34
BAB III PENELITIAN TENTANG PERANAN KETERLIBATAN
HIDUP MENGGEREJA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
A. Gambaran Umum Prodi IPPAK
Prodi IPPAK merupakan salah satu lembaga yang dipercaya Gereja untuk mendidik  para  calon  katekis.  Di  Prodi  IPPAK  katekis  yang  profesional  selalu
diupayakan.  Upaya  tersebut  nyata  dalam  bentuk  dukungan  dari  Prodi  kepada mahasiswa  melalui  berbagai  kegiatan,  antara  lain  kegiatan  dalam  bidang  liturgi,
pelayanan,  pewartaan,  dsb.  Sebelum  melaksanakan  kegiatan-kegiatan  tersebut, mahasiswa  sudah  dibekali  dengan  berbagai  mata  kuliah-mata  kuliah  yang
mendukung.  Prodi  IPPAK  memang  sudah  sejak  awal  melatih  mahasiswa  untuk terlibat di dalam kegiatan menggereja dengan harapan agar mereka mulai terbiasa
dan  akrab  dengan  kegiatan  menggereja  serta  mempunyai  gambaran  mengenai situasi  umat  yang  akan  dilayani.  Selain  itu,  tujuan  yang  lain  supaya  mahasiswa
semakin mantap dan menghayati panggilan dirinya sebagai katekis. Sebagai calon katekis, melibatkan diri dalam kegiatan menggereja sangat penting karena disadari
peran dan tanggung jawab katekis di tengah umat masa kini sangat besar. Pada bagian ini penulis akan menguraikan mengenai sejarah singkat Prodi
IPPAK, visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi IPPAK, dan beberapa bentuk kegiatan mahasiswa Prodi IPPAK untuk memupuk panggilan sebagai katekis.
1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK
Berdasarkan  panduan  program  studi  2010:  1-3  dapat  diuraikan  sejarah singkat  Program  Studi  IPPAK  sebagai  berikut.  Sejarah  tersebut  dimulai  dari
35
Majelis  Agung  Waligereja  Indonesia  sekarang  menjadi  Konferensi  Waligereja Indonesia  yang  merencanakan  usaha-usaha  untuk  meningkatkan  pelayanan  di
bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbarui pelaksanaan katekese di  Indonesia.  MAWI  menyerahkan  rencana  tersebut  kepada  Rm.  P.  F.  Heselaars
S.J.  yang  kemudian  bekerjasama  dengan  Rm.  P.C.  Carry  S.J.  Pada  tahun  1960 Rm.  P.  Heselaars  S.J..  mendirikan  Pusat  Kateketik  dengan  kegiatan-kegiatan
antara  lain:  penerbitan  buku-buku,  mengadakan  penataran  untuk  guru-guru  dan ceramah  untuk  kelompok-kelompok  kategorial  lainnya.  Pada  saat  itu  disadari
bahwa  kurangnya  tenaga-tenaga  lapangan  yang  terdidik,  dapat  menyebabkan lambatnya  usaha  dalam  pembaharuan  katekese.  Maka  untuk  mengatasi  hal
tersebut, pada tanggal 1 Agustus 1962 Rm. F. Heselaars S.J. mendirikan Yayasan Akademi  Kateketik  Katolik  Indonesia  AKKI  yang  menyelenggarakan
pendidikan  tinggi  Kateketik  dan  disahkan  dengan  Akte  Notaris  R.M.  Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta.
Pusat  Kateketik  dan  AKKI  awalnya  bertempat  di  Jl.  P.  Senopati  20 Yogyakarta. Atas prakarsa Bapak Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kemudian
pada  tahun  1968  kedua  lembaga  tersebut  menempati  gedung  sendiri  di  Jl. Abubakar  Ali  1,  Yogyakarta.  Tempat  yang  baru  ini  dapat  memenuhi  kebutuhan
akan  ruang-ruang  kuliah,  perpustakaan  dan  ruang  baca,  kesekretariatan,  kantor kerja  staf,  laboratorium  audio  visual,  sanggar-sanggar  kesenian,  aula,  ruang
pameran dan ruang rekreasi. Pada  tanggal  3  April  1964,  AKKI  disahkan  dengan  Akte  Notaris  R.M.
Soerjanto  Partaningrat  SH,  nomor  3  di  Yogyakarta.  Pada  tanggal  11  Mei  1965 AKKI  memperoleh  status  terdaftar  dari  menteri  PTIP  dengan  SK
No.108B.SwtP65. Pada tahun 1966 diselenggarakan ujian tingkat Sarjana Muda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk  pertama  kalinya.  Pada  tanggal  31  Desember  1969,  AKKI  memperoleh kenaikkan  status  dari  terdaftar  menjadi  diakui  dari  Menteri  P  dan  K  dengan  SK
No.  0170  Tahun1969.  Pada  tahun  1969  dibuka  tingkat  sarjana  lengkap  yang mendorong perubahan nama lembaga, maka pada tanggal 31 Maret 1971 dengan
Akte  Notaris  R.M.  Soerjanto  Partaningrat  SH,  lembaga  AKKI  berubah  nama menjadi  Sekolah  Tinggi  Kateketik  Pradnyawidya.  Pada  tanggal  23  Juni  1971,
tingkat  sarjana  Sekolah  Tinggi  Kateketik  Pradnyawidya  memperoleh  status terdaftar dari Direktorat  Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No:
227DPTB71. Pada  semester  gasal  tahun  akademik  1984-1985  dilaksanakan  proses
perubahan  jenjang  dan  program  pendidikan,  serta  dilakukan  penataan  kembali nama  unit  jurusanprogram  studi  dengan  status  diakui  di  lingkungan  Koordinasi
Perguruan  Tinggi  Swasta  Wilayah  V,  DIY.  Berdasarkan  proses  itu,  Sekolah Tinggi  Kateketik  Pradnyawidya  yang  semula  terdiri  dari  dua  unit  yaitu  sarjana
muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana satu S1 dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Program
sarjana satu ini berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 04301985 tertanggal 28  Januari  1985.  STFK  Pradnyawidya  memperoleh  penetapan  kembali  status
diakui pada tanggal 14 Mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 036201986. Pada tahun  akademik  19911992,  tepatnya  tanggal  26  Desember  1991,  STFK
Pradnyawidya memperoleh status disamakan dengan SK No. 66001991. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK
Lembaga  Pendidikan  Tenaga  Kependidikan  atau  yang  memiliki  akta  mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan
jalur  dari  jalur  non  kependidikan  menjadi  jalur  pendidikan.  Perubahan  tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengantar  STFK  Pradnyawidya  ke  dalam  proses  merger  kepada  FKIP  USD. Setelah  melalui  proses  merger  yang  cukup  lama,  berdasar  SK  Mendikbud  No.
08DO1995  tertanggal  14  Februari  1995  STFK  Pradnyawidya  berubah  menjadi Fakultas  Ilmu  Pendidikan  Agama  FIPA,  Jurusan  Pendidikan  Agama  Katolik,
Program  Studi  Pendidikan  Agama  Katolik,  Universitas  Sanata  Dharma  dengan status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No 002BAN-PTAK-
IIXII1998  tertanggal  22  Desember  1998  FIPA  USD  telah  terakreditasi  dengan mendapat  nilai  B.  Pada  tahun  1999,  pemerintah  mengadakan  penataan  kembali
nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status  FIPA  USD  berubah  menjadi  program  studi  dengan  nama  program  studi
“Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” IPPAK dan menjadi bagian  FKIP  USD.  Berdasarkan  SK  BAN  PT  Depdiknas  RI  nomor  014BAN-
PTAk-VIIS1IV2004 IPPAK mendapat peringkat A.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK
Visi  adalah  suatu  gambaran  tentang  masa  depan  yang  akan  atau  harus terjadi dalam kurun masa depan yang dibayangkan. Visi tersebut perlu dituangkan
dalam  sebuah  rumusan  yang  berfungsi  mengingatkan  sekaligus  juga  sebagai motivasi  untuk  mencapai  tujuan.  Prodi  IPPAK  sebagai  lembaga  pendidikan
memiliki  visi,  misi  dan  tujuan  berdirinya  lembaga  ini  sehingga  pada  akhirnya akan mencapai sasaran yang sesuai dengan harapan.
Adapun visi
Prodi IPPAK
adalah terwujudnya
Gereja yang
memperjuangkan  masyarakat  Indonesia  yang  semakin  bermartabat  Staf  Dosen IPPAK,  2010:  4.  Salah  satu  usaha  dalam  mewujudkan  Gereja,  Prodi  IPPAK
38
memprosesnya  melalui  berbagai  kegiatan  mata  kuliah-mata  kuliah  yang mengharuskan  mahasiswa  untuk  terjun  dan  terlibat  langsung  dalam  kegiatan
pelayanan hidup umat beriman, seperti kegiatan katekese baik anak-anak, remaja, orangtua, maupun pelayanan hidup umat beriman lainnya. Dengan hadirnya para
calon  katekis,  diharapkan  umat  beriman  semakin  semangat  dan  berkembang dalam imannya.
Misi Prodi IPPAK adalah pertama, mendidik kaum muda menjadi katekis dalam  konteks  Gereja  Indonesia  yang  memasyarakat.  Kedua,  mengembangkan
karya  katekese  dalam  Gereja  demi  terwujudnya  masyarakat  Indonesia  yang semakin  bermartabat  Staf  Dosen  IPPAK,  2010:  4.  Yang  ingin  dicapai  dalam
misi  tersebut  terlihat  dalam  profil  alumni  yang  dihasilkan  yakni  guru  agama, katekis  dan  pengembang  karya  katekese.  Guru  agama  adalah  orang  yang
berkiprah dalam lingkup persekolahan dengan segala kondisinya yang khas kelas, staf  sekolah,  kurikulum,  dan  lain-lain.  Katekis  adalah  orang  yang  berkiprah
dalam  bidang  pelayanan  umat  beriman  baik  dalam  lingkup  keuskupan,  paroki, stasi,  maupun  lingkungan  dan  dengan  kondisinya  yang  khas  pendalaman  iman,
ibadat  sabda,  doa  lingkungan,  sie  pewartaan,  dan  lain-lain.  Pengembang  karya katekese dipahami sebagai orang yang mampu memikirkan secara lebih jauh dan
mendalam  kegiatan  katekese,  merefleksikannya  serta  mencari  jalan  yang  sesuai dan  lebih  jauh.  Orang  ini  bukan  hanya  sebagai  pelaksana  tetapi  juga  sebagai
pemikir.  Lingkup  yang  digelutinya  komisi  kateketik,  pengisian  jurnal-jurnal pastoral dan kateketik, dsb.
Tujuan  Prodi  IPPAK  adalah  menghasilkan  lulusan  yang  beriman mendalam,  berkepribadian  utuh,  mampu  berefleksi  atas  imannya  dan
39
berkualifikasi untuk mengemban misi program studi IPPAK Staf Dosen IPPAK, 2012:  1.  Lulusan  Prodi  IPPAK  biasanya  dianggap  memiliki  keterampilan  dan
memiliki  kepribadian  yang  baik  sehingga  dijadikan  panutan  bagi  umat  dalam kehidupan beriman mereka. Sebagai seorang katekis  yang menjadi panutan umat
haruslah  mempunyai  iman  yang  kuat  dan  mampu  bergulat  dalam  imannya. Pengalaman  pergulatan  iman  dalam  hidupnya  itu  harus  direfleksikan  dengan
bantuan  ilmunya  agar  dapat  menjadi  bekal  dan  sarana  untuk  diwartakan  kepada umat.  Dalam  mendampingi  umat,  katekis  dituntut  juga  memiliki  kemampuan
untuk berefleksi, berkomunikasi serta memiliki kepribadian yang utuh. Sasaran Prodi  IPPAK  adalah menghasilkan lulusan  yang kompeten untuk
menjadi  guru  agama  di  sekolah  maupun  fasilitator  katekese  dalam  jemaat  Staf Dosen  IPPAK,  2012:  1.  Situasi  konkret  jaman  sekarang  sudah  semakin
berkembang, sehingga sulit bagi seorang katekis jika hanya mengandalkan jemaat bagi  kehidupannya.  Salah  satu  cara  yang  dapat  ditempuh  oleh  katekis  demi
mencukupi  kebutuhan  hidupnya  adalah  bekerja  di  lembaga-lembaga  pendidikan formal  yakni  sekolah-sekolah,  perguruan  tinggi  maupun  di  kantor  Kementerian
Agama.
3. Beberapa  Bentuk  Kegiatan  dan  Perkuliahan  Mahasiswa  Prodi  IPPAK
untuk Memupuk Panggilan sebagai Katekis
Prodi  IPPAK  merupakan  salah  satu  lembaga  yang  mendidik  dan mempersiapkan  calon-calon  katekis  profesional.  Dalam  proses  pendampingan,
mahasiswa  tidak  hanya  dibekali  dengan  ilmu  pengetahun  saja,  tetapi  mahasiswa juga  mulai  dilatih  untuk  terlibat  langsung  dalam  kegiatan-kegiatan  menggereja
40
baik  dalam  lingkup  paroki  maupun  lingkungan.  Bentuk-bentuk  kegiatan mahasiswa  Prodi  IPPAK  dalam  rangka  memupuk  panggilan  sebagai  katekis,
antara lain:
a. Pembinaan Spiritualitas
Pembinaan  spiritualitas  diselenggarakan  seperti  mata  kuliah-mata  kuliah lain  yang  dilaksanakan  selama  empat  tahun  penuh.  Materi  yang  disajikan  dalam
pembinaan  spiritualitas  tiap  semesternya  cukup  beragam,  hal  ini  disebabkan karena  komposisi  dan  penekanan  dari  masing-masing  semester  berbeda-beda
sesuai tujuan dari tiap semesternya dan juga mengikuti perkembangan mahasiswa yang  didampingi.  Dalam  pembinaan  spiritualitas  tahun  pertama  diharapkan
mahasiswa  mengenal  teman-teman  seangkatannya,  nyaman  dengan  lingkungan baru,  mantap  dengan  pilihan  prodinya,  menumbuhkan  nilai-nilai  kedewasaan
manusiawi, dan menyadari kerinduan hatinya yang terdalam sehingga jati dirinya semakin  terarah  pada  Tuhan  dan  sesamanya  Silabus  Pembinaan  Spiritualitas  I
dan II. Tahun kedua diharapkan mahasiswa memiliki kedewasaan kristiani  yang ditandai  dengan  mengenal  dan  meneladani  pribadi  dan  karya-karya  Yesus
sehingga semakin tertarik mengikuti-Nya Silabus Pembinaan Spiritualitas III dan IV.  Dalam  tahun  ketiga  diharapkan  mahasiswa  ketika  di  lapangan  dapat
merencanakan  ibadat,  memimpin  ibadat  dan  mempraktekkannya  bersama  umat Silabus Pembinaan Spiritualitas V dan VI. Tahun keempat diharapkan panggilan
hidup  mahasiswa  lebih  terarah  dan  spiritualitas  katekisnya  berkembang  sesuai dengan  kehendak  Allah,  sehingga  mahasiswa  siap  dalam  memasuki  dunia  kerja
41
sebagai  guru  agama  dan  katekis  yang  memiliki  spiritualitas  katekis  Silabus Pembinaan Spiritualitas VII dan VIII.
Metode  yang  dipakai  dalam  perkuliahan  juga  cukup  beragam  seperti bertolak  dari  pengalaman  mahasiswa,  audio  visual,  diskusi  kelompok,  dinamika
proses,  dialog  dengan  harta  kekayaan  iman  Gereja  dan  refleksi  para  tokoh, pengolahan  dan  latihan  doa  pribadi  dan  bersama  serta  praktek  ibadat.  Di  Prodi
IPPAK pembinaan spiritualitas menjadi dasar bagi mahasiswa dalam menyatukan kecerdasan  intelektual,  emosional,  afeksi  maupun  tindakan  dan  spiritual.
Pembinaan  spiritualitas  ini  mengarah  pada  profil  lulusan  yang  hendak  dicapai dalam  visi  dan  misi  Prodi  yang  bertujuan  membantu  mahasiswa  dalam
memperkembangkan  kedewasaan  manusiawi  maupun  kedewasaan  iman  dalam rangka  mewujudkan  katekis  yang  profesional,  berspiritual,  bertanggung  jawab,
dan memiliki iman yang mendalam Staf Dosen 2010: 73-74.
b. Paduan Suara Mahasiswa PSM Pradnyawidya
Paduan  suara  mahasiswa  Pradnyawidya  secara  struktur  organisasi  berada di  bawah  naungan  HIMKA  Himpunan  Mahasiswa  Kateketik.  Kegiatan  paduan
suara  ini  merupakan  salah  satu  UKM  yang  ada  di  Prodi  IPPAK,  di  mana anggotanya  terdiri  dari  mahasiswa  tingkat  awal  sampai  mahasiswa  tingkat  ke
empat,  yang  telah  menempuh  dan  lolos  berbagai  seleksi  dari  para  pengurus. Jadwal  latihan  rutin  kegiatan  ini  biasanya  disepakati  bersama.  Latihan  bersama
tidak  hanya  dilaksanakan  ketika  akan  bertugas,  namun  dalam  paduan  suara  ini para  anggota  juga  diperkenalkan  dan  dilatih  untuk  menyanyikan  lagu-lagu  yang
baru belum dikenal. Tugas  yang dilaksanakan oleh paduan suara Pradnyawidya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tidak hanya di lingkup kampus, melainkan menerima tugas dari berbagai kegiatan umat  seperti  koor  manten,  misa  arwah,  syukuran  pesta  perkawinan,  dsb.  Selain
itu,  PSM  Pradnyawidya  juga  melayani  umat  dalam  bentuk  pelayanan  paduan suara diberbagai Gereja maupun paroki.
Mahasiswa  yang  ikut  ambil  bagian  menjadi  anggota  PSM  Pradnyawidya terbantu dalam melatih diri bernyanyi dan membaca not dengan benar. Selain itu,
mereka juga lebih banyak mengenal lagu-lagu rohani Gereja yang nantinya ketika sudah menjadi katekis dapat memperkenalkan kepada umat, agar mereka semakin
menaruh  perhatian  kepada  hal-hal  yang  spiritual,  dan  dengan  demikian  mereka merasakan  kedekatan  yang  akrab  dengan  Tuhan  dan  Gereja.  Kecintaan  terhadap
lagu-lagu rohani Gereja merupakan sebuah pertanda bahwa sebagai umat beriman memiliki kesadaran spiritual, berupa kemauan untuk senantiasa mencari kehendak
Allah.  Di  samping  itu,  latihan  koor  atau  latihan  lagu-lagu  rohani  Gereja  juga bertujuan untuk mengajarkan umat beriman bagaimana membaca not secara lebih
baik  dan  tepat.  Kiranya  melalui  latihan  ini,  mereka  tidak  merasa  asing  terhadap lagu-lagu rohani Gereja dan not-not yang terdapat dalam lagu.
c. Dirigen
Mata  kuliah  dirigen  diajarkan  pada  mahasiswa  semester  II  dengan  tujuan agar  mereka  mampu  dan  terampil  dalam  memilih,  menganalisis,  dan
mempraktikkan  secara  sederhana  lagu-lagu  ibadat  maupun  lagu-lagu  profan. Melalui kuliah ini, mahasiswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan menulis
dan  membaca  musik,  terutama  not  angka  Staf  Dosen  IPPAK,  2010:  52. Pengetahuan  yang  diterima  mahasiswa  tentu  akan  sangat  bermanfaat  bagi  para
43
calon  katekis  nantinya  yang  akan  menjalankan  tugas  pelayanan  di  tengah kehidupan  jemaat.  Sebagai  katekis  tidaklah  cukup  bila  hanya  memiliki
pengetahuan  saja  tanpa  disertai  dengan  keterampilan  yang  memadai  karena tugasnya  bukan  hanya  di  bidang  pewartaan  saja,  melainkan  ikut  melaksanakan
tugas-tugas Gereja yang lainnya. Dalam  mengikuti  mata  kuliah  dirigen  selama  satu  semester  mahasiswa
diajarkan  tentang  teknik  dalam  memberi  aba-aba  yang  benar,  teknik  vokal,  dan membaca  not.  Pada  akhir  semester  perkuliahan  dirigen  ditutup  dengan  konser
paduan suara dari mahasiswa peserta kuliah. Melalui konser itu mahasiswa diberi kesempatan  untuk  mempraktekkan  keterampilan  memberi  aba-aba  serta
keterampilannya dalam bernyanyi. Untuk  melakukan  penilaian  atas  mata  kuliah  ini,  mahasiswa  harus
mengikuti  ujian  praktek  memimpin  lagu.  Dosen  membagi  mahasiswa  ke  dalam beberapa  kelompok  dan  setiap  mahasiswa  diberi  kesempatan  untuk  memimpin
lagu yang dinyanyikan bersama oleh anggota kelompoknya.
d. Pendidikan Iman Anak PIA
Mata  kuliah  pendidikan  iman  anak  di  Prodi  IPPAK  diajarkan  pada semester III. Mata kuliah ini ditujukan kepada mahasiswa agar mampu memahami
keadaan dan tahap-tahap perkembangan iman anak sehingga mampu menguraikan peristiwa-peristiwa  kehidupan  anak  berkaitan  dengan  perkembangan  imannya
beserta  latar  belakangnya,  sehingga  mampu  memikirkan  arah  dan  pelaksanaan Pendidikan  Iman  Anak  Staf  Dosen  IPPAK,  2010:  57.  Melalui  mata  kuliah  ini,
mahasiswa diberi kesempatan untuk melaksanakan Pendidikan Iman Anak baik di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
paroki  maupun  di  lingkungan.  Dalam  prakteknya,  mahasiswa  dibagi  menjadi beberapa  kelompok  dan  setiap  kelompok  mencari  tempat  masing-masing  untuk
melaksanakan pendampingan. Langkah-langkah yang harus dilakukan mahasiswa yakni membuat perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangannya.
e. PPL PAK Pendidikan Dasar
Mata  kuliah  ini  ingin  membantu  mahasiswa  dalam  mengembangkan kemampuan mengelola proses belajar mengajar pendidikan agama Katolik di SD
Staf Dosen IPPAK, 2010: 64. Selama menjalankan PPL PAK Pendidikan Dasar, mahasiswa  diajak  untuk  mengamati  pelaksanaan  PAK  di  SD.  Mahasiswa  juga
diminta untuk membuat administrasi guru, antara lain: RPP rencana pelaksanaan pembelajaran,  Prosem  program  semester,  Prota  program  tahunan,  dsb.
Perencanaan-perencanaan  tersebut  dilaksanakan  mahasiswa  baik  secara terbimbing  maupun  mandiri  di  dalam  kelas.  Setelah  melaksanakan  perencanaan
tersebut, mahasiswa diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasinya sehingga mahasiswa  mengerti  hal-hal  baik  yang  perlu  dipertahankan  dan  hal-hal  kurang
baik yang harus diperbaiki.
f. PPL Pendidikan Menengah
Mata  kuliah  ini  merupakan  program  pengalaman  lapangan  mahasiswa dalam melaksanakan pendidikan agama Katolik di jenjang pendidikan menengah.
Sama  halnya  dengan  PPL  PAK  Pendidikan  Dasar,  dalam  PPL  Pendidikan Menengah  mahasiswa  juga  diminta  untuk  mempersiapkan  administrasi  guru
antara lain RPP rencana pelaksanaan pembelajaran, Prosem program semester, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Prota program tahunan, dsb. Dengan pelaksanaan PPL Pendidikan Menengah ini mahasiswa  terbantu  dalam  mengembangkan  kemampuan  dan  keterampilan  diri
menjadi  guru  pendidikan  agama  Katolik  di  jenjang  pendidikan  menengah  Staf Dosen IPPAK, 2010: 71.
g. PPL PAK Paroki
Mata  kuliah  ini  melatih  mahasiswa  untuk  merencanakan,  melaksanakan dan  mengevaluasi  pelaksanaan  pendidikan  agama  Katolik  di  paroki  dengan
memperhatikan dan menggunakan berbagai model pendekatan pendidikan agama Katolik,  terutama  katekese  umat.  Dalam  proses  kuliah,  mahasiswa  tidak  hanya
dibekali  pengetahuan  saja  tetapi  mahasiswa  diberikan  kesempatan  untuk  terlibat dalam  kegiatan  katekese  umat  di  lingkungan-lingkungan.  Hadirnya  mahasiswa
dalam  kegiatan  katekese  umat  bukan  sekedar  menjadi  peserta,  tetapi  mahasiswa memimpin  jalannya  proses  katekese.  Dengan  ikut  ambil  bagian  dalam  kegiatan
tersebut  mahasiswa semakin  mampu dan terampil  dalam penanganan pendidikan agama Katolik di paroki Staf Dosen IPPAK, 2010: 69.
h. PPL Pendidikan Kader
Mata  kuliah  ini  memberi  kesempatan  kepada  mahasiswa  untuk mengembangkan  keterampilan  dalam  membuat  perencanaan,  melaksanakan  dan
mengevaluasi  pendampingan katekis  berdasarkan teori-teori  yang telah  dipelajari dalam  mata  kuliah  Pendidikan  Kader.  Dengan  pengalaman  itu,  mahasiswa
diharapkan  mampu  membekali  katekis-katekis  baru  dan  mendampingi  para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
katekis  lapangan,  baik  dalam  lingkup  paroki  maupun  sekolah,  guna  mendukung dan mengembangkan karya katekese Gereja Staf Dosen IPPAK, 2010: 72.
i. KBP Karya Bakti Paroki
Dalam  kuliah  ini  mahasiswa  diharapkan  mampu  dan  terampil  dalam melaksanakan  dan  mengevaluasi  karya-karya  pastoral  Gereja  dalam  lingkup
paroki  Staf  Dosen  IPPAK,  2010:  72.  Dengan  melaksanakan  KBP,  mahasiswa bisa  tahu  kemampuan  yang  dimilikinya  dan  mendapatkan  banyak  pengalaman.
Mahasiswa juga terbantu  dalam memperkembangkan pribadinya sebagai  seorang pewarta dengan harapan mereka semakin mantap akan panggilan dirinya sebagai
katekis. Sebagai pelayan umat, mereka dituntut untuk selalu siap sedia. Selain itu mahasiswa  juga  dapat  lebih  konkret  melihat  situasi  dan  kebutuhan  hidup  rohani
umat.
B. Metodologi Penelitian