9
BAB II PANGGILAN SEBAGAI KATEKIS DAN KETERLIBATAN KATEKIS
DALAM HIDUP MENGGEREJA
Konsili  Vatikan  II  yang  diselenggarakan  pada  tahun  1962-1965, merupakan  salah  satu  tonggak  sejarah  bagi  Gereja  dalam  memasuki  era  baru.
Melalui Konsili Vatikan II, Gereja mulai membuka pintu dan jendela lebar-lebar sehingga  dapat  melihat  dunia  secara  lebih  luas.  Begitu  juga  sebaliknya,  Gereja
menerima masukkan-masukkan dari dunia. Dengan diadakannya Konsili Vatikan II  Gereja  mengalami  penyegaran  dan  pembaharuan.  Salah  satu  hasil  dari
penyegaran dan pembaharuan Konsili Vatikan II adalah dekrit tentang Kerasulan Awam  Apostolicam  Actuositatem  yang  berisikan  ajaran  Gereja  tentang  kaum
awam dalam tugas sebagai pewarta Kabar Gembira. Kita  patut  bersyukur  juga  dengan  adanya  penyegaran  dan  pembaharuan
Konsili Vatikan II, Gereja tidak lagi dipahami sebagai kesatuan organisatoris dan bersifat  yuridis,  tetapi  sekarang  Gereja  dipahami  sebagai  paguyuban  umat
beriman akan Yesus Kristus. Paguyuban umat beriman inilah yang disebut Umat Allah.  Umat  Allah  adalah  semua  orang  beriman,  yang  karena  satu  Tuhan,  satu
iman,  satu  baptisan  Ef  4:5  mempunyai  martabat  yang  sama  untuk  mengambil bagian  dalam  tugas  imamat,  kenabian  dan  rajawi  Yesus  Kristus  Prasetya,  2007:
15.
A. Katekis sebagai Panggilan Allah
Kaum  awam  yang  diutus  oleh  Allah  untuk  terlibat  dalam  kegiatan mewartakan  Kabar  Gembira,  biasanya  disebut  katekis.  Sebagai  katekis,  ia
10
memenuhi misi khususnya yaitu mewartakan Kabar Gembira dan menyampaikan ajaran Katolik yang berpusatkan pada diri dan pribadi Yesus Kristus, yang tampak
dalam sabda dan karya-Nya Prasetya, 2007: 30. Sebagai kaum awam yang telah menerima  perutusan  dari  Allah,  diharapkan  mau  mengambil  bagian  juga  dalam
tugas perutusan Yesus Kristus sebagai imam, nabi, dan raja Prasetya, 2007: 21. Mengambil
bagian dalam
imamat Kristus
dapat diwujudkan
dalam keterlibatannya  di  kegiatan  liturgi  dan  peribadatan,  mengambil  bagian  dalam
kenabian  Kristus  diwujudkan  melalui  keterlibatannya  dalam  kegiatan  pewartaan, dan  mengambil  bagian  dalam  rajawi  Kristus  diwujudkan  dalam  kegiatan
penggembalaan anggota Gereja Prasetya, 2007: 22. Dalam  menguraikan  katekis  sebagai  panggilan  Allah,  penulis  membagi
pembahasan ke dalam tiga bagian yang meliputi: pengertian panggilan, pengertian panggilan menurut Kitab Suci dan pengertian panggilan sebagai katekis.
1. Pengertian Panggilan
Panggilan  berasal  dari  kata  memanggil  vocatio,  vocare  yang  artinya masuklah  seorang  yang  memanggil  serta  yang  dipanggil,  dan  isi  atau  tujuan
mengapa orang dipanggil. Yang memanggil ialah Allah sendiri, dan manusia yang menerima  panggilan  itu.  Panggilan  dapat  dipahami  sebagai  undangan  Allah
kepada  manusia  supaya  menyerahkan  diri  seluruhnya  kepada  pengabdian  Ilahi Beding,  1962:  5.  Panggilan  tersebut  menunjukkan  hasrat  dan  keinginan
seseorang untuk mengabdikan hidupnya dalam pelayanan Allah.
2. Pengertian Panggilan menurut Kitab Suci
Dalam bukunya Dister 1987: 122-125 menguraikan mengenai panggilan menurut Kitab Suci.  Yesus mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang.
11
Dengan  demikian,  kita  semua  dipanggil-Nya  mengikuti  Dia  yang  sendiri merupakan  “jalan,  kebenaran,  dan  hidup”  Yoh  14:6.  Meskipun  banyak  yang
dipanggil,  namun  hanya  sedikit  yang  dipilih  Mat  22:14.  Cara  yang  Yesus lakukan  pertama  kali  yaitu  mengumpulkan  para  murid  bukan  mereka  yang
memilih  Dia,  tetapi  Yesus  sendirilah  yang  memanggil  orang-orang  yang dikehendaki-Nya  Mrk  3:13.  Para  rasul  mengambil  bagian  dalam  hidup  Yesus
maupun dalam tugas-Nya, seperti kita baca dalam Injil Mrk 3:14 “Ia menetapkan
dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil .”
Sebagai  utusan,  para  r asul  juga  diberi  kuasa  yang  besar  yakni  “Yesus
memanggil  kedua  belas  murid-Nya  dan  memberi  kuasa  kepada  mereka  untuk mengusir  roh-roh  jahat  dan  untuk  melenyapkan  segala  penyakit  dan  segala
kelemahan” Mat 10:1. Segala sesuatu harus ditinggalkan untuk mengikuti Yesus yang  memanggil  orang  menjadi
“murid”-Nya,  menjadi  pembantu-Nya  dalam mewartakan  Kerajaan  Allah  Mrk  1:17-20;  2:14.  Setelah  Yesus  wafat  di  kayu
salib,  bangkit  dan  terangkat  ke  surga,  para  rasul  baru  menjalankan  tugas panggilannya yaitu mewartakan Injil Dister, 1987: 125-126.
Para nabi dan para rasul mendapat panggilan, tugas dan tujuan yang sama yaitu mewartakan karya  keselamatan Allah. Pewartaan  yang dilakukan para nabi
dan para murid bertujuan untuk membangun Kerajaan Allah di bumi yang tampak dalam  Gereja  Kristus.  Berdasarkan  uraian  panggilan  para  nabi  dan  para  rasul,
dapat  disimpulkan  bahwa  pengertian  panggilan  adalah  ajakan  dari  Allah  yang ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya untuk masuk dan terlibat dalam tugas
Gereja yaitu mewartakan karya keselamatan Allah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Pengertian Panggilan sebagai Katekis
Kata  katekis  berasal  dari  kata  dasar  katechein  yang  mempunyai  beberapa arti:  mengomunikasikan,  membagi  informasi,  dan  mengajarkan  hal-hal  yang
berkaitan  dengan  iman  Indra  Sanjaya,  2011:  16.  Katekis  adalah  seorang  awam yang  dipilih  secara  khusus  oleh  Gereja  untuk  memperkenalkan  Kristus  kepada
mereka  yang  belum  mengenal-Nya  sehingga  menumbuhkan  rasa  cinta  kepada- Nya  sampai  pada  mereka  mengikuti-Nya  Komisi  Kateketik  KWI,  1997:  17.
Katekis  adalah  orang-orang  yang  dalam  semangat  Roh  melibatkan  diri  dalam perluasan  dan  perwujudan  Kerajaan  Allah  yang  menjadi  inti  dari  pewartaan
Kristus Komisi Kateketik KWI, 2005: 99. Komisi  Kateketik  KWI  2005:  133  mengartikan  katekis  adalah  orang
beriman  yang dipanggil secara khusus oleh Allah serta mendapat penugasan dari Gereja  melalui  missio  canonika  tugas  perutusan  dari  Gereja  terutama  dalam
karya pewartaan
Gereja untuk
memperkenalkan, menumbuhkan,
dan mengembangkan iman umat di sekolah dan dalam komunitas basis, baik teritorial
maupun  kategorial.  Sedangkan  dalam  KHK,  kan.  785  dikatakan  bahwa  katekis adalah  umat  beriman  kristiani  awam  yang  sungguh-sungguh  dibina  dan  unggul
dalam kehidupan kristianinya, mereka itu di bawah bimbingan seorang misionaris, mencurahkan  tenaganya  di  dalam  pewartaan  ajaran  Injil  dan  dalam  perayaan-
perayaan liturgi serta karya amal kasih. Dari  pengertian-pengertian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  panggilan
sebagai  katekis  adalah  orang  beriman  kristiani  yang  dipilih  dan  dipanggil  oleh Allah  sendiri  untuk  melibatkan  diri  dalam  perluasan  dan  perwujudan  Kerajaan
Allah,  melalui  tugas  dari  Gereja  yang  dipercayakan  kepadanya  yakni  dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memperkenalkan  Kristus  melalui  pewartaan  ajaran  Injil  dan  dalam  perayaan liturgi  serta  dalam  karya  amal  kasil,  sehingga  dapat  menumbuhkan  dan
mengembangkan  iman  umat  baik  dalam  komunitas  basis,  teritorial  maupun kategorial.
B. Peran Seorang Katekis