item soal Surapranata, 2009: 61 :
r
bis
= x √
Keterangan : r
bis
: Koefisien korelasi biserial M
p
: rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar Mt
: rerata skor total SD
: Standar deviasi skor total p
:  proporsi  peserta  tes  yang  jawabannya  benar  pada  soal  tingkat kesukaran
q : 1 - p
Setelah  mendapatkan  r  hitung  yang  dilakukan  selanjutnya  adalah membandingkan  r  hitung  dengan  r  tabel.  Jumlah  responden  30  siswa  adalah  r
tabel dengan taraf signifikan 5 adalah 0,361. Item dikatakan valid jika r hitung lebih  besar  atau  sama  dengan  r  tabel.  Peneliti  menggunakan  SPSS  16.0  untuk
menghitung  korelasi  point  biserial.  Berikut  adalah  tabel  3.14  hasil  perhitungan validitas untuk soal hasil belajar siklus I.
Tabel 3.14 hasil perhitungan validitas soal hasil belajar siklus I.
No. Item r hitung
r tabel Keterangan
Item 1 0,575
0,361 Valid
Item 2 0,361
Tidak Valid Item 3
0,464 0,361
Valid Item 4
0,575 0,361
Valid Item 5
0,521 0,361
Valid Item 6
0,453 0,361
Valid Item 7
0,271 0,361
Tidak Valid Item 8
0,562 0,361
Valid Item 9
0,620 0,361
Valid Item 10
0,399 0,361
Valid Item 11
0,575 0,361
Valid Item 12
0,726 0,361
Valid Item 13
0,580 0,361
Valid Item 14
0,724 0,361
Valid Item 15
0,656 0,361
Valid Item 16
0,562 0,361
Valid Item 17
0,209 0,361
Tidak Valid Item 18
0,253 0,361
Tidak Valid Item 19
0,331 0,361
Tidak Valid Item 20
0,505 0,361
Valid Item 21
0,642 0,361
Valid Item 22
0,205 0,361
Tidak Valid Item 23
0,622 0,361
Valid Item 24
0,513 0,361
Valid Item 25
0,058 0,361
Tidak Valid Item 26
0,526 0,361
Valid Item 27
0,178 0,361
Tidak Valid Item 28
0,496 0,361
Valid Item 29
0,375 0,361
Valid Item 30
0,179 0,361
Tidak Valid
Berdasarkan  hasil  perhitungan  validitas  pada  tabel  diatas,  dari  30  soal terdapat 21 butir soal yang valid, yaitu item nomer 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 20, 21, 23, 24, 26, 28, dan 29. Peneliti akan menghilangkan satu butir soal yang valid yaitu nomer 12, karena peneliti hanya akan menggunakan 20
butir soal yang digunakan untuk soal hasil belajar pada siklus I. Tingkat kevalidan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilambangkan  dengan  asterisk  .  Nilai  korelasi  untuk  jumlah  asterisk  satu menunjukkan taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua
asterisk  menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01. Tabel 3.15  dibawah ini adalah hasil validitas soal hasil belajar di siklus II.
Tabel 3.15 hasil perhitungan validitas soal hasil belajar siklus II.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  validitas  pada  tabel  diatas,  dari  30  soal terdapat 20 butir soal yang valid, yaitu item nomer 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16,
17,  18,  19,  20,  21,  22,  23,  24,  25,  26,  dan  27.  Tingkat  kevalidan  dilambangkan dengan  asterisk  .  Nilai  korelasi  untuk  jumlah  asterisk  satu    menunjukkan
taraf  signifikasi  pada  level  0,05  sedangkan  nilai  korelasi  untuk  dua  asterisk menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01.
No.Item r hitung
r tabel Keterangan
Item  1 0,361
Tidak Valid Item 2
0,361 Tidak Valid
Item 3 0,361
Tidak Valid Item 4
0,411 0,361
Valid Item 5
0,452 0,361
Valid Item 6
0,582 0,361
Valid Item 7
0,491 0,361
Valid Item 8
0,534 0,361
Valid Item 9
0,340 0,361
Tidak Valid Item 10
0,494 0,361
Valid Item 11
0,538 0,361
Valid Item 12
0,010 0,361
Tidak Valid Item 13
-0,046 0,361
Tidak Valid Item 14
0,361 Tidak Valid
Item 15 0,621
0,361 Valid
Item 16 0,582
0,361 Valid
Item 17 0,781
0,361 Valid
Item 18 0,427
0,361 Valid
Item 19 0,604
0,361 Valid
Item 20 0,471
0,361 Valid
Item 21 0,568
0,361 Valid
Item 22 0,464
0,361 Valid
Item 23 0,547
0,361 Valid
Item 24 0,711
0,361 Valid
Item 25 0,584
0,361 Valid
Item 26 0,852
0,361 Valid
Item 27 0,669
0,361 Valid
Item 28 0,304
0,361 Tidak Valid
Item 29 0,234
0,361 Tidak Valid
Item 30 0,357
0,361 Tidak Valid
3.8.2 Reliabilitas Rasyid    Mansur  2007:  146  mengatakan  bahwa  sifat  reliabel
keterandalan  dari  sebuah  alat  ukur  berkenaan  dengan  kemampuan  alat  ukur tersebut  memberikan  hasil  yang  konsisten  dan  stabil.  Berikut  adalah  tabel  3.16
kriteria realiabilitas :
Tabel 3.16 Kriteria Reliabilitas
Di  penelitian  ini  peneliti  melakukan  uji  reliabilitas  dengan  menggunakan metode  belah  dua  karena  untuk  mengukur  konsistensi  instrumen  yang  akan
diberikan  oleh  siswa.  Sukardi  2012:  130  menyatakan  bahwa  realiabilitas  belah dua  termasuk  reliabilitas  yang  mengukur  konsistensi  internal.  Maksud  dari
konsistensi internal salah satunya ialah tipe reliabilitas yang berdasarkan keajekan dalam  tes.  Berikut  adalah  rumus  reliabilitas  dengan  menggunakan  metode  belah
dua
split-half metode
:
Keterangan : r
1212
: korelasi antara dua belah instrumen r
ll
: indeks reliabilitas instrumen
Nilai Keterangan
r
ll
0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r
ll
0,40 Rendah
0,40  ≤ r
ll
0,70 Sedang
0,70  ≤ r
ll
0,90 Tinggi
0,90  ≤ r
ll
1,oo Sangat tinggi
Soal-soal  yang  sudah  dilakukan  uji  empiris  dan  dihitung  validitas oleh  peneliti  akan  dilihat  butir  soal  yang  valid.  Kemudian  peneliti  akan
menghitung  reliabilitas  dari  soal  siklus  I  dan  siklus  II.  Peneliti  menggunakan program  SPSS  16.0  untuk  melakukan  perhitugan  reliabilitas.  Hasil  perhitungan
reliabilitas  akan  dibandingkan  dengan  kriteria  reliabilitas  untuk  mengetahui tingkat reliabilitas soal siklis  I dan soal siklus  II. Berikut adalah hasil reliabilitas
dari siklus I:
Tabel 3.17 Reliabilitas siklus I
Dari  tabel  diatas  menunjukkan  reliabilitas  dari  21  soal  yang  valid  pada soal  hasil  belajar  siklus  I  yaitu  0,875.  Perbandingan  dari  perhitungan  reliabilitas
dengan klasifikasi reliabilitas, soal siklus I yang sudah disusun oleh peneliti dapat dinyatakan  tingkat  reliabilitasnya  adalah  kategori  tinggi.  Berikut  adalah
reliabilitas soal hasil belajar siklus II:
Tabel 3.18 Reliabilitas siklus II Cronbachs
Alpha Cronbachs
Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.875 .895
21
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based on
Standardized Items
N of Items .897
.896 20
Dari tabel diatas menunjukkan reliabilitas dari 20 soal yang valid pada hasil belajar siklus II yaitu 0,897. Perbandingan dari perhitungan reliabilitas
dengan klasifikasi reliabilitas, soal siklus II yang sudah disusun oleh peneliti dapat dinyatakan tingkat reliabilitas adalah kategori tinggi.
3.8.3 Indeks Kesukaran Soal IK Soal  yang  baik  di  samping  memenuhi  validitas  dan  reliabilitas,  perlu
adanya  keseimbangan  dari  tingkat  kesulitan  soal  tersebut.  Keseimbangan  yang dimaksud  adalah  adanya  soal  yang  termasuk  mudah,  sedang,  dan  sukar  secara
proposional Sudjana, 2009: 137. Berikut adalah rumus indeks kesukaran:
I =
Keterangan: I
: Indeks kesukaran untuk setiap soal B
: Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N
: Banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit  soal  terebut.  Sebaliknya  semakin  besar  indeks  yang  diperoleh,  makin
mudah soal tersebut. Menurut Sudjana 2009: 137 kriteria indeks kesukaran itu adalah sebagai berikut :
Tabel 3.19 Kriteria indeks kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori
0 - 0,30 soal kategori sukar
– 0,70 soal kategori sedang
– 1,00 soal kategori mudah
Berikut adalah hasil perhitungan indeks kesukaran terhadap soal siklus I yang telah diuji coba.
Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus I No
B N
I Tingkat
Kesulitan 1
29 30
0,97 Mudah
2 30
30 1
Mudah 3
25 30
0,83 Mudah
4 29
30 0,97
Mudah 5
27 30
0,90 Mudah
6 24
30 0,80
Mudah 7
28 30
0,93 Mudah
8 22
30 0,73
Mudah 9
25 30
0,83 Mudah
10 27
30 0,90
Mudah 11
29 30
0,97 Mudah
12 24
30 0,80
Mudah 13
24 30
0,80 Mudah
14 23
30 0,77
Mudah 15
27 30
0,90 Mudah
16 22
30 0,73
Mudah 17
29 30
0,97 Mudah
18 27
30 0,90
Mudah 19
29 30
0,97 Mudah
20 26
30 0,87
Mudah 21
27 30
0,90 Mudah
22 26
30 0,87
Mudah 23
28 30
0,93 Mudah
24 12
30 0,40
Sedang 25
27 30
0,90 Mudah
26 15
30 0,50
Sedang 27
21 30
0,70 Sedang
28 22
30 0,73
Mudah 29
27 30
0,90 Mudah
30 24
30 0,80
Mudah
Berdasarkan  data  yang  sudah  diujikan,  terdapat  dua  kategori  kesukaran pada soal hasil belajar siklus I yaitu sedang dan mudah. Soal kategori mudah
terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 29, dan 30, sedangkan soal kategori sedang terdapat dalam
nomer 24, 26, dan 27. Berikut adalah indeks kesukaran soal hasil belajar siklus II.
Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan data yang sudah diujikan, terdapat dua kategori kesukaran pada soal hasil belajar siklus II yaitu mudah dan sedang. Soal kategori mudah
terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,
No B
N I
Tingkat Kesulitan
1 30
30 1
Mudah 2
30 30
1 Mudah
3 30
30 1
Mudah 4
28 30
0,93 Mudah
5 29
30 0,97
Mudah 6
26 30
0,87 Mudah
7 24
30 0,80
Mudah 8
29 30
0,97 Mudah
9 27
30 0,90
Mudah 10
26 30
0,87 Mudah
11 26
30 0,87
Mudah 12
25 30
0,83 Mudah
13 29
30 0,97
Mudah 14
30 30
1 Mudah
15 30
30 1
Mudah 16
26 30
0,87 Mudah
17 21
30 0,70
Sedang 18
23 30
0,77 Mudah
19 26
30 0,87
Mudah 20
28 30
0,93 Mudah
21 23
30 0,77
Mudah 22
27 30
0,90 Mudah
23 24
30 0,80
Mudah 24
27 30
0,90 Mudah
25 24
30 0,80
Mudah 26
20 30
0,67 Sedang
27 26
30 0,87
Mudah 28
23 30
0,77 Mudah
29 23
30 0,77
Mudah 30
23 30
0,77 Mudah
21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, dan 30, sedangkan soal kategori sedang terdapat pada nomer 17 dan 26.
3.9 Teknik Analisis Data