dilakukan oleh Murphy dalam Puspasari 2012 menunjukkan bahwa kualitaas team member exchange berhubungan dengan
interractional justice. Interactional justice mengacu pada persepsi
akan keadilan, komunikasi interpersonal, dan perlakuan yang diterima dari orang lain dalam organisasi Bias dan Moag dalam
Puspasari, 2012.
C. Dinamika Hubungan antara TMX dengan Kinerja
Relasi merupakan salah satu bentuk untuk meningkatkan kerja yang baik dalam organisasi. Adanya sebuah relasi yang positif, karyawan akan
merasa bahwa perusahaan tempatnya bekerja sebagai tempat bekerja yang menyenangkan. Proses tersebut akan memotivasi karyawan untuk bisa
menyelesaikan tugasnya secara maksimal. Seorang karyawan yang mempunyai persepsi positif terhadap rekan atau anggota yang lain dalam
perusahaan maka ia akan memaksimalkan dirinya bekerja secara penuh dalam perusahaan tersebut.
Relasi dapat terjalin melalui interaksi. Interaksi merupakan suatu hubungan timbak balik antara satu orang dengan yang lainnya Pollack,
2009. Alge, Wiethoff dan Klein dalam Pollack, 2009 menguji bagaimana pengalaman berinteraksi di dalam tim mempengaruhi kualitas
TMX. Mereka menemukan bahwa anggota tim yang memiliki pengalaman
berinteraksi dengan anggota lain dalam tim mempunyai kualitas TMX yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki pengalaman dalam
berinteraksi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi dalam sebuah tim sangat penting untuk peningkatan kinerja karyawan sebagai
seorang individu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wech dalam Puspasari, 2012
menunjukkan bahwa tim dengan kualitas TMX yang tinggi akan mempermudah anggotanya untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga
kepuasaan kerja anggota dalam tim dapat meningkat. Tingkat TMX yang tinggi pada tim dicirikan oleh anggota yang bersedia untuk memberikan
saran dan feedback umpan balik mengenai cara kerja yang lebih baik, komunikasi yang lebih efektif, dan strategi bertukar peran saat dibutuhkan.
Tingkat kualitas TMX yang tinggi dapat dilihat melalui dukungan dan arahan yang berikan kepada anggota lain dalam tim. Melalui interaksi
tersebut, secara tidak langsung karyawan tersebut menjalin interaksi dengan anggota lain atau rekan kerja dalam tim. TMX adalah persepsi
anggota tim sebagai individu terhadap hubungan timbal balik dengan anggota lain yang meliputi pertukaran ide, gagasan, umpan balik dan
bantuan yang ada di dalam tim secara keseluruhan. Suatu perusahaan terdapat berbagai macam tim yang terdiri dari
berbagai macam karyawan beserta dengan latar belakang dan kemampuannya masing masing. Setiap karyawan diharuskan untuk bekerja
sama satu dengan yang lain. Mereka saling bertukar ide, gagasan, dan informasi antar sesama anggota. Ketika ada pertukaran informasi dan ide
antar masing-masing karyawan, maka akan membuat sebuah solusi agar
permasalahan dapat terpecahkan dan keputusan yang dibuat dapat mewakili pendapat dari semua karyawan, sehingga setiap karyawan akan
merasakan keadilan dalam hal persamaan persepsi dan tujuan dalam perusahaan.
Karyawan yang termotivasi oleh rekan kerja atau anggota dalam satu tim akan merasakan suatu kenyamanan berada dalam perusahaan tempat ia
bekerja. Karyawan tersebut akan berusaha meningkatkan kinerjanya yang akan berdampak pada kemajuan perusahaan atau organisasi tempat ia
bekerja. Sebaliknya, jika karyawan tidak termotivasi oleh rekan kerjanya maka tidak akan merasa nyawan dan berdampak pada menurunnya kinerja
karyawan tersebut. Kinerja adalah tindakan atau perilaku karyawan yang melakukan pekerjaanya relevan dengan tujuan organisasi dan dapat diukur
secara individu. Sebuah tim dengan tingkat TMX yang tinggi akan mempermudah
anggota tim di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tim dengan tingkat TMX
yang tinggi akan mendorong anggotanya untuk meningkatkan kinerjanya. Dampak dari meningkatnya kinerja karyawan dapat dilihat
dengan semakin meningkatnya kualitas dari barang maupun jasa yang dihasilkan, semakin banyak jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, dan
semakin efisien penggunaan biaya selama produksi barang maupun dalam memberikan jasa.
D. Skema Penelitian