individu menjadi mudah kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba.
Aspek-aspek motorik yang terjadi merupakan gambaran dari rancangan kognitif dan somatik yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha yang dilakukan individu untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam sehingga
menganggu individu untuk berfungsi secara efektif. Contoh dari aspek ini adalah ketika mahasiswa mempresentasikan tugas di
depan kelas, karena merasa cemas maka mahasiswa menggerak- gerakkan tangan sambil menjelaskan materi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Berbicara di
Depan Umum
Durand dan Barlow 2006 berpendapat bahwa kecemasan tidak memiliki penyebab yang berdimensi tunggal yang sederhana tetapi
berasal dari banyak sumber antara lain: a.
Kontribusi Biologis Kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-
wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat seseorang rentan mengalami kecemasan.
b. Kontribusi Psikologis
Perasaan ketidakmampuan mengontrol yang berkembang dari pengalaman-pengalaman awal maka seseorang akan
sangat rentan terhadap kecemasan di kehidupan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kontribusi Sosial
Peristiwa yang menimbulkan stress memicu kerentanan kita terhadap kecemasan. Tekanan sosial dapat menimbulkan
stress yang cukup kuat sehingga memicu terjadinya kecemasan.
Menurut Rogers 2004, pola pikir yang keliru sangat berpengaruh terhadap kecemasan berbicara di depan umum.
Seseorang yang hendak berbicara di depan umum berpikir bahwa dirinya sedang “diadili”, merasa bahwa penampilan, gerak-gerik, dan
ucapannya sedang menjadi perhatian banyak orang. Menurut Elliot dan Chong 2004, perbedaan jenis kelamin
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum dimana wanita memiliki tingkat kecemasan
berbicara yang lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut Sunaryo 2004, laki-laki mempunyai mental yang kuat terhadap sesuatu hal
yang dianggap mengancam dirinya dibandingkan perempuan sehingga dengan mental yang kuat itu dapat membuat laki-laki merasa percaya
diri untuk berbicara di depan umum. Perempuan mengalami kecemasan akan ketidakmampuannya
dalam segala hal khususnya dalam berbicara di depan umum dibandingkan dengan laki-laki karena laki-laki lebih aktif, eksploratif,
sedangkan perempuan lebih sensitif. Perempuan lebih peka terhadap emosinya dan peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perempuan
lebih mementingkan perasaan apa yang dirasakan ketika ia tidak berhasil melakukan hal yang memang bukan kemampuannya Stuart
Laraia, 2006. Burgoon dan Ruffner, Geist Astrid, 2010, meyebutkan faktor
yang menyebabkan kecemasan berbicara di depan umum yaitu: a.
Pengalaman Individu Kurangnya pengalaman atau adanya pengalaman yang
tidak menyenangkan yang dirasakaan individu. Hal ini mengakibatkan individu cenderung mempunyai pikiran dan
perasaan yang negatif terhadap dirinya dan kemudian menghindari untuk berbicara di depan umum. Individu
menyakini bahwa kejadian yang buruk akan terjadi meskipun pada kenyataannya tidak semua pikirannya akan menjadi
kenyataan. b.
Citra diri individu Keyakinan atau kepercayaan diri seseorang sangat
berpengaruh terhadap kecemasannya berbicara di depan umum. Ketidakyakinan yang muncul dalam bentuk rasa takut
atau cemas menandakan adanya ketegangan yang sangat besar dalam dirinya. Ketegangan inilah yang menyebabkan
tersumbatnya memori
atau terganggunya
kemampuan mengingat, keringat dingin dan jantung berdebar.
c. Perspektif negatif
Individu merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu hal sehingga menimbulkan perasaan cemas dalam
dirinya. Individu mempersepsikan situasi disekitarnya tidak mendukungnya. Dengan situasi tersebut, individu menilai
dirinya tidak mampu.
4. Ciri-ciri Kecemasan Berbicara Di Depan Umum