mengandung unsur-unsur universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin, ras, dan kebangsaan Campbell, 2001. Musik memiliki tiga unsur, yaitu
melodi, harmoni, dan ritmik atau ketukan Djohan, 2003. Musik klasik merupakan musik yang memiliki kejernihan, keagungan, dan
keheningan, serta mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan, dan persepsi spasial Campbell, 2001. Musik klasik baik untuk perkembangan otak karena nada dan
iramanya teratur, sesuai dengan denyut nadi manusia, sehingga mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa Djohan, 2003.
Musik klasik memiliki manfaat penting bagi perkembangan pribadi karena dapat menenangkan, membantu pengelolaan emosi, membantu proses penyerapan
otak dalam belajar Djohan, 2003. Musik klasik memiliki pengaruh yang lebih besar dan cepat dibandingkan jenis musik lain dalam hal membantu
menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri Hedden, 1999.
2. Pengertian Les Musik Klasik
Belajar memainkan alat musik berarti mempelajari sebuah reportoar yang telah tertulis untuk sebuah alat musik Djohan, 2003. Les musik klasik
merupakan suatu pelajaran memainkan alat-alat musik dengan susunan nada yang indah karena berirama harmonis BaduduZain, 1997. Alat musik yang
digunakan dalam les musik klasik antara lain piano, biola, gitar, cello dan harpa BaduduZain, 1997.
Les musik klasik melatih individu dalam mengembangkan kemampuan bermusik, kemampuan intelektual, kemampuan pengelolaan emosi, dan
keterampilan sosialnya Goleman, 1997. Salah satu perwujudannya adalah peserta les musik klasik terlatih untuk menghayatimenjiwai lagu musik klasik
sambil memainkan alat musik Goleman, 1997 Dalam sebuah lagu atau musik klasik, terdapat suatu alur atau plot yang
direpresentasikan melalui keras-lembutnya nada, tempo, dan sebagainya. Sehingga peserta les musik klasik terlatih secara rutin untuk merepresentasikan
alur atau pot tersebut setiap memainkan suatu lagu Goleman, 1997. Selain itu mereka juga terlatih untuk mengembangkan nada dan chord improvisasi yang
sesuai. Peserta les musik klasik memiliki kesempatan untuk memainkan alat musik secara berkelompok, baik dengan orang lain yang memainkan alat musik
sama, maupun bersama peserta lain yang memainkan alat musik berbeda atau berbagai jenis. Hal itu menjadikan peserta les musik klasik terlatih dalam hal
menjalin hubungan sosial, yaitu kerjasama dengan kelompok dalam memainkan alat musik Goleman, 1997.
Selain itu, peserta les musik klasik juga dilatih untuk merepresentasikan suatu alur atau plot dalam lagu atau musik klasik melalui keras-lembutnya nada,
tempo, dan sebagainya Goleman, 1997.
3. Remaja Yang Mengikuti Les Musik Klasik
Remaja yang mengikuti les musik klasik terlatih untuk mengembangkan kemampuan pengelolaan emosi. Hal itu terjadi karena dalam les musik klasik, secara
rutin remaja melatih pengontrolan emosi dan pengekspresian emosi melalui penjiwaanpenghayatan lagu atau musik klasik yang dimainkan, baik secara
individual maupun bermain musik dalam kelompok BaduduZain, 1997. Kemampuan itu membuat remaja dapat meredakan dan menetralkan emosinya, atau
bahkan mengekspresikan emosi yang dirasakan sehingga mampu merefleksikan permasalahan yang dihadapi dengan baik BaduduZain, 1997.
Remaja yang mengikuti les musik klasik cenderung memiliki kemampuan empati yang cukup tinggi karena berbagai latihan kerjasama dengan teman-teman
yang lain dalam bermusik BaduduZain, 1997. Selain itu, remaja tersebut juga cenderung lebih kreatif, imajinatif, namun dalam ekspresi yang positif
BaduduZain, 1997. Hal itu menjadikan remaja mampu menghadapi berbagai permasalahan dengan sikap dan cara-cara yang positif dan berguna tidak hanya bagi
dirinya sendiri, namun juga bagi orang-orang di sekitarnya.
4. Remaja Yang Tidak Mengikuti Les Musik Klasik