11
Tionghoa sejak zaman dahulu. Penguasa pada zaman dulu menggunakan kaum Tionghoa sebagai pihak yang dikorbankan untuk melanggengkan kekuasaan yang
telah dimiliki oleh pihak penguasa. Putri Cina merupakan gabungan antara tragedi dengan peristiwa sejarah Jawa. Hal inilah yang menarik penulis untuk
mengangkat novel Putri Cina dengan dominasi dan hegemoni kerajaan Demak terhadap kaum Tionghoa.
1.6 Landasan Teori
Untuk dapat memahami hegemoni kerajaan Demak dan Majapahit terhadap kaum Cina dalam novel Putri Cina penulis menggunakan teori alur,
sosiologi sastra dan konsep hegemoni.
1.6.1 Teori Alur
Alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau
menyebabkan peristiwa yang lain Stanton dalam Nurgiyantoro 2010:113. Sudjiman 1988:30 menambahkan bahwa alur merupakan peristiwa-
peristiwa yang diurutkan untuk membangun tulang punggung cerita.Peristiwa- peristiwa tidak hanya meliputi yang bersifat fisik seperti cakapanlakuan, tetapi
termasuk perubahan sikap tokoh yang mengubah jalan nasib. Semua peristiwa yang terjadi dalam sebuah teks sastra tidak selalu
dimasukkan dalam tahapan alur, hanya peristiwa-peristiwa yang potensial yang
12
dapat menjalankan sebuah alur cerita saja.Peristiwa-peristiwa ini juga disebut dengan peristiwa penting.Peristiwa penting adalah kejadian-kejadian yang
mempengaruhi gerak sebuah alur cerita.Dalam sebuah teks sastra, peristiwa penting ini berkembang dengan sifat yang saling terkait sehingga menciptakan
sebuah alur cerita. Untuk menganalisis sebuah alur cerita, yang harus dirunut dan dianalisis hanya kejadian-kejadian yang termasuk dalam peristiwa penting saja
Singgalingging: 2009: 14. Menurut Nurgiyantoro 2010:149, tahapan alur dapat dibagi menjadi lima
tahapan yaitu, 1 tahap situation atau tahap penyituasian, 2 tahap generating circumstances atau tahap pemunculan konflik, 3 tahap rising action atau tahap
peningkatan konflik, 4 tahap climax atau tahap klimaks, dan 5 tahap denouement atau tahap penyelesaian.
Tahap penyituasian adalah tahapan yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembuka cerita,
pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya Nurgiyantoro, 2010: 149.
Tahap pemunculan konflik adalah tahap ketika konflik berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Tahap peningkatan
konflik merupakan tahapan ketika konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya.
Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan Nurgiyantoro, 2010:149.
13
Tahap klimaks merupakan tahapan ketika konflik yang terjadi mencapai titik intensitas puncak.Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memilki lebih dari
satu klimaks, namun tetap ada satu klimaks utama.Tahap penyelesaian adalah tahapan konflik yang telah memasuki babak penyelesaian atau ketegangan
dikendorkan. Dalam tahap ini, konflik-konflik yang lain atau konflik-konflik tambahan jika ada diberi jalan keluar atau ceritanya diakhiri Nurgiyantoro,
2010:150.
1.6.2 Sosiologi Sastra