pula kecerdasan emosionalnya dan berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikan.
E. Kerangka Teoretik
1. Pengaruh jenis pekerjaan pada hubungan antara kecerdasan emosional dan kualitas pelayanan
Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
www.businescareer.com. Setiap jenis kegiatan membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mewujudkannya. Jenis pekerjaan yang ada
di rumah sakit dapat diklasifikasikan sebagai dokter, paramedis keperawatan, paramedis non keperawatan dan tenaga non medis.
Derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan diduga berbeda pada jenis pekerjaan yang berbeda. Pada jenis
pekerjaan dokter dan paramedis keperawatan, derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan diduga mempunyai derajat
hubungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pekerjaan paramedis non keperawatan dan tenaga non medis karena pada jenis pekerjaan dokter
dan paramedis keperawatan menuntut setiap sumberdaya manusia memiliki kompetensi untuk menjalin hubungan yang baik dengan pasien, keakuratan
diagnosa, keahlian menangani dan menyembuhkan pasien, berusaha membuat serta menjaga citra baik dari rumah sakit tersebut dan bertanggung jawab atas
kepuasan pasien. Kriteria pada jenis pekerjaan medis dan paramedis keperawatan menuntut para pekerjanya mempunyai kecerdasan emosional
yang tinggi agar mampu menciptakan kualitas pelayanan yang baik dibandingkan dengan jenis pekerjaan paramedis non keperawatan dan tenaga
non medis. Tingkat kecerdasan emosional mereka tersebut diduga kuat berdampak positif pada kualitas pelayanan karayawan terhadap pasien. Pada
jenis pekerjaan paramedis non keperawatan dan tenaga non medis juga memerlukan kecerdasan emosional yang tinggi pula, namun pada jenis
pekerjaan ini sebagian besar karyawan tidak melakukan kontak langsung atau berinteraksi secara langsung terhadap pasien sehingga tuntutan dan tanggung
jawabnya tidak sebesar jenis pekerjaan medis dan paramedis keperawatan.
2. Pengaruh usia pada hubungan antara kecerdasan emosional dan kualitas pelayanan
Beberapa ciri kecerdasan emosional dalam diri seseorang adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, memahami emosi
orang lain, membina hubungan dan komunikasi “dengan jiwa”. Karyawan merupakan salah satu bagian terpenting di dalam perusahaan, sehingga segala
sikap dan tindakan yang dilakukan oleh karyawan sangat berpengaruh terhadap keefektifan pelayanan. Kecerdasan emosional seorang karyawan
tercermin dari kepekaan mengerti perasaan orang lain, memahami, dan mampu berinteraksi dalam kehidupan sosial.
Derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan diduga berbeda pada karyawan dengan usia berbeda. Pada usia
yang tinggi, diduga mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan dengan semakin tingginya usia seseorang dalam bekerja,
semakin banyak pengalaman yang didapat dan semakin banyak pembelajaran yang diperoleh dalam hubungannya dengan orang lain sehingga mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam bersosialisasi, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam bekerja serta mampu menempatkan
diri dalam situasi yang berbeda-beda dengan baik. Sementara pada karyawan yang usia muda, diduga derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
kualitas pelayanan lebih rendah dibandingkan dengan karyawan usia dewasa. Hal ini disebabkan karena karyawan usia muda diduga belum mempunyai
pengalaman kerja yang cukup serta kemampuan pengendalian diri yang baik dalam bekerja. Mereka masih membutuhkan waktu untuk mengenali
lingkungan kerjanya dan belajar mengendalikan diri dalam berkomunikasi, berinteraksi serta bersosialisasi dengan orang lain baik dengan karyawan lain
maupun dengan pasien atau pelanggan dengan karakter yang berbeda-beda. Dengan demikian, diduga derajat hubungan kecerdasan emosional dengan
kualitas pelayanan pada karyawan usia muda lebih rendah dibandingkan dengan karyawan usia dewasa.
F. Rumusan Hipotesis