Latar Belakang Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU RI No. 20 Pasal I Tahun 2003 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu setiap guru dituntut untuk meningkatkan kompetensi siswanya dalam setiap pembelajaran, karena pada dasarnya tujuan guru mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku siswa. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pada jenjang Pendidikan Dasar meliputi 5 kelompok mata pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, pendidikan kewarganegaraan merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan, berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta sikap positif terhadap berbangsa dan bernegara. Depdiknas 2005 menyatakan bahwa, “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”. 2 Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri, rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi pereubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Dari belajar tersebut akan tampak perubahan perilaku individu sebagai akibat dari belajarnya. Dari perubahan tersebut akan tampak baik perubahan dari pengetahuan, keterampilan, penguasaan nilai-nilai dan perubahan sikapnya. Menurut Gagne 1984 dalam Udin S. Winataputra, dkk 2005:2.3 belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Ada tiga atribut pokok ciri utama belajar yaitu : 1 Proses : Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. 2 Perubahan perilaku : Belajar adalah perubahan perilaku atau tingkah laku, seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai sikap. 3 Pengalamam : Belajar adalah mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi antar individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Didalam lingkup kelas, guru mempunyai peran yang strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru merupakan personil sekolah 3 yang memiliki kesempatan bertatap muka lebih banyak dengan siswanya, oleh karena itu seorang guru hendaknya menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, mengelola program belajar, mengelola kelas, menggunakan media dan sumber, menguasai landasan pendidikan, meningkatkan interaksi dalam belajar, merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran, serta mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Syaifudin Nurdin 2002 dalam Ahmad Barizi2009:150. Kemampuan guru dalam memproses keterampilan serta menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada keterampilan dan kemampuan guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien yang terorganisir dengan baik. Didalam proses belajar mengajar berlangsung interaksi dan komunikasi guru sebagai pendidik dan siswa sebagi yang dididik. Dalam proses belajar mengajar interaksi merupakan kegiatan paling pokok dan menjadi ruh dalam kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian jika proses belajar mengajar tanpa adanya interaksi maka pembelajaran itu tidak akan menghasilkan apa-apa dengan kata lain pembelajaran itu semu, untuk itu seorang guru harus benar-benar terampil dalam mengelola interaksi dalam pembelajaran agar kualitas dan hasil belajar akan meningkat lebih baik. Selain itu guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar harus memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki 4 keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan- landasan pendidikan sebagai dasar bertindak. Dalam pembelajaran, interaksi mempunyai beberapa tujuan yaitu : membantu menyeleksi bahan pengajaran yang akan disampaikan, memudahkan menyeleksi metode yang akan digunakan, memudahkan menyeleksi media dan alat bantu pengajaran, menolong sikap, tingkah laku dan perbatan guru, memudahkan memberikan penilaian, serta memudahkan mengorganisasika kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, memudahkan menyeleksi kemampuan yang ingin diinginkan dari anak didik. Jadi dalam pelaksanaan pembelajaran mempunyai arah dan tujuan yang jelas Syaifu Bahri Djamarah 2005:28 Dalam belajar mengajar memunculkan istilah guru sebagai satu pihak dan siswa sebagai lain pihak. Keduanya memegang peran, posisi dan tanggung jawab yang berbeda-beda namun bersama-sama mencapai tujuan. Guru bertanggung jawab mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan susila yang cakap dengan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan dan membimbingnya. Sedangkan anak didik berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan bantuan dan pembinaan dari guru. Dari paparan di samping kedua belah pihak berada dalam interaksi edukatif. Didalam proses interaksi edukatif mengandung sejumlah norma, semua norma itulah yang harus guru transfer kepada anak didik. Proses intaraksi edukatif menjadi jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang menghantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima oleh anak didik. Dengan demikian interaksi edukatif adalah 5 hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut pendapat Drs. Moh. Uzer Usman 1990dalam Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. 2005 : 13 berpendapat bahwa kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragan coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak didik. Hal ini tentu tergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interakasi mutlak dilakukan oleh guru , hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan. Jadi proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. kedua belah pihak tersebut harus aktif. Aktif tersebut dalam arti sikap, mental dan perbuatan dalam pembelajaran dengan beberapa pendekatan proses. Anak didik harus lebih aktif dari pada guru, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator untuk menghasilkan interaksi yang menjadi interaksi multi arah seperti halnya guru, lingkungan dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik. Hal tersebut tentunya mempunyai tujuan yakni memperbaiki proses belajar mengajar dan pembelajaran untuk lebih baik dan meningkat. Didalam pembelajaran seorang guru juga harus menguasai pendekatan - pendekatan pembelajaran agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat membantu siswa berpikir positif, kritis dan realistik yang kesemuanya itu dapat membantu peningkatan 6 pembelajaran siswa. Adapun yang dimaksud realistik adalah siswa dapat menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar. Realistik ini merupakan sebuah pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan realistik ini adalah sebuah pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri. http :zahra- abcde.blogs.pot.Com201004 mengajar-matematika-denganpendekatan. html. Realistik atau dunia nyata tidak hanya sebagai sumber pembelajaran, tetapi juga sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali pembelajaran kedunia nyata. Pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual “dunia nyata yang berkaitan dengan isi dari pembelajarannya, sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman yang pernah ia dapat dalam kesehariannya sebelumnya secara langsung dituangkan dalam pembelajaran. Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan konsep- konsep yang ia dapat ke bidang baru dari dunia nyata. Oleh karena itu, untuk menjembatani konsep-konsep pembelajaran dengan pendekatan realistik siswa perlu mengaplikasikan pengalaman sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar pendekatan realistik berpengaruh penting terhadap aktifitas siswa itu sendiri, dimana didalam pelajaran tersebut guru dapat mengaitkan masalah atau pencarian informasi terhadap dunia nyata yang dikaitkan dengan pengalaman siswa, siswa dapat menemukan contoh-contoh nyata yang di apresiasikan pada waktu pembelajaran 7 berlangsung, sehingga dalam pendekatan realistik tersebut guru dengan langsung dapat meningkatkan interaksi pembelajaran. Namun didalam pembelajaran, seringkali dalam pelaksanaannya guru kurang memperhatikan aspek-aspek yang dapat meningkatkan belajar siswa. Terkait dengan hal tersebut, berdasarkan pengamatanobservasi khususnya pada mata pelajaran PKn di SD Negeri wonosari 03 terutama dalam proses belajar mengajarnya terdapat beberapa permasalahan yang belum optimal. Pembelajaran masih didominasi oleg guru teacher centreGuru dalam menerapkan pembelajaran kurang kreatif dan efektif, dalam pembelajaran guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran serta model-model pembelajaran. Proses interaksi timbal balik antara siswa dengan guru belum sepenuhnya berjalan dengan baik,yaitu siswa masih malu dan takut untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, interaksi siswa dalam pembelajaran baik dengan siswa lain, dengan lingkungan, maupun dengan pembelajarannya itu sendiri belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Mayoritas siswa hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan dari guru, siswa disuruh membaca kembali materi yang ada di LKS dan siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di LKS yang berhubungan dengan materi setelah itu proses belajar mengajar selesai. Masalah-masalah diatas diperkuat oleh Lukman Hakim, S.Pd sebagai kolaboratordalam penelitian ini. Didalam pengamatan bersama bahwa interaksi multi arah masih belum tampak, aktifitas siswa cenderung pasif, guru masih kurang terampil dalam mengajar, artinya siswa masih terpusat pada guru serta guru kurang melibatkan lingkungan untuk menjadi sumber 8 sekaligus menjadi media pembelajaran. Selain itu aktifitas siswa cenderung pasif dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Wonosari 03 masih di bawah kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Hal tersebut dapat dilihat dalam rerata klasikal awal.Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah yaitu 30 dan nilai tertinggi yaitu 80, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 29 dan yang belum tuntas 22 siswadengan presentase 70,96 dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV yaitu 31. Beberapa faktor yang lain dapat diduga penyebab tidak keberhasilan siswa diantaranya adalah jumlah siswa yang cukup banyak ukuran kelas di SD yaitu sebanyak 31 siswa, sehingga didalam kelas cenderung ramai untuk bercanda dan bermain-main dengan teman lainnya. Untuk itu guru harus berpikir kembali dan meningkatkan kemabali keterampilan serta kepedulian dalam mengajar agar masalah-masalah yang terdapat didalam proses belajar menagajar dapat teratasi denagan baik. Dengan adanya masalah ini, perlu adanya pemechan masalah salah satunya yaitu dengan penerapan pembelajaran inovatif. Pembelajaran yang bernaungdalam teori konstruktivis adalah kooperatif. Kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi de ngan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Ada beberapa model kooperatif yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok, TGT, TPS, dan NHT.Memperhatikan uraian diatas bahwa untuk memecahkan masalah yang terjadi, peneliti menetapkan alternatif tindakan pemecahan masalah 9 untuk meningkatkan interaksi pembelajaran PKn. Maka dalam Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbasis realistik. Ketertarikan peneliti mengambil pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbasisi realistik karena peneliti melihat dalam pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbasis realistik semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab masing-masing baik individu maupun kelompok yang mengaitkan dengan kehidupan seharai-hari dengan kenyataannya. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif Jigsaw berbasis realistik dibanding dengan diskusi lain yaitu seluruh anggota dalam kelompok bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu merupakan tanggung jawab individu dan tanggung jawab kelompok. Model jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memeberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian Robert E. Slavin 2009:237. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rani Purwani Dewi, 2101404602 2009 Deskripsi Interaksi Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Membaca Puisi Anak di Sekolah Dasar Kelas Rendah Melalui Teori Flander dan Larsen-Freeman. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.Data penelitian menunjukkan bahwa 1 Guru berbicara GB menghasilkan nilai rata-rata sebesar 48,18, 2 Siswa Berbicara SB menghasilkan nilai rata-rata sebesar 27,53, 3 Kesunyian K menghasilkan nilai rata-rata sebesar 14,41, 4 Rasio Respon Guru RRG menghasilkan nilai rata-rata sebesar 32,45, 5 Rasio Inisiatif Siswa RIS menghasilkan nilai rata-rata sebesar 11,62, 6 Rasio Respon Langsung 10 Guru RRLG menghasilkan nilai rata-rata sebesar 69,45, 7 Rasio Pergantian Konten RPK menghasilkan nilai rata-rata sebesar 45,77, 8 Rasio Tetap Siswa RTS menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0, dan 9 penggunaan bahasa antara siswa dan guru selama berinteraksi sebesar 93,56 untuk penggunaan bahasa Indonesia, terdiri dari guru sebesar 65,34 dan siswa 28,21; dan penggunaan bahasa Jawa sebesar 6,44, terdiri dari guru 3,13 dan siswa 3,32. Data di atas mengindikasikan bahwa pola interaksi guru dan siswa bersifat multi arah, namun tetap berpusat pada guru. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa merupakan jenis interaksi edukatif.http:lib.unnes.ac.id75. Catur Endah Lestari. 2007, dengan judul Skipsi Peningkatan Interaksi Pembelajaran Dan Hasil Belajar Dengan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Dalam Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Mater Alma Ambarawa Kabupaten Semarang. Menunjukkan bahwa dengan strategi Everyone Is A Teacher Here interaksi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Terbukti dari data siklus I nilai rata-rata siswa 65,24 dengan kriteria ketuntasan klasikal 66.66. siklus II rata-rata 71,6 dengan kriteria ketuntasan klasikal 79,19. Siklus III rata-rata 78,85 dengan ketuntasan klasikal 91,66. Interaksi dalam pembelajaran juga meningkat yaitu interaksi dalam menjawab pertanyaan sebesar 54,16. Menyampaikan pendapat sebesar 29,16. Interaksi denga sumber ajar 50 didalam siklus I. dalam siklus II interaksi menjawab pertanyaan sebesar 70,08, interaksi dalam menyampaikan pendapat sebesar 50, 8interaksi dengan sumber ajar 79,16. Didalam siklus III interaksi berrtambah meningkat yaitu, interaksi 11 menjawab pertanyaan sebesar 79,16, mengemukakan pendapat sebesar 291,16, interaksi dengan sumber ajar sebesar 91,16.Skripsi oleh Catur Endah Lestari 2010, dengan judul Skipsi. Peningkatan Interaksi Pembelajaran Dan Hasil Belajar Dengan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan interaksi pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasisi realistik pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Harapan melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik ini interaksi didalam belajar mengajar lebih meningkat dan lebih baik serta dari interaksi hanya dua arah antara guru dan siswa menjadi interaksi multi arah, siswa dan siswa, siswa dan guru serta guru dan siswa dengan sumber belajar. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru memainkan peranannya sesuai fungsinya sebagai fasilitator, motivator, mediator, komunikator dan evaluator.

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Berbasis Problem Posing Pada Siswa Kelas IV SDN Miroto 02 Semarang

0 5 398

PENINGKATANKUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 01 BATANG

0 6 174

Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa melalui Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together siswa kelas IV SDN 03 Sengon Kabupaten Batang

0 29 332

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Kalisidi 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

0 0 1

Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 1 Karangmulyo Kacamatan Pegandon Kebupaten Kendal.

0 1 221

Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Number Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Siswa Kelas IV SD N Wonosari 03 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL KONTEKSTUAL BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES (ICT) PADA SISWA KELAS IV SDN JLAMPRANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 0 2

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

0 0 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Wonosari 03 Kabupaten Batang.

0 2 186