17
diri dari dogmatisme, melainkan sebagai kemampuan kognitif memanipulasi alam secara teknis.
1.6.3.2 Teori Hegemoni
Antonio Gramsci menciptakan suatu teori untuk menganalisis
kekuasaan.Teori ini disebut teori hegemoni.Teori ini lahir sesudah teori fundamental dari Karl Max.Di dalam teori hegemoni dan dominasi ini Gramsci
menjabarkan mengenai kekuasaan yang bertendensi menjadi sesuatu yang disebutnya sebagai hegemoni.
Menurut Hendarto via Patria-Arief 2003:125 ada tiga syarat suatu keadaan disebut hegemoni. Pertama, orang menyesuaikan diri mungkin karena
takut akan konsekuens-konsekuensi bila ia tidak menyesuaikannya. Dalam keadaan ini konformitas ditempuh melalui penekanan dan sanksi-sanksi yang
menakutkan.Kedua, orang menyesuaikan diri mungkin karena terbiasa mengikuti tujuan-tujuan dengan cara-cara tertentu.Konformitas dalam hal ini merupakan
partisipasi uang tidak terefleksikan dalam hal bentuk aktivitas yang tetap, sebab orang yang menganut pola-pola tingkah laku tertentu dan jarang dimungkinkan
untuk menolak.Ketiga, konformitas yang muncul dari tingkah laku memiliki hubungan dengan unsur tertentu dalam masyarakat.
Supremasi sebuah kelompok mewujudkan diri dalam dua cara, sebagai “dominasi” dan sebagai „kepemimpinan‟ intelektual dan moral. Dan di satu pihak,
sebuah kelompok sosial mendominasi kelompok-kelompok oposisi untuk menghancurkan mereka, bahkan mungkin menggunakan kekuatan bersenjata. Di
18
lain pihak, kelompok sosial memimpin kelompok-kelompok kerabat dan sekutu mereka. Kelompok sosial tersebut kemudian menjadi dominan ketika kelompok
socsal ini mempraktekkan kekuasaan, tapi bahkan bila pihak penguasa telah memegang kekuasaan penuh di tangannya,pihak penguasa masih harus terus
“memimpin” juga Gramsci via Patria- Arief 2003: 117-118. Secara literal hegemoni berarti “kepemimpinan”.Lebih sering kata itu
digunakan oleh para komentator politik untuk menunjuk kepada pengertian dominasi.Akan tetapi, bagi Gramsci, konsep hegemoni berarti sesuatu yang lebih
kompleks.Gramsci menggunakan konsep itu untuk meneliti bentuk – bentuk
politis, kultural dan ideologis tertentu, yang lewatnya, dalam suatu masyarakat yang ada, suatu kelas fundamental dapat membangun kepemimpinannya sebagai
sesuatu yang berbeda dari bentuk-bentuk dominasi yang bersifat memaksa Faruk 2005:63.
Ada tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni total integral, hegemoni yang merosot decandent, dan hegemoni yang
minimum. Hegemoni integral ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati totalitas. Masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang
kokoh.Ini tampak dalam hubungan organis antara pemerintah dan yang diperintah. Hegemoni yang merosot decandent adalah suatu keadaan ketika sistem yang ada
telah memenuhi kebutuhan atau sasarannya Suatu kelompok massa tidak selaras dengan pemikiran yang dominan dari subjek hegemoni. Hegemoni minimum
adalah kesatuan ideologis antara elit ekonomis, politis, dan intelektual yang
19
berlangsung bersamaan dengan keengganan terhadap setiap campur tangan massa dalam hidup bernegara.
Menurut Gramsci, kriteria metodologis yang menjadi dasar studinya teori hegemoni didasarkan pada asumsi, bahwa supremasi suatu kelompok sosial
menyatakan dirinya dalam dua cara, yaitu sebagai “dominasi” dan sebagai “kepemimpinan moral dan intelektual”. Suatu kelompok sosial mendominasi
kelompok – kelompok anatagonistik yang cenderung “dihancurkan” , atau bahkan
ia taklukkan dengan kekuatan tentara. Atau, kelompok tersebut memimpin kelompok yang sama dan beraliansi dengannya Faruk 2005: 68.
Dalam sistem kekuasaan menurut Gramsci, suatu rezim akan memakai dua jalan untuk memperoleh kekuasaan. Yang pertama adalah penguasaan kesadaran
melalui jalan pemaksaan dan kekerasan coercive. Kedua adalah melalui penguasaan lewat jalan hegemoni, yaitu kepatuhan dan kesadaran elemen
masyarakat Sutrisno-Putranto, 2013:30. Untuk menganalisis hegemoni, Gramsci menggunakan dua corak
intelektual guna mengukur tingkat hegemoni dalam sebuah kekuasaan. Yang pertama adalah intelektual tradisional, yaitu intelektual yang tunduk dan patuh
terhadap kepentingan rezim kekuasaan. Intelektual yang demikian intelektual tradisional sebenarnya secara faktual adalah musuh masyarakat karena dengan
posisi dan integrasinya bekerja sama dengan rezim serta memanipulasi sistem sosial dan politik yang menindas. Yang kedua adalah intelektual organik, yaitu
para intelektual kaum filsuf yang bergabung dengan masyarakat untuk menjalankan tugasnya yaitu membangkitkan kesadaran masyarakat yang
20
dimanipulasi oleh kekuatan yang hegemonik dengan memberikan pendidikan cultural dan politik dalam keseharian Sutrisno-Putranto, 2013:31.
Secara lebih rinci, Faruk 2005:65 menjelaskan bahwa teori hegemoni Gramsci digunakan untuk meneliti bentuk-bentuk politis, kultural, dan idelogis
tertentu dalam kelashegemonik yang diyakini bertindak bagi kemaslahatan masyarakat
secara keseluruhan.
Konsep hegemoni
dengan demikian
mengimplikasikan bahwa aplikasinya melibatkan konstelasi kekuatan sosial politik yang luas yang disebutnya dengan blok historis, yaitu hubungan
resiprokal antara wilayah aktivitas politik, kultural, religi maupun dengan wilayah ekonomi.
Untuk lebih memformulasikan secara lebih mendalam, Teori hegemoni Gramsci meliputi empat bidang yaitu:
a. Hegemoni Politik
b. Hegemoni Budaya
c. Hegemoni Agama
d. Hegemoni Ekonomi
Hegemoni budaya berfungsi sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang tidak dapat menyesuaikan diri, masyarakat yang percaya bahwa mereka
superior di hadapan manusia lainnya karena sudah mengingat fakta- fakta dan data-data dan yang dengan cepat menyebutkannya dalam setiap kesempatan yang
dengan demikian mengubah meraka menjadi suatu perintang anatara diri mereka
21
sendiri dengan orang lain Faruk 2005: 65. Hegemoni agama berfungsi untuk menciptakan common sense terhadap suatu golongan tertentu. Common sense
meliputi sistem-sistem kepercayaan menyeluruh, tahayul,tahayul, dan opini-opini Faruk 2005: 70-71.
Hegemoni ekonomi dijadikan alat negara untuk memperoleh legitimasi negara di mata masyarakat.Bagi Gramsci elemen ekonomi digunakan untuk
mempengaruhi aktifitas negara dan aktifitas sipil Patria-Arif 2005: 136. Hegemoni politik merujuk pada pengertian bahwa masyarakat sipil yang
menentukan jalannya suatu negara melalui tangan suatu kelompok yang mendominasi dengan seperangkat aturan hukum.Hukum dan aturan politik
digunakan untuk menjalankan suatu roda pemerintahan Patria- Arif 2005: 133.
1.7 Metode Penelitian