34
BAB III PENELITIAN TENTANG PERANAN KETERLIBATAN
HIDUP MENGGEREJA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
A. Gambaran Umum Prodi IPPAK
Prodi IPPAK merupakan salah satu lembaga yang dipercaya Gereja untuk mendidik para calon katekis. Di Prodi IPPAK katekis yang profesional selalu
diupayakan. Upaya tersebut nyata dalam bentuk dukungan dari Prodi kepada mahasiswa melalui berbagai kegiatan, antara lain kegiatan dalam bidang liturgi,
pelayanan, pewartaan, dsb. Sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa sudah dibekali dengan berbagai mata kuliah-mata kuliah yang
mendukung. Prodi IPPAK memang sudah sejak awal melatih mahasiswa untuk terlibat di dalam kegiatan menggereja dengan harapan agar mereka mulai terbiasa
dan akrab dengan kegiatan menggereja serta mempunyai gambaran mengenai situasi umat yang akan dilayani. Selain itu, tujuan yang lain supaya mahasiswa
semakin mantap dan menghayati panggilan dirinya sebagai katekis. Sebagai calon katekis, melibatkan diri dalam kegiatan menggereja sangat penting karena disadari
peran dan tanggung jawab katekis di tengah umat masa kini sangat besar. Pada bagian ini penulis akan menguraikan mengenai sejarah singkat Prodi
IPPAK, visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi IPPAK, dan beberapa bentuk kegiatan mahasiswa Prodi IPPAK untuk memupuk panggilan sebagai katekis.
1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK
Berdasarkan panduan program studi 2010: 1-3 dapat diuraikan sejarah singkat Program Studi IPPAK sebagai berikut. Sejarah tersebut dimulai dari
35
Majelis Agung Waligereja Indonesia sekarang menjadi Konferensi Waligereja Indonesia yang merencanakan usaha-usaha untuk meningkatkan pelayanan di
bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbarui pelaksanaan katekese di Indonesia. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada Rm. P. F. Heselaars
S.J. yang kemudian bekerjasama dengan Rm. P.C. Carry S.J. Pada tahun 1960 Rm. P. Heselaars S.J.. mendirikan Pusat Kateketik dengan kegiatan-kegiatan
antara lain: penerbitan buku-buku, mengadakan penataran untuk guru-guru dan ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu disadari
bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik, dapat menyebabkan lambatnya usaha dalam pembaharuan katekese. Maka untuk mengatasi hal
tersebut, pada tanggal 1 Agustus 1962 Rm. F. Heselaars S.J. mendirikan Yayasan Akademi Kateketik Katolik Indonesia AKKI yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi Kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta.
Pusat Kateketik dan AKKI awalnya bertempat di Jl. P. Senopati 20 Yogyakarta. Atas prakarsa Bapak Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kemudian
pada tahun 1968 kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jl. Abubakar Ali 1, Yogyakarta. Tempat yang baru ini dapat memenuhi kebutuhan
akan ruang-ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor kerja staf, laboratorium audio visual, sanggar-sanggar kesenian, aula, ruang
pameran dan ruang rekreasi. Pada tanggal 3 April 1964, AKKI disahkan dengan Akte Notaris R.M.
Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 di Yogyakarta. Pada tanggal 11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK
No.108B.SwtP65. Pada tahun 1966 diselenggarakan ujian tingkat Sarjana Muda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk pertama kalinya. Pada tanggal 31 Desember 1969, AKKI memperoleh kenaikkan status dari terdaftar menjadi diakui dari Menteri P dan K dengan SK
No. 0170 Tahun1969. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga, maka pada tanggal 31 Maret 1971 dengan
Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, lembaga AKKI berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya. Pada tanggal 23 Juni 1971,
tingkat sarjana Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya memperoleh status terdaftar dari Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No:
227DPTB71. Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses
perubahan jenjang dan program pendidikan, serta dilakukan penataan kembali nama unit jurusanprogram studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan proses itu, Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana
muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana satu S1 dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Program
sarjana satu ini berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 04301985 tertanggal 28 Januari 1985. STFK Pradnyawidya memperoleh penetapan kembali status
diakui pada tanggal 14 Mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 036201986. Pada tahun akademik 19911992, tepatnya tanggal 26 Desember 1991, STFK
Pradnyawidya memperoleh status disamakan dengan SK No. 66001991. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau yang memiliki akta mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan
jalur dari jalur non kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada FKIP USD. Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasar SK Mendikbud No.
08DO1995 tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama FIPA, Jurusan Pendidikan Agama Katolik,
Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No 002BAN-PTAK-
IIXII1998 tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi dengan mendapat nilai B. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali
nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi
“Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” IPPAK dan menjadi bagian FKIP USD. Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 014BAN-
PTAk-VIIS1IV2004 IPPAK mendapat peringkat A.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK
Visi adalah suatu gambaran tentang masa depan yang akan atau harus terjadi dalam kurun masa depan yang dibayangkan. Visi tersebut perlu dituangkan
dalam sebuah rumusan yang berfungsi mengingatkan sekaligus juga sebagai motivasi untuk mencapai tujuan. Prodi IPPAK sebagai lembaga pendidikan
memiliki visi, misi dan tujuan berdirinya lembaga ini sehingga pada akhirnya akan mencapai sasaran yang sesuai dengan harapan.
Adapun visi
Prodi IPPAK
adalah terwujudnya
Gereja yang
memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat Staf Dosen IPPAK, 2010: 4. Salah satu usaha dalam mewujudkan Gereja, Prodi IPPAK
38
memprosesnya melalui berbagai kegiatan mata kuliah-mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk terjun dan terlibat langsung dalam kegiatan
pelayanan hidup umat beriman, seperti kegiatan katekese baik anak-anak, remaja, orangtua, maupun pelayanan hidup umat beriman lainnya. Dengan hadirnya para
calon katekis, diharapkan umat beriman semakin semangat dan berkembang dalam imannya.
Misi Prodi IPPAK adalah pertama, mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang memasyarakat. Kedua, mengembangkan
karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat Staf Dosen IPPAK, 2010: 4. Yang ingin dicapai dalam
misi tersebut terlihat dalam profil alumni yang dihasilkan yakni guru agama, katekis dan pengembang karya katekese. Guru agama adalah orang yang
berkiprah dalam lingkup persekolahan dengan segala kondisinya yang khas kelas, staf sekolah, kurikulum, dan lain-lain. Katekis adalah orang yang berkiprah
dalam bidang pelayanan umat beriman baik dalam lingkup keuskupan, paroki, stasi, maupun lingkungan dan dengan kondisinya yang khas pendalaman iman,
ibadat sabda, doa lingkungan, sie pewartaan, dan lain-lain. Pengembang karya katekese dipahami sebagai orang yang mampu memikirkan secara lebih jauh dan
mendalam kegiatan katekese, merefleksikannya serta mencari jalan yang sesuai dan lebih jauh. Orang ini bukan hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai
pemikir. Lingkup yang digelutinya komisi kateketik, pengisian jurnal-jurnal pastoral dan kateketik, dsb.
Tujuan Prodi IPPAK adalah menghasilkan lulusan yang beriman mendalam, berkepribadian utuh, mampu berefleksi atas imannya dan
39
berkualifikasi untuk mengemban misi program studi IPPAK Staf Dosen IPPAK, 2012: 1. Lulusan Prodi IPPAK biasanya dianggap memiliki keterampilan dan
memiliki kepribadian yang baik sehingga dijadikan panutan bagi umat dalam kehidupan beriman mereka. Sebagai seorang katekis yang menjadi panutan umat
haruslah mempunyai iman yang kuat dan mampu bergulat dalam imannya. Pengalaman pergulatan iman dalam hidupnya itu harus direfleksikan dengan
bantuan ilmunya agar dapat menjadi bekal dan sarana untuk diwartakan kepada umat. Dalam mendampingi umat, katekis dituntut juga memiliki kemampuan
untuk berefleksi, berkomunikasi serta memiliki kepribadian yang utuh. Sasaran Prodi IPPAK adalah menghasilkan lulusan yang kompeten untuk
menjadi guru agama di sekolah maupun fasilitator katekese dalam jemaat Staf Dosen IPPAK, 2012: 1. Situasi konkret jaman sekarang sudah semakin
berkembang, sehingga sulit bagi seorang katekis jika hanya mengandalkan jemaat bagi kehidupannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh katekis demi
mencukupi kebutuhan hidupnya adalah bekerja di lembaga-lembaga pendidikan formal yakni sekolah-sekolah, perguruan tinggi maupun di kantor Kementerian
Agama.
3. Beberapa Bentuk Kegiatan dan Perkuliahan Mahasiswa Prodi IPPAK
untuk Memupuk Panggilan sebagai Katekis
Prodi IPPAK merupakan salah satu lembaga yang mendidik dan mempersiapkan calon-calon katekis profesional. Dalam proses pendampingan,
mahasiswa tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahun saja, tetapi mahasiswa juga mulai dilatih untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan menggereja
40
baik dalam lingkup paroki maupun lingkungan. Bentuk-bentuk kegiatan mahasiswa Prodi IPPAK dalam rangka memupuk panggilan sebagai katekis,
antara lain:
a. Pembinaan Spiritualitas
Pembinaan spiritualitas diselenggarakan seperti mata kuliah-mata kuliah lain yang dilaksanakan selama empat tahun penuh. Materi yang disajikan dalam
pembinaan spiritualitas tiap semesternya cukup beragam, hal ini disebabkan karena komposisi dan penekanan dari masing-masing semester berbeda-beda
sesuai tujuan dari tiap semesternya dan juga mengikuti perkembangan mahasiswa yang didampingi. Dalam pembinaan spiritualitas tahun pertama diharapkan
mahasiswa mengenal teman-teman seangkatannya, nyaman dengan lingkungan baru, mantap dengan pilihan prodinya, menumbuhkan nilai-nilai kedewasaan
manusiawi, dan menyadari kerinduan hatinya yang terdalam sehingga jati dirinya semakin terarah pada Tuhan dan sesamanya Silabus Pembinaan Spiritualitas I
dan II. Tahun kedua diharapkan mahasiswa memiliki kedewasaan kristiani yang ditandai dengan mengenal dan meneladani pribadi dan karya-karya Yesus
sehingga semakin tertarik mengikuti-Nya Silabus Pembinaan Spiritualitas III dan IV. Dalam tahun ketiga diharapkan mahasiswa ketika di lapangan dapat
merencanakan ibadat, memimpin ibadat dan mempraktekkannya bersama umat Silabus Pembinaan Spiritualitas V dan VI. Tahun keempat diharapkan panggilan
hidup mahasiswa lebih terarah dan spiritualitas katekisnya berkembang sesuai dengan kehendak Allah, sehingga mahasiswa siap dalam memasuki dunia kerja
41
sebagai guru agama dan katekis yang memiliki spiritualitas katekis Silabus Pembinaan Spiritualitas VII dan VIII.
Metode yang dipakai dalam perkuliahan juga cukup beragam seperti bertolak dari pengalaman mahasiswa, audio visual, diskusi kelompok, dinamika
proses, dialog dengan harta kekayaan iman Gereja dan refleksi para tokoh, pengolahan dan latihan doa pribadi dan bersama serta praktek ibadat. Di Prodi
IPPAK pembinaan spiritualitas menjadi dasar bagi mahasiswa dalam menyatukan kecerdasan intelektual, emosional, afeksi maupun tindakan dan spiritual.
Pembinaan spiritualitas ini mengarah pada profil lulusan yang hendak dicapai dalam visi dan misi Prodi yang bertujuan membantu mahasiswa dalam
memperkembangkan kedewasaan manusiawi maupun kedewasaan iman dalam rangka mewujudkan katekis yang profesional, berspiritual, bertanggung jawab,
dan memiliki iman yang mendalam Staf Dosen 2010: 73-74.
b. Paduan Suara Mahasiswa PSM Pradnyawidya
Paduan suara mahasiswa Pradnyawidya secara struktur organisasi berada di bawah naungan HIMKA Himpunan Mahasiswa Kateketik. Kegiatan paduan
suara ini merupakan salah satu UKM yang ada di Prodi IPPAK, di mana anggotanya terdiri dari mahasiswa tingkat awal sampai mahasiswa tingkat ke
empat, yang telah menempuh dan lolos berbagai seleksi dari para pengurus. Jadwal latihan rutin kegiatan ini biasanya disepakati bersama. Latihan bersama
tidak hanya dilaksanakan ketika akan bertugas, namun dalam paduan suara ini para anggota juga diperkenalkan dan dilatih untuk menyanyikan lagu-lagu yang
baru belum dikenal. Tugas yang dilaksanakan oleh paduan suara Pradnyawidya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tidak hanya di lingkup kampus, melainkan menerima tugas dari berbagai kegiatan umat seperti koor manten, misa arwah, syukuran pesta perkawinan, dsb. Selain
itu, PSM Pradnyawidya juga melayani umat dalam bentuk pelayanan paduan suara diberbagai Gereja maupun paroki.
Mahasiswa yang ikut ambil bagian menjadi anggota PSM Pradnyawidya terbantu dalam melatih diri bernyanyi dan membaca not dengan benar. Selain itu,
mereka juga lebih banyak mengenal lagu-lagu rohani Gereja yang nantinya ketika sudah menjadi katekis dapat memperkenalkan kepada umat, agar mereka semakin
menaruh perhatian kepada hal-hal yang spiritual, dan dengan demikian mereka merasakan kedekatan yang akrab dengan Tuhan dan Gereja. Kecintaan terhadap
lagu-lagu rohani Gereja merupakan sebuah pertanda bahwa sebagai umat beriman memiliki kesadaran spiritual, berupa kemauan untuk senantiasa mencari kehendak
Allah. Di samping itu, latihan koor atau latihan lagu-lagu rohani Gereja juga bertujuan untuk mengajarkan umat beriman bagaimana membaca not secara lebih
baik dan tepat. Kiranya melalui latihan ini, mereka tidak merasa asing terhadap lagu-lagu rohani Gereja dan not-not yang terdapat dalam lagu.
c. Dirigen
Mata kuliah dirigen diajarkan pada mahasiswa semester II dengan tujuan agar mereka mampu dan terampil dalam memilih, menganalisis, dan
mempraktikkan secara sederhana lagu-lagu ibadat maupun lagu-lagu profan. Melalui kuliah ini, mahasiswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan menulis
dan membaca musik, terutama not angka Staf Dosen IPPAK, 2010: 52. Pengetahuan yang diterima mahasiswa tentu akan sangat bermanfaat bagi para
43
calon katekis nantinya yang akan menjalankan tugas pelayanan di tengah kehidupan jemaat. Sebagai katekis tidaklah cukup bila hanya memiliki
pengetahuan saja tanpa disertai dengan keterampilan yang memadai karena tugasnya bukan hanya di bidang pewartaan saja, melainkan ikut melaksanakan
tugas-tugas Gereja yang lainnya. Dalam mengikuti mata kuliah dirigen selama satu semester mahasiswa
diajarkan tentang teknik dalam memberi aba-aba yang benar, teknik vokal, dan membaca not. Pada akhir semester perkuliahan dirigen ditutup dengan konser
paduan suara dari mahasiswa peserta kuliah. Melalui konser itu mahasiswa diberi kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan memberi aba-aba serta
keterampilannya dalam bernyanyi. Untuk melakukan penilaian atas mata kuliah ini, mahasiswa harus
mengikuti ujian praktek memimpin lagu. Dosen membagi mahasiswa ke dalam beberapa kelompok dan setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk memimpin
lagu yang dinyanyikan bersama oleh anggota kelompoknya.
d. Pendidikan Iman Anak PIA
Mata kuliah pendidikan iman anak di Prodi IPPAK diajarkan pada semester III. Mata kuliah ini ditujukan kepada mahasiswa agar mampu memahami
keadaan dan tahap-tahap perkembangan iman anak sehingga mampu menguraikan peristiwa-peristiwa kehidupan anak berkaitan dengan perkembangan imannya
beserta latar belakangnya, sehingga mampu memikirkan arah dan pelaksanaan Pendidikan Iman Anak Staf Dosen IPPAK, 2010: 57. Melalui mata kuliah ini,
mahasiswa diberi kesempatan untuk melaksanakan Pendidikan Iman Anak baik di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
paroki maupun di lingkungan. Dalam prakteknya, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok mencari tempat masing-masing untuk
melaksanakan pendampingan. Langkah-langkah yang harus dilakukan mahasiswa yakni membuat perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengembangannya.
e. PPL PAK Pendidikan Dasar
Mata kuliah ini ingin membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses belajar mengajar pendidikan agama Katolik di SD
Staf Dosen IPPAK, 2010: 64. Selama menjalankan PPL PAK Pendidikan Dasar, mahasiswa diajak untuk mengamati pelaksanaan PAK di SD. Mahasiswa juga
diminta untuk membuat administrasi guru, antara lain: RPP rencana pelaksanaan pembelajaran, Prosem program semester, Prota program tahunan, dsb.
Perencanaan-perencanaan tersebut dilaksanakan mahasiswa baik secara terbimbing maupun mandiri di dalam kelas. Setelah melaksanakan perencanaan
tersebut, mahasiswa diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasinya sehingga mahasiswa mengerti hal-hal baik yang perlu dipertahankan dan hal-hal kurang
baik yang harus diperbaiki.
f. PPL Pendidikan Menengah
Mata kuliah ini merupakan program pengalaman lapangan mahasiswa dalam melaksanakan pendidikan agama Katolik di jenjang pendidikan menengah.
Sama halnya dengan PPL PAK Pendidikan Dasar, dalam PPL Pendidikan Menengah mahasiswa juga diminta untuk mempersiapkan administrasi guru
antara lain RPP rencana pelaksanaan pembelajaran, Prosem program semester, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Prota program tahunan, dsb. Dengan pelaksanaan PPL Pendidikan Menengah ini mahasiswa terbantu dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan diri
menjadi guru pendidikan agama Katolik di jenjang pendidikan menengah Staf Dosen IPPAK, 2010: 71.
g. PPL PAK Paroki
Mata kuliah ini melatih mahasiswa untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan agama Katolik di paroki dengan
memperhatikan dan menggunakan berbagai model pendekatan pendidikan agama Katolik, terutama katekese umat. Dalam proses kuliah, mahasiswa tidak hanya
dibekali pengetahuan saja tetapi mahasiswa diberikan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan katekese umat di lingkungan-lingkungan. Hadirnya mahasiswa
dalam kegiatan katekese umat bukan sekedar menjadi peserta, tetapi mahasiswa memimpin jalannya proses katekese. Dengan ikut ambil bagian dalam kegiatan
tersebut mahasiswa semakin mampu dan terampil dalam penanganan pendidikan agama Katolik di paroki Staf Dosen IPPAK, 2010: 69.
h. PPL Pendidikan Kader
Mata kuliah ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dalam membuat perencanaan, melaksanakan dan
mengevaluasi pendampingan katekis berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari dalam mata kuliah Pendidikan Kader. Dengan pengalaman itu, mahasiswa
diharapkan mampu membekali katekis-katekis baru dan mendampingi para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
katekis lapangan, baik dalam lingkup paroki maupun sekolah, guna mendukung dan mengembangkan karya katekese Gereja Staf Dosen IPPAK, 2010: 72.
i. KBP Karya Bakti Paroki
Dalam kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu dan terampil dalam melaksanakan dan mengevaluasi karya-karya pastoral Gereja dalam lingkup
paroki Staf Dosen IPPAK, 2010: 72. Dengan melaksanakan KBP, mahasiswa bisa tahu kemampuan yang dimilikinya dan mendapatkan banyak pengalaman.
Mahasiswa juga terbantu dalam memperkembangkan pribadinya sebagai seorang pewarta dengan harapan mereka semakin mantap akan panggilan dirinya sebagai
katekis. Sebagai pelayan umat, mereka dituntut untuk selalu siap sedia. Selain itu mahasiswa juga dapat lebih konkret melihat situasi dan kebutuhan hidup rohani
umat.
B. Metodologi Penelitian