mengukur atribut yang memang hendak diukur. Suatu alat ukur yang memiliki validitas yang tinggi akan menghasilkan error pengukuran yang kecil Azwar
2002. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu
validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Pada penelitian ini professional
judgement dilakukan oleh orang yang sudah ahli yaitu dosen pembimbing.
2. Uji Analisis Item
Uji analisis item bertujuan untuk mengetahui sejauhmana sebuah skala atau alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Item-item yang akan disusun
menjadi sebuah skala harus sesuai dengan blue print dan indikator perilaku yang akan diungkap. Selain itu, item-item tersebut harus disusun sesuai
dengan kaidah penulisan yang benar serta tidak mengandung sosial desirability yang tinggi.
Apabila sudah didapatkan item dalam jumlah yang cukup maka dilakukan prosedur seleksi item. Prosedur seleksi item didasarkan pada data
empiris, yaitu data hasil uji coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak dikenai skala tersebut.
Kualitas item diukur dengan analisis butir dengan menggunakan parameter daya beda atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi adalah
sejauhmana item mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Untuk skala sikap, item yang berdaya beda tinggi adalah item yang mampu
membedakan mana subjek yang bersikap positif dan mana subjek yang bersikap negatif Azwar, 2002.
Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan kriteria yang relevan, yaitu
distribusi skor itu sendiri dan akan menghasilkan koefisien korelasi item total rix. Semakin baik daya diskriminasi sebuah item, maka koefisien
korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Pemilihan item terbaik dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi sebesar 0,3. Dengan demikian,
item-item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,3 disisihkan, sedangkan item-item yang memiliki korelasi lebih atau sama dengan 0,3
dinyatakan sebagai item yang lolos seleksi dan dapat digunakan sebagai alat penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba dengan prosedur analisis item yang dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 13.0
diketahui ada 51 item yang lolos dari 60 item yang diujicobakan. Item-item tersebut kemudian dianalisis lagi hingga tidak ada item yang gugur. Analisis
ke-dua menghasilkan 42 item yang lolos seleksi. Kemudian dari 42 item tersebut dianalisis lagi, sehingga tersisa 41 item. Dari 41 item yang lolos
seleksi tersebut dianalisis lagi, dan hasilnya tidak ada item yang gugur. Item yang lolos seleksi memiliki korelasi item total yang berkisar antara 0, 316
sampai dengan 0, 573. Sebaran item setelah proses seleksi dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Spesifikasi Item Setelah Uji Coba
Item Aspek
Favorable Unfavorable
Jumlah Item
Mengendalikan emosi
7, 18, 22, 28, 45, 59
8, 23, 31, 34, 50, 53
12
Melepaskan emosi 9, 14, 15, 21, 24,
26, 35 5, 11, 19, 37, 48,
54, 60 14
Relaksasi 4, 16, 20, 25, 29,
40, 44, 49 10, 12, 17, 27, 47,
55, 58 15
Jumlah item 21
20 41
Dari 41 item yang lolos seleksi harus disesuaikan dengan
memperhatikan komposisi tiap aspek yang akan diukur serta pernyataan favorable dan unfavorable sehingga diperoleh 36 item sebagai skala penelitian. Sebaran item
yang telah disesuaikan dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Spesifikasi Item Penelitian
Item Aspek
Favorable Unfavorable
Jumlah item
Mengendalikan emosi
7, 18, 22, 28, 45, 59
8, 23, 31, 34, 50, 53
12
Melepaskan emosi
9, 14, 15, 21, 24, 26
5, 11, 19, 37, 54, 60
12
Relaksasi 4, 20, 25, 29,
40, 49 12, 17, 27, 47,
55, 58 12
Jumlah item 12
12 36
3. Reliabilitas