27
2.1.1 Tahap situation tahap penyituasian
Pada tahap awal, cerita diawali dengan flash back kilas balik mengenai nasib kehidupan Putri Cina yang sengsara. Kilas balik ini diawali dengan
keheranan Putri Cina terhadap kaumnya orang cina yang selalu mencari kekayaan saja tanpa memikirkan nasib mereka di kemudian hari. Dia merasa
heran mengapa orang Cina tidak mengingat ajaran leluhur mereka seperti yang tergambar dalam kutipan berikut ini:
1 “Di hadapan Tao, segala usaha manusia takkan berarti apa-apa. Apapun
usahamu, kau harus menerima, bahwa akhirnya gunung-gunung akan tetap hijau dan sungai-sungai akan selalu mengalir seperti adanya. Dan
tidaklah Chuang Tzu berkata,”Jika saat berpulang telah tiba, aku hanya membutuhkan beberapa lembar daun pisang saja.” Untuk apakah
semuanya,bila akhirnya manusia cukup dibaringkan di atas daun ketika ia untuk selamanya tert
idur?” Sindhunata, 2006: 13 .
Selanjutnya, dipaparkan bahwa Putri Cina tidak berasal dari Cina. Dia mempunyai leluhur Jawa. Menurut dongeng Kim Liyong, Putri Cina ada sebelum
Jaka Prabangkara anak raja Majapahit Prabu Brawijaya V menikah dengan dua orang gadis Cina yang kelak akan melahirkan banyak anak-cucu dan akhirnya
berlayar sampai ke tanah nenek luhurnya, Tanah Jawa. Menurut babad Jaka Prabangkara, Putri Cina merupakan keturunan dari perkawinan antara Jaka
Prabangkara dengan seorang putri di negeri Cina bernama Kim Liyong. Seperti dalam kutipan berikut ini:
2 “Sekarang Putri Cina pun merasa pasti, ia memang ditakdirkan hidup di
Tanah Jawa. Leluhurnya telah mengajarkannya untuk mempelajari tao, orang harus mengetahui tentang hidup dan mati. Siapa mengalami hidup,
dia harus tahu tentang mati. Di manakah lagi dia hidup dan mati itu harus ia alami dan pelajari, kalau bukan di Tanah Jawa
ini?” Sindhunata 2006 : 24 .
28
Di dalam novel ini juga diceritakan mengenai sejarah kerajaan Demak dan runtuhnya kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam
pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak memiliki seorang raja yaitu Raden Patah. Raden Patah adalah anak dari Arya Damar Anak Prabu Brawijaya V dengan
Putri Cina. Raden Patah memiliki seorang adik yaitu Raden Kusen yang kelak akan menjadi seorang adipati di Terung.
Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan karena sebuah serangan yang dilakukan oleh kerajaan Demak. Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah
mendapat dukungan dari berbagai kekuatan dari Bupati Madura, Arya Teja dari Tuban, Bupati Sura Pringga dan penguasa kerajaan Giri menyerang kerajaan
Majapahit. Kekalahan Majapahit dapat digambarkan melalui kutipan di bawah ini: “Pusat Majapahit dikepung. Prabu Brawijaya memerintahkan Patih Gadjahmada
balas menyerang mereka. Namun ternyata, mereka tak mudah ditaklukkan. Malah dengan mudah pa
sukan Majapahit menyerah kalah” Sindhunata 2006:31.
Lalu Putri Cina yang saat itu masih berada di Palembang pergi ke pulau Jawa. Dia merasa bahagia mendengar runtuh Kerajaan Majapahit. Dia pergi tanpa
arah hingga pada suatu ketika dia sampai di Tuban. Di Tuban dia berhenti sejenak dan berdoa kepada leluhurnya. Setelah itu dia merasa kematiannya akan segera
datang. Dari Tuban Putri Cina lalu melanjutkan perjalannya menuju Gresik. Di Gresik dia lalu teringat bahwa dia telah diserahkan kepada Arya Damar oleh
Prabu Brawijaya ke Palembang. Setelah merenung sejenak dia memutuskan untuk melanjutkan perjalannya ke Majapahit. Dia berpikir bahwa ada orang di Majapahit
29
yang dapat meringankan bebannya yaitu Sabdopalon-Nayagenggong,abdi setia Prabu Brawijaya.
Dalam novel Putri Cina tahap penyituasian diawali dengan kilas balik mengenai nasib kehidupan Putri Cina yang sengsara. Kilas balik diawali dengan
keheranan Putri Cina terhadap kaumnya kaum Tinghoa yang selalu berusaha untuk mencari harta benda saja tanpa tanpa memikirkan nasib mereka di
kemudian hari. Pada tahap ini selanjutnya dipaparkan bahwa Putri Cina tidak berasal dari Cina. Putri Cina memiliki leluhur Jawa. Di dalam tahap penyituasian
ini juga diceritakan mengenai sejarah kerajaan Demak dan Majapahit.
2.1.2 Tahap generating circumstances tahap pemunculan konflik