Tujuan Penelitian Kajian Teori

14 h. Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan guru memberikan klarifilkasi. Hipotensis : Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :“Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Diharapkan Dapat Meningkatkan Interaksi Belajar Siswa Kelas IV SDN Wonosari 03 Pada Mata Pelajaran PKn “.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan pendekatan kooperatiftipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelajaran PKn SDN Wonosari 03 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan keterampilan guru dalam upaya meningkatkan interaksi pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03. 2. Meningkatkan interaksi pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03. 3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di dalam dunia pendidikan sehingga penelitian ini dapat bermanfaat. Manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa 15 Agar siswa dapat meningkatkan interaksi dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman, perhatian, aktivitas, dan keterampilan memalui model pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik. 2. Bagi guru a. Yaitu untuk menambah wawasan, pemahaman, keterampilan dan kreativitas guru dalam rangka peningkatan sebagai tenaga profesional dalam bidang pendidikan b. Guru dapat memahami pentingnya model pembelajaran untuk meningkatkan interaksi, aktifitas, perhatian dan prestasi belajar siswa 3. Bagi sekolah a. Sebagai gambaran dalam upaya meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran di dalam sekolah b. Mendorong guru - guru SDN Wonosari 03 untuk mengembangkan wawasan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kemajuan sekolah 4. Bagi penulis Dapat menambah keterampilan dalam menulis, menambah pengetahuan dan pengalaman penulis. Penulis juga dapat memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan beberapa model-model pembelajaran. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Interaksi

Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek memengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda. http:id.wikipedia. orgwikiInteraksi. Dalam lingkup pembelajaran Interaksi menjadi tuntutan utama bagi proses pemelajaran yang dibimbing oleh guru. Dengan interaksi maka terjadi komunikasi dua arah antara guru sebagai fasilitator pembelajaran dan siswa sebagai subyek belajarnya. Keberhasilan proses pembelajaran pada dasarnya tergantung pada situasi yang tercipta atau diciptakan di atara pembelajar dan pelajar atau pedidik dan pendidiknya. Hal ini terkait dengan konsep dasar pembelajaran yang sangat membutuhkan sebuah kondisi yang kondusif dan kondisi kondusif dapat tercipta jika diantara kedua pihak mempunyai persepsi yang sama terhadap tujuan proses yang mereka jalani. Jika tidak, tentunya kondisi tersebut hanya kamuflase atas tujuan semu semata. Tanpa interaksi yang baik, tentunya akan terjadi rekayasa sikap terhadap proses pembelajaran yang mereka lakukan dan 17 jika telah terjadi rekayasa tentunya hal tersebut sudah merupakan pratanda kondisi negatif. Untuk mencapai keberhasilan di dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menerapkan metode interaksi yang sesuai dengan kondisi saat proses berlangsung. Interaksi merupakan prasyarat agar tercipta sebuah komunikasi dua arah yang selanjutnya memberikan pengalaman belajar maksimal bagi anak didik. Peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran memang tergantung pada sikap para pelaku pembelajaran, pembelajar dan pelajar pada saat mengikuti proses pembelajarannya. Hal ini karena pada prinsipnya proses pembelajaran merupakan interaksi antar dua orang atu lebih untuk melakukan perubahan sistematis pada satu sisi, yaitu anak didik. Jika tidak terjadi interaksi yang baik, tentunya proses pembelajaran tidak dapat berlangsung maksimal.

a. Interaksi Belajar Mengajar

Interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara guru pengajar dengan anak murid, dalam hal ini harus menunjukan adanya hubungan yang bersifat edukatif. http:lubmazreserach.wordpress.com.Hal ini sejalan dengan pendapat Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag 2005:12, bahwa interaksi dalam pembelajaran ialah interaksi edukatif. Dalam interaksi edukatif unsur 18 guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan dalam sistem pengajaran dengan menggunakan beberapa pendekatan proses. Anak didik harus lebih aktif dari pada guru, guru hanya bertindah hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didomonasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak didik. Hal ini tentu saja bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kel;as demi keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan belajar. Drs. Moh. Uzer Usman dalam Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag 2005:13 mengemukakan pendapatnya tentang jenis pola interaksi yaitu : 1 Pola guru-anak didik. Yaitu komunikasi sebagai aksi satu arah 2 Pola guru-anak didik-guru. Yaitu ada balikan feedback bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa komunikasi sebagai interaksi 3 Pola guru-anak didik-anak didik yaitu ada balikan bagi guru, anak didik saling belajar satu sama lain. 4 Pola guru-anak didik, anak didik-guru, anak didik-anak didik. 19 Yaitu interaksi optimal antara guru dan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik komunikasi sebagai interaksi multi arah 5 Pola melingkar yaitu setiap anak didik mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap anak didik belum mendapat giliran. Dalam proses belajar mengajar, interaksi mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini karena dengan interaksi memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. Tanpa adanya interaksi, proses belajar mengajar tidak akan terjadi. Belajar mengajar sebagai suatu proses memiliki beberapa tahap yang harus dilalui, pada dasarnya merupakan kegiatan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yaitu; tahap perencanaan, yang dengan perencanaan yang baik akan memungkinkan terciptanya perencanaan yang baik pula untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tahap pelaksanaan, dimana dalam pelaksanaan juga harus mempunyai tujuan, metode, dan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, dan tahap evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan apakah tercapai atau tidak pembelajaran tersebut. Tugas guru ialah mengajar, dimana guru harus membimbing anak belajar dengan menyediakan situasi dan kondisi yang tepat agar potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin, dengan 20 demikian tujuan pendidikan dapat tercapai, hal ini hanya dapat terjadi dengan interaksi belajar mengajar. Belajar mengajar adalah sebagai suatu proses memiliki beberapa tahap yang harus dilalui, pada dasarnya belajar mengajar merupakan kegiatan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yaitu : tahap perencanaan, yang dengan perencanaan yang baik akan memungkinkan terciptanya perencanaan yang baik pula untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tahap pelaksanaan, dimana dalam pelaksanaan juga harus mempunyai tujuan, metode, dan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, dan tahap evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan apakah tercapai atau tidak pembelajaran tersebut. Masalah dalam interaksi yang terjadi kadang kala guru atau siswa tidak memahami apa yang dibicarakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar hal ini menuntut seorang guru untuk dapat memilih kata- kata yang mudah untuk dipahami oleh anak didik. Wacana kelas atau biasa disebut interaksi yang terjadi di kelas, apabila dikemukakan secara umum bahwa analisis wacana harus lah berkenan dengan cara- cara informasi itu diseleksi, diformulasikan dan disampaikan kepada penutur atau dengan kata lain informasi itu dipandang sebagai pengetahuan yang diketahui, diperiksa, dan tidak diseleksi sama sekali. 21 Dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah berlangsung interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok. Jadi proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung atau ciri-ciri interaksi belajar mengajar, yaitu 1 Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan : yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan, 2 Ada suatu prosedur jalannya interaksi yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan, 3 Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar, 4 Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar, 5 Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar, 6 dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Langkah- 22 langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, 7 Ada batas waktu. Setiap tujuan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus dicapai, 8 Unsur penilaian. Untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai melalui interaksi belajar mengajar. Edi Suardi 1980 dalam Sardiman A.M. 2011:15 Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Belajar Mengajar

1 Faktor Guru Guru adalah pengelola pembelajaran atau disebut pembelajar. Pada faktor ini yang perlu diperhatikan adalah keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, dan memanfaatkan metode pembelajaran 2 Faktor Siswa Siswa adalah subyek yang belajar atau disebut belajar. Pada faktor siswa yang harus anda perhatikan adalah karakteristik siswa baik karakteristik umum maupun karakteristik khusus. 3 Faktor Kurikulum 23 Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini perlu diperhatikan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran dan mengorganisasikan isi pembelajaran 4 Faktor Lingkungan Lingkungan atau latar adalah konteks terjadinya pengalaman belajar. Pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan fisik dan lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi belajar mengajar optimal.http:guruproffesional.blogspot.com201005 interaksi-belajar-mengajar.html. Adapun pengelolaan interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut : a Menguasai bahan Sebelum guru tampil didepan kelasuntuk mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. b Mengelola program belajar mengajar Guru juga harus mampu mengelola program-program belajar mengajar agar proses belajar-mengajar dapat terkendali dan berjalan dengan baik. c Mengelola kelas 24 Untuk mengajar didalam kelas guru dituntut mampu mengelola kelas, yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. d Menggunakan media dan sumber Seorang guru harus benar-benar mengenal dan bisa, memilih, membuat alat bantu pelajaran sederhana, mengelola dan menggunakan laboraturium, menggunakan buku pegangan atau buku sumber, menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar, menggunakan unit microteaching dalam program pengalaman lapangan. e Menguasai landasan-landasan kependidikan Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan bangsa. Pengembangan bangsa tersebut akan terwujud secara nyata dengan menciptakan ketahanan nasioanal dalam rangka mencapai cita-cita bangsa f Mengelola interaksi belajar mengajar Didalam proses belajar menggajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Dengan interaksi proses belajar mengajar akan tertransfer dengan baik. g Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran Setiap siswa hakikatnya memiliki perbedaan antara stu dengan yang lain, perbedaan tersebut akan menimbulkan perbedaan 25 yang lain misalnya soal kreativitas, gaya belajar siswa. Untuk itu hal ini perlu diketahui oleh guru agar guru dapat mengambil tindakan instruksional yang lebih tepat dan memadai. h Mengebal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan disekolah Dalam tugas dan peranannya di sekolah guru ujga sebagai pembimbing ataupun konselorpenyuluh. Itulah sebabnya guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta harus menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah agar kegiatan interaksi belajar mengajarnya menjadi lebih tepat dab produktif. i Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah Seorang guru diosamping berperan sebagai pengajar juga sebagai administator, dengan demikian guru harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekoalah. j Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran Disamping bertugas sebagai pendidik dan pembimbing guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan pengembangan proses belajar mengajar. Didalam belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian didalam 26 kegiatan interaksi guru dan siswadalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga transfer of values, akan senatiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen satu dengan yang lainnya. Serasi dalam hal ini berarti komponen komponen yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar itu akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi anak didik. Jadi proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen- komponen yang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi belajar mengajar tersebut. Ada beberapa komponen dalam interaksi belajar mengajar, komponen-komponen itu misalnya guru, siswa, metode, alat atau teknologi, sarana, dan tujuan. Untuk mencapai tujuan instruksional, masing-masing komponen tersebut akan saling merespon dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga tugas guru adalah bagaimana harus mendesain dari masing-masing komponen agar menciptakan proses belajar mengajar yang lebih optimal. Dengan demikian guru dselanjunya akan dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Didalam interaksi ada sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber, dan evaluasi. 1 tujuan : Tujuan mempunyai arti penting 27 dalam kegiatan interaksi. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. 2 Bahan pelajaran : Bahan pelajaran mutlak harus dikuasai guru dengan baik. Bahan pelajaran adalah unsur inti dalam kegiatan interaksi, karena harus diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. 3 Kegiatan belajar mengajar : Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Semua komponen pengajaran akan diproses didalamnya. Komponen inti yakni manusiawi, guru, dan anak didik. 4 Metode : metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pembelajaran. 5 Alat : alat adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi biasanya dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat nonmaterial berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat dan sebagainya. Sedangkan alat material atau alat bantu berupa globe, papan tulis, kapur, gambar, diagram, lukisan, video dan sebagainya. 6 sumber belajar : sumber belajar juga sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa sebagai penunjang keberhasilan dalam belajar. Sumber belajar sangat banyak sekali, ada dimana-mana ; di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, di buku, di majalah dan lain sebagainya. 7 evaluasi : evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan 28 keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan mengguanakan seperangkat instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan. Menurut Agus Suprijono 2010 ada unsur interaksi promotif, unsure ini pening karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. adapun cirri-ciri unsur promotif ini adalah : saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi secara bersama lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumenttasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

c. Interaksi Belajar Mengajar Sebagai Interaksi Edukatif

Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Tujuan adalah sebagai pedoman kearah mana akan dibawa proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dalam diri anak didik. Belajar mengajar dikatakan bernilai normatif karena di dalamnya ada sejumlah nilai, jadi wajar bila interaksi itu dinilai bernilai edukatif. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik 29 harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan. Interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma, semua norma itulah yang harus guru transfer kepada anak didik. Oleh karena itu, wajar bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Interraksi edukatif sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuam yang diterima oleh anak didik. Interaksi pemebelajaran atau interaksi edukatif dalam pembelajaran menpunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu : 1 Interaksi edukatif mempunyai tujuan. Tujuan tersebut adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. 2 Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Yaitu agar mencapai tujuan yang optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai tujuan mungki akan membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda-beda. 3 Ditandai dengan penggarapan materi khusus. Dalam hal ini materi perlu didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini perlu emperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain. Materi sudah didesaindan dipersiapkan sebelum melaksanakan interaksi edukatif. 30 4 Ditandai dengan aktivitas siswa. Yaitu sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan sentral, maka aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi edukatis. Aktivitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun mental aktif 5 Guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranan sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motifasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses interaksi edukatif, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. 6 Interaksi edukatif membutuhkan disiplin. Disiplin disini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru dengan pihak anak didik 7 Mempunyai batas waktu. Yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas kelompok anak didik, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan deberi waktu tertentu, kapan tujuan sudah harus tercapai. 8 Diakhiri dengan evaluasi. Dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. 31 Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan Dalam interaksi pembelajaran atau interaksi edukatif mempunyai tujuan yang sangat penting, sebab tanpa tujuan kegiatan yang telah dilakukan akan kurang bermakna, bahkan akan membuang- buang wakstu dengan sia-sia. Oleh karena itu, tujuan menempati posisi yang penting dalam semua aktifitas. Tujuan dapat memberikan arah kegiatan yang jelas. Oleh karena itu, guru sebaiknya merumuskan tujuan dalam pembelajarannya sebelum melaksanakan tugas mengajar dikelas. Dengan cra itu guru akan mudah menyeleksi bahan pengajaran yang akan disampaikan atau deberikan kepada anak didik. Jadi tujuan menempati posisi yang strategis dalam kegiatan interaksi edukatif. Nilai strategis itu adalah bahwa tujuan dapat memberikan arah dalam interaksi edukatif, membantu menyeleksi bahan pengajaran yang akan disampaikan, memudahkan menyeleksi metode yang akan digunakan, memudahkan menyeleksi media dan alat bantu pengajaran, menolong menyeleksi sikap, tingkah laku dan perbuatan guru, memudahkan menyeleksi kemampuan yang diinginkan dari anak didik, memudahkan memberikan penilaian, serta memudahkan mengorganisasikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Jadi dalam pelaksanaan pembelajaran mempunyai arah dan tujuan yang jelas. 32

d. Prinsip-Prinsi Interaksi Pembelajaran

Interaksi pembelajaran adalah intraksi yang tidak pernah sepi dari masalah. Permasalahan bisa muncul dari pada anak didik, dimana anak didik kurang mampu menempatkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai kedalam situasi yang nyata dan berlainan. Kebanyakan anak didik hanya menerima informasi dan kurang dapat memahami hubungannya dengan dunia lingkungannya. Hal ini disebabkan bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam bentuk penjelasan kurang atau tidak dikaitkan dengan situasi lingkungan nyata. Sebanyak apapun bahan yang diberikan kepada anak didik, maka anak didik akan kurang mampu menerapkan perolehannya itu, bila guru menjelaskan bahan pelajaran tidak dikaitkan dengan situasi nyata yang sedang dihadapi dan dirasakan oleh anak didik. Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : 1 Prinsip motivasi Didalam interaksi pembelajaran tidak semua anak didik termotivasi untuk bidang studi tertentu. Anak didik menerima motivasi pembelajaran dengan cara berbeda-beda, ada anak didik yang memiliki motivasi yang tinggi, ada yang sedang, dan ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu diperhatikan 33 oleh guru agar dapat memberi motivasi yang berfariasi kepada anak didik. Guru dapa menggunakan motivasi ekstrinsik yang bersumber dari luar diri anak didik, motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan oleh guru karena motivasi ini dapat diberikan kepada anak didik, seperti bentuk ganjaran, pujian, hadiah, dan sebagainya. 2 Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki Seiap anak didik yang hadir dikelas memiliki latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Guru jangan menyalahkan anak didik yang tidak bisa menguasai bahan pelajaran dan jangan pula mengatakan anak didik bodoh atau memarahinya. Koreksilah diri apakah guru mengabaikan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak didik. Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak didik guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang guru berikan dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka menaggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik mudah memusatkan perhatiannya. 3 Prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu. Pelajaran yang direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah 34 dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola pelajaran dapat terpisah- pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatiannya. Titik pusat dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab atau merumuskan konsep yang hendak ditemukan. 4 Prinsip keterpaduan Salah satu sumbangan dari guru untuk membantu anak didik dalam upaya mengorganisasikan perolehan belajar adalah penjelasan yang mengaitkan antara suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan yang lain dalam mata pelajaran yang berbeda. Misalnya dalam menjelaskan pokok bahasan moral dalam mata pelajaran PKn, guru menghubungkannya dengan masalah akhlak dalam mata pelajaran akidah akhlak. Ketrpaduan dalam pembahasan dan peninjauan ini akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam interaksi pembelajaran. 5 Prinsip pemecahan masalah yang di hadapi Masalah perlu dihadapi bukan dihindari. Menghindari masalah sama halnya tidak mau membina diri untuk terbiasa memecahkan masalah. Namun masalah bukan dicari, mencari masalah sama halnya dengan mengundang masalah. Lain halnya didalam interaksi belajar guru perlu menciptakan suatu masalah untuk dipecahkan oleh anak didik dikelas. Salah satu indikator kepandaian anak didik banyak ditentukan oleh 35 kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapt mendorong anak didik untuk lebih tegar dan terbiasa dalam memecahkan berbagai masalah dalam belajar. 6 Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan sendiri Anak didik sebagai individu pada hakikatnya mempunyai potensi untuk mencari dan mengembangkan dirinya. Lingkunganlah yang harus diciptakan untuk menunjang potensi anak didik. Guru yang bijaksana akan membiarkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Atau apabila memberikan informasi, hanya yang mendasar saja sebagai dasar pijakan bagi anak didik dalam mencari dan menemukan sendiri informasinya. 7 Prinsip belajar sambil bekerja Belajar secara verbal terkadang kurang membawa hasil bagi anak didik, karena itulah dikembangkan konsep belajar secara realistis atau belajar sambil bekerja learning by doing. Berlajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapat oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik. 8 Prinsip hubungan sosial Dalam proses belajar anak didik tidaklah sendiri, tetapi anak didik membtuhkan orang alain dalam kegiatan belajar mengajar 36 belajar bersama dalam kelompok . konsepsi belajar seperti ini dimaksudkan untuk mendidik anak didik terbiasa bekerjasama dalam kebaikan. Terlepas dari kegiatan “nyontek” ketika ulangan. Kerjasama disini memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di kelas, yang akan mengakrabkan hubungan anak didik dengan anak didik lainnya dalam belajar. Keunggulan lain dari belajar bersama, yakni anak didik yang belum mengerti penjelasan dari guru, akan menjadi mengerti dari hasil penjelasan dan diskusi mereka dalam kelompok, dalam kasus- kasus tertentu penejelasan anak didik lebih efektif dimengerti dari pada penjelasan dari guru. Hal demikianlah yang mendassari pentingnya prinsip hubungan sosial. 9 Prinsip perbedaan individual Ketika guru hadir didalam kelas guru akan berhadapan dengan anak didik dengan segala perbedaannya. Perbedaan inilah yang perlu guru sadari sehingga guru tidaka akan terkejut melihat tingkah laku dan perbuatan anak didik yang berlainan antara yang satu dengan yang lainnya. Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik itu adalah dari segi biologis, intelektual, dan psikologis. Semua perbedaan ini akan memudahkan guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik. Dalam mengajar guru perlu menerapkan prinsip-prinsip motivasi, berangkat dari persepsi yang 37 dimiliki anak didik, fokus tertentu, keterpaduan, pemecahan masalah, mencari, menemukan, mengembangkan sendiri, belajar sambil bekerja, hubungan sosial dan perbedaan individual agar kegairahan belajar anak didik dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama dengan suasana kelas yang kondosif.

e. Tahap-Tahap Interaksi Pembelajaran

R.D. Connes dalam Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. 2005:69 mengidentifikasikan tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1 Tahapan sebelum pengajaran Dalam tahapan ini guru harus menyusun program tahunan pelaksabaan kurikulum, program semester atau catur wulan cawu, program satuan pembelajaran dan perencanaan program pengajaran. Dalam melaksanakan program-program tersebut diatas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan : a Bekal bawaan anak didik Bekal bawaan anak didik sebagai bahan apersepsi anak didik perlu diperhatikan oleh guru. Guru menyadari bahwa anak didik anak didik membawa bahan apersepsi yang berbeda-beda. Bahan yang dipersiapkan guru harus tidak jauh dari pengalaman dan pengetahuan yang anak didik punyai. Paling tidak masih 38 berhubungan sehingga anak didik mudah menyerap penjelasan yang diberikan oleh guru. b Perumusan tujuan pembelajaran Guru mutlak melakukan perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran memberikan arah yang jelas kemana kegiatan interaksi akan dibawa. Didalam tujuan pembelajaran tersimpan sejumlah norma seperti, norma susila, norma sosial, norma huku, norma agama dan norma moral. c Penilaian metode Metode adalah cara atau siasat yang digunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran. d Pemilihan pengalaman-pengalaman belajar Pengalaman belajar apa yang harus diberikan kepada anak didik adalah suatu hal yang perlu mendapat perhatian guru. Guru tidak dibenarkan memberikan pengalaman yang negatif kepada anak didik, karena semua itu akan berkesan didalam jiwa anak didik. e Pemilihan bahan dan peralatan belajar Bahan adalah isi atau materi yang akan disampaikan kepada anak didik dalam interaksi pembelajaran. Bahan yang 39 akan diberikan kepada anak didik harus diseleksi. Bahan apa yang akan di terima oleh anak didik harus disesuaikan dengan tingkat penguasaannya, bukan memberikan bahan pelajaran yang sukar diterima dan dicerna oleh anak didik. f Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik Jumlah anak didik akan mempengaruhi suasana kelas. Semakin banyak jumlah anak didik mudah terjadi konflik. Anak lebih mudan memilh teman yang disukainya, sebaliknya dengan jumlah anak didik yang sedikit lebih mudah mengendalikan kelas bila terjadi kasus keributan, mengelola kelaspun lebih mudah dari pada jumlah anak didik yang banyak. Didalam kelas setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari siswa satu dengan siswa yang alinnya. g Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia Jumlah jam untuk setiap mata pelajaran ada yang sama ada juga yang berlainan. Masalah waktu ini akan berhibungan dengan kedisiplinan dalam mengajar. Kelebihan pemakaian waktu belajar berarti tidak disiplin dan merugikan guru lain yang akan mengajar pada jam berikutnya. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan jumlah jam pelajarean yang tersedia, sehingga dapat mempersiapkan bahan pelajaran yang sesuai waktu yang tersedia. h Mempertimbangkan pola pengelompokan 40 Pola pengelompokan anak didik bervariasi. Pengelompokan bisa bisa menurut kesenangan berkawan. Selain menurut kemampuan anak didik. Atau bisa juga menurut minat anak didik. Pola lain misalnya pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik diatur oleh guru sendiri atau diatur oleh guru atas usul anak didik. i Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar Belajar adalah berubah. Perubahan dalam belajar adalah disadari setelah berahirnya kegiatan belajar. Agar perubahan itu tercapai ada beberapa prinsip belajar yang patut diperhatikan, antara lain : prinsip motivasi, pemusatan perhatian, pengambilan pengertian yang pokok, pengulangan, kegunaan, pemanfaatan hasil belajar atau pengalaman dan penghindaran dari segala gangguan dalam pembelajaran. 2 Tahapan Pengajaran Tahapan ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahapan penngajaran ini, yaitu : a Pengelolaan dan pengendalian kelas Salah satu syarat pengajaran yang baik ditetntukan oleh pengelolaan dan pengendalian kelas yang baik. Suasana yang kondusif sangat mendukung kegiatan interaksi belajar. Indikator kelas yang kondusif dibuktikan dengan giat dan asiknya anak 41 didik belajar dengan penuh perhatian mendengarkan penjelasan dari guru yang sedang memberi bahan pembelajaran. b Penyampaian informasi Awal terjadinya komunikasi antara guru dengan anak didik dikelas adalah diawali dengan penyampaian informasi dari guru kepada anak didik. Informasi yang diberikan bukan hanya menyangkut masalah apa yang harus dikerjakan oleh anak didik tetapi juga menyangkut masalah lain, seperti petunjuk, pengarahan, dan apersepsi yang divariasikan kedalam berbagai bentuk tanpa menyita banyak waktu untuk kegiatan pokok. c Pengguanaan tingkah laku verbal dan non verbal Apapun yang dilakukan guru didalam kelas pasti akan terkait dengan masalah tingkah laku verbal dan non verbal. Tingkah laku verbal itu misalnya dengan kata-kata : “bagus”, “benar”, “tepat”, dan sebagainya. Dengan kalimat misalnya “pekerjaanmu baik sekali”, saya senang dengan pekerjaanmu” dan sebagainya. d Merangsang tanggapan balik dari anak didik Indikator adanya tanggapan dari anak didik adalah ketika guru menyampaikan bahan pelajaran, ketika itu juga anak didik memberikan perhatian dan tanggapan atas tugas yang diberikan untuk dikerjakan dalam kelompok atau sendiri-sendiri. e Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar 42 Kegiatan interaksi pembelajaran bukan hanya kegiatan fisik yang dapat dilihat, tetapi juga kegiatan psikologis anak didik. Namun pandangan anak didik yang tertuju kepada guru bukan sebagai indikator untuk menilai belajar atau tidaknya anak didik. f Mendiaknosis kesulitan belajar Dengan mendiaknosis guru akan mudah mkelakukan prognosa ramalan tentang bentuk perlakuan treatment sebagai tindak lanjut follow up dari diaknosis. g Mempertimbangkan perbedaan individual Dalam kelas myang jumlah anak didik yag banyak cenderung heterogen. Berbagai sifat tingkah laku anak didik terhimpun didalamnya. h Mengevaluasi kegiatan interaksi Interaksi antar guru dengan anak didik bervariasi. Ada interaksi satu arah guru keanak didik, interaksi dua arah guru ke anak didik dan anak didik ke guru, dan minteraksi banyak arah guru-anak didik, anak didik-guru dan anak didik-anak didik. Ketiga macam interaksi tersebut dapat guru jadikan sebagai bahan evaluasi, apakah kegiatan interaksi yang telah dilakukan sudah sampai pada tingkat optimal yakni sampai ketingkat interaksi banyak arah. 3 Tahapan Sesudah Pengajaran 43 Tahapan ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesudah mengajar, antara lain : a Menilai pekerjaan anak didik Penilaian adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan yang harus guru lakukan sesudah pengajaran. Untuk menilai keberhasilan siswa salah satunya adalah melaksanakan tes tertulis, lisan, perbuatan atau tindakan. Penilaian bisa dengan pendekatan analisis kuantitatif atau analisis kualitatif. b Menilai pengajaran guru Pekerjaan gurupun juga harus dinilai oleh guru sendiri. Disisni kejujuran penilaian dituntut dari guru. Penilaian diarahkan pada aspek antara lain gaya-gaya mengajar, struktur penyampaian bahan pelajaran, penggunakaan metode, ketepatan [erumusan tujuan pembelajaran, ketepatan pemakaian alat dana alat bantu pengajaran. c Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya Membuat perencanaan pengajaran tidak asal membuat semaunya guru, tetapi harus ada bahan pijakan yang dijadikan sebagai patokan. Bahan pijakan ini adalah hasil penilaian pekerjaan anak didik evaluasi produk dan hasil penilaian pengajaran guru evaluasi proses. Komponen-komponen yanmg 44 perlu diperhatikan dalam perencanaan adalah ketepatan perumusan tujuan pembelajaran, kesesuaian bahan dengan tujuan pembelajaran, pemilihan metode yang akurat, pemakaian alat pengajaran, pemilihan sumber belajar, pemakaian prosedur, jenis dan alat evaluasi yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.

2. Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran

a. Keteampilan Pendahuluan Pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efekif agar siswa secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan pembelajaran, diantaranya sebagai berikut : 1 Menciptakan kondisi awal pembelajaran a Menciptakan semangat dan kesiapan belajar, upaya ini dapat diwujudkan melaui bimbingan dari guru pada siswa. Atau melalui cara dan teknik yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. b Menciptakan suasana demokrasi dalam belajar, upaya ini dapat diwujudkan melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa agar berkreatif, dalam belajar dan mengembangkan keunggualan yang dimiliki siswa. 45 2 Melaksanakan apersepsi dan atau penilaian kemampuan awal siswa Kegiatan ini lebih menekankan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang telah dimilki siswa. Serta guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dengan tidak mengenyampingkan pemberian motivasi belajar terhadap siswa. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang perlu dikembangkan pada awal pembelajaran.

b. Keterampilan Melaksanakan Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh kerena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktifitas siswa yang dibilang secara efektif oleh guru. 1 Langkah-langkah kegiatan inti dalam pembelajaran meliputi : a Memberitahukan tujuantopic pelajaran yang akan dibahas b Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa c Membahas menyajikan materi 46 Dalam langkah-langkah ini dikelompokan menjadi tiga kelompok pembelajaran meliputi : a Pembelajaran klasikal, digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta atau informative. Terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar. sehingga cenderung metode ceramah dan Tanya jawab yang aka banyak dilakukan b Pembelajaran kelompok, digunakan apabila materi pelajaran lebih mengembnagkan konsep pokoksub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktifitas sisial, sikap nilai, kerjasama, dan aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa. Pembelajaran perseorangan digunakan apabila ingin membantu proses belajar mengajar mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Serta untuk melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar mengajar.

c. Keterampilan Melaksanakan Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran adalah : 1 Melaksanakan penilaian akhir 47 2 Mengkaji hasil penilaian akhir 3 Melaksanakan kegiatan tindak lanjut, alternatif kegiatan diantaranya : a Memberikan tugas atau latihan-latihan b Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa c Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu d Memberikan motivasi bimbingan belajar 4 Mengemukakan topik bahasan yang akan datang 5 Menutup pelajaran.

d. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan gu\ru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengahiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran mempunyai tujuan yaitu : menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi, memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan, siswa dapat mengetahui pendekatan- pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian 48 pelajaran, memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dia pelajari, memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa dan memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

e. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenali. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yag merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. 1 Keterampilan bertanya mempunyai tujuan : a Merangsang kemampuan berpikir siswa b Membantu siswa dalam belajar c Mengarahkan siswa pada tingkat intetaksi belajar yang mandiri d Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi e Membantu siswa dalam mencapai tuuan pelajaran yang dirumuskan. 2 Komponen-komponen keterampilan bertanya : a Keteerampilan dasar 1 Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat 49 2 Memberi acuan 3 Pemusatan kearah jawaban yang diminta 4 Pemindahan giliran menjawab 5 Penyebaran pertanyaan 6 Pemberian waktu berpikir 7 Pemberian tuntunan b Keterampilan lanjutan 1 Pengubahan tujuan tingkat kognitif pertanyaan 2 Urutan pertanyaan 3 Melacak pertanyaan 4 Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar siswa 3 Hal-hal yang harus dihindari dalam keterampilan bertanya a Menjawab pertanyaan sendiri b Mengulang jawaban siswa mengulang-ulang jawaban siswa c Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak

f. Keterampilan Memberikan Penguatan

Memberi penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. 1 Keterampilan memberi penguatan mempunyai tujuan yaitu : a Meningkatkan perhatian siswa b Melancarkan atau memudahkan proses belajar c Membangkitkan dan mempertahankan motivasi 50 d Mengontrol atau mengubah sikap yang menggangu kearah tingkah laku belajar yang produktif e Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar f Mengarahkan kepada siswa cara berpikir yang baik dan inisiativ. 2 Komponen-komponen keterampilan memberi penguatan adalah : a Penguatan verbal. Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. Contoh, “baik”, “bagus”, “ kamu sangat pintar” dan lain-lain b Penguatan gestural. Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah, atau anggota badan yang dapat membeikan kesan kepada siswa, misalnya tepuk tangan, menaikkan ibu jari “jempol”, tersenyum dan lain-lain. c Penguatan dengan cara mendekati. Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa unruk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. d Penguatan dengan sentuhan. Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, mengangkat tangan siswa. e Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat. 51 f Penguatan dengan tanda atau benda. Penguatan ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macamsimbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain : komentar tertulis dalam buku pekerjaan siswa, member perangko, bintang, permen dan sebagainya.

g. Ketereampilan Mengguanakan Variasi

Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjikkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. 1 Prinsip-prinsip yang perlu dipahami dalam menggunakan keterampilan variasi : a Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif b Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat c Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstuktur dan direncanakan sebelumnya d Penggunaan kompponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa. 2 Komponen-komponen keterampilan variasi : a Variasi dalam gaya mengajar guru 1 Varaiasi suara : keras, lemah, cepat, lambat, tinggi, rendah, besar dan kecil suara 52 2 Pemusatan perhatian : pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model 3 Kesenyapan : pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Hal tersebut bertujuan meminta perhatian siswa 4 Kontak pandang : untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontak pandangan perlu dikerjakan selama proses mengajarnya 5 Gerakan badan dan mimik : perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan sangat penting dalam proses komunikasi 6 Perubahan posisi guru : perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi. b Variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran 1 Media dan bahan pengajaran yang dapat didengar oral 2 Media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat visual 3 Media dan bahan pengajaran yang dapat disentuh, raba atau dimanipulasikan. c Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa 53 Rentangan interaksi dapat bergerak diantara dua kutub yang ekstrem, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan siswa sebagai pusat kegiatan. Perubahan interaksi diantara dua kutub tadi akan berakibat pada pola kegiatan yang dialami siswa.

h. Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi. 1 Komponen-Komponena Keterampilan Menjelaskan : a Merencanakan penjelasan Dalam merencanakan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan dan penerima pesan siswa dengan segala kesiapannya b Menyajikan penjelasan 1 Kejelasan : kejelasan tujuan, bahasa dan proses penjelasan merupakan kunci dalam memberikan penjelasan 2 Penggunaan contoh dan ilustrasi : contoh dan ilustrasi akan mempermudah siswa yang sulit dalam menerima konsep yang abstrak. 3 Memberikan penekanan : penekanan dapat dikerjakan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya mengajar variasidalam suara dan mimi dalam mengajar 54 4 Pengorganisasian : dikerjakan dengan caramembuat hubungan antara contoh dalail menjadi jelas dan memberikan ikhtiar butir-butir yang penting selama ataupun pada akhir sajian 5 Balikan : untuk mengetahui tinglkat pemahaman siswa,balikan dapat diperoleh dengan cara memperhatikan tingkah laku siswa, memberikan kesempatan siswa menjawab pertanyaan guru, dan meminta pendapat guru.

i. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Adapun Komponen-komponen keterampilan 1 Pemusatan perhatian a merumuskan tujuan atau topic diskusi b menyatakan masalah yang spesifik dan menegaskan kembali bila terjadi penyimpangan c menendai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan yang akan menyimpang dari tujuan diskusi d membuat rangkuman sementara atau transisional sebelum melanjutkan pada masalah berikutnya 2 memperjelas permasalahan 55 a menganalisis pandangan siswa b meningkatkan urunan pikiran siswa c menyebarkan kesempatan berpartisipasi 3 memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang tidak berpartisipasi 4 mencegah kegaduhan 5 mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan 6 mendorong siswa untuk memberi komentar terhadap pendapat teman 7 menutup diskusi a membuat rangkuman secara jelas dan singkat b memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi c mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi

j. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya menilai 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok yang lebih kecil. 1 Peran guru a Sebagai organisator kegiatan belajar menagajar b Sebagai sumberinformasi bagi siswa c Sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar 56 d Orang yang mendiaknosa kesulitan siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa e Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa f Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa lainnya :, ini berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau memcari kesepakatan bersama sebagaimana siswa lain melakukannya. 2 Komponen-komponen keterampilan a Keteerampilan mengadakan pendekatan secara pribadi Suasana ini dapat diciptakan dengan cara : menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, memberikan respon positif terhadap pikiran siswa, membangun hubungan saling mempercayai, menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan mengambil alih atau mendomoinasi tugas siswa, mendengarkan secara sismpati, menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukan serta berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternative pemecahan masalah yang dihadapi. b Keterampilan mengorganisasi c Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar 57 d Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

k. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan ini merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya kekondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial. 1 Prinsip penggunaan Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan komponen-komponen keterampilan mengelola kelas adalah : a Kehangatan dan keantusiasan b Penggunaan bahan _ banhan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa c Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, pgaya mengajar, dan pola interaksi d Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan yang timbul e Penekanan hal-hal yan positif dan menghinadari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative f Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbauatan grun sehari-hari. 2 Komponen keterampilan 58 a Menunjukkan sikap tanggap b Membagi perhatian c Memusatkan perhatian d Member petunjuk yang jelas e Menegur f Member penguatan g Memodifikasi tingkah laku h Pengelolaan kelompok i menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Melihat sedemikian kompleksnya keterampilan mengelola kelas, maka penguasaan atau pemahaman komponen dan keterampilan menggunakannya harus dikerjakan dan dilatih secara intensif.

3. Belajar

a. Pengertian Belajar

Gagne 1984 dalam Udin S. Winataputra2005:2.3 belajar adalah suatuproses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Ada tiga atribut pokok ciri utama belajar yaitu : 1 Proses : Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. 2 Perubahan perilaku : belajar adalah perubahan perilaku atau tingkah laku, seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya baik yang berupa pengetahuan, 59 keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai sikap. 3 Pengalamam : Belajar adalah mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi antar individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar UU RI No. 20 : 2003, Bab I Pasal 1 ayat 20 . Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja, juga disertai dengan tindakan- tindakan mental seperti berpikir dan berimajinasi, artinya seseorang yang terlibat pada peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukan.

b. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses 60 belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, meteri yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan seta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia. Megenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan instructional sffects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan yang merupakan hasil sampingan yaitu : tercapai karena siswa “menghidupi to live in suatu sistem belajar lingkungan tertentu seperti contohnya, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain. Semua itu lazim diberi istilah nurturant affects. Dari uraian di atas jika dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis. 1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuajn berpikir, pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan. Tujuan inilah yang 61 memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan pada umumnya dengan model kuliah pesentasi, pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan cara demikian, maka anak didiksiswa akan diberi pengetahuan sehingga akan menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mncarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya. 2. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep. Juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi persoalannya adalah keterampilan jasmani dan rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampiln-keterampilan yang dapat dilihat, diamati. Sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerakpenampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedang keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat sebagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan 62 melalui bahasa tulis atau lisan, bikan soal kosa kata atau tata bahasa, semua itu memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru, cara berinteraksi, misalnya dengan metode role playing. 3. Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan prilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of falues. Oleh karena itu guru tidak sekedar pengajar tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak didiksiswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. Cara berinteraksi atau motode-metode yang dapat digunakan misalnya dengan diskusi, demonstrasi, sosiodrama ataupun role playing. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai- nilai. Pencapaian tujuan belajar bererti akan menghasilkan hasil belajar. 63

c. Prinsip-Prinsip Belajar

1. Motivasi

Motifasi berfunsi sebagai motor penggerak aktivitas, motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar. Bila seseorang menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat, moti tersebut biasa disebut dengan motivasi intrinsik atau motivasi internal. Munculnya motivasi belajar itu karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung didalam tujuan pembelajaran 2. Perhatian Perhatian erat sekali dengan motivasi bahkan tidakdapat terpishkan.Perhatian adalah pemusatan energi psikis fikiran dan perasaan terhadap suatu objek, semakin terpusat perhatiannya pada pembelajaran maka prose belajar akan semakin baik dan hasilnya akan semakin baik pula. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha supaya perhatian siswa terpusan kepada pembelajaran. 3. Aktifitas Bahwasanya belajar itu sendiri adalah aktifitas, yaitu aktifitas mental dan emosional. Salah satu contoh. Bila ada siswa yang sedang duduk dikelas pada saat pembelajaran berlangsung, akan tetapi mental emosionalnya tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak ikut dalam 64 pembelajaran. Oleh karena itu guru jangan sekali-kali membiarkan ada siswa yang tidak ikut aktif dalam belajar. Guru harus berusaha meningkatkan kesadaran siswa atau kadar aktifitas pembelajaran tersebut. 4. Umpan Balik Disini siswa perlu dengan segera mengetahui apakh yang ia lakukan didalam proses belajara atau yang ia peroleh dari belajar tersebut sudah benar atau belum. Untuk itu siswa perlu sekali memperoleh umpan balikdengan segera supaya ia tidak terlanjur berbuat kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan belajar, oleh karena itu guru harus menambah kadar pembelajaran agar aktifitas siswa lebih tinggi dan siswa tidak banyak bergantung kepada guru, karena siswa yang lebih banyak aktif mencari dan menemukan sendiri. 5. Perbedaan individual Belajar tidak dapat diwakilkan kepda orang lain, tidak belajar berarti tidak memperoleh kemampuan. Belajar dalam arti proses mental dan emosional terjadi secara individual. Disamping itu siswa yang belajar sebagai pribadi tersendiri berbeda pemahaman kepada yang lain dengan kata lain tingkat pemahamannya berbeda-beda, perbedaan itu mungkindalam hal pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan dan lain sebagainya. Oleh karena itu guru harus memperlakukan sama kepada siswa, siswa lamban harus 65 di bantu begitu pula dengan siswa cerdas dapat di di beri kesempatan untuk mengingkapan apa yang telah ia dapat dam belajar.

d. Aktifitas Belajar dalam Pembelajaran

Aktivitas artinya “kegiatan keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktifitas. Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”. Aktivitas siswa lebih mengarah kepada apa yang siswa lakukan what the student does selama proses pembelajaran dan pengajaran berfungsi sebagai penyokong pembelajaran supporting learning. Dalam pengajaran yang mengutamakan aktivitas siswa, guru hanya berperan sebagai fasilitor. Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. http:www.One.indoskripsi.com. 2008 mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok, yaitu: 1 Kegiatan-kegiatan Visual: Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain. 2 Kegiatan-kegiatan Lisan oral: Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 66 3 Kegiatan-kegiatan Mendengarkan: Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4 Kegiatan-kegiatan Menulis: Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. 5 Kegiatan-kegiatan Menggambar: Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola. 6 Kegiatan-kegiatan Metrik: Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menyelenggarakan model permainan, mena 7 Kegiatan-kegiatan Mental: Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan. 8 Kegiatan-kegiatan Emosional: Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. 4. Pembelajaran Kooperatif Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan metode belajar yang ditentukan oleh guru. Sebab dengan penyajian pembelajaran secara menarik akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sebaliknya jika pembelajaran itu disajikan dengan cara yang kurang menarik, membuat motivasi siswa rendah. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, upaya yang harus dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi 67 pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan akan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajar pun dapat ditingkatkan. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok srtategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama Eggen and Kauchak1996:279 dalam Trianto, S. Pd., M. Pd, 2007:42 Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalamansiskap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa atausebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya, siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah- masalah yang kompleks. Jadi dalam pembelajaran kooperatif aspek utama adalah teman sejawat dan hakikat sosial. 68 Metode pembelajaran alternatif memiliki berbagai macam perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik prinsipil berikut ini: a. Tujuan kelompok. Kebanyakan metode pembelajaran kooperaatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Dalam pembelajaran tim siswa, ini bisa berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. b. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab ini dilaksanakan dalam dua cara, yang pertama adalah dengan menjumlahkan skor kelompok atau nilai rata-rata kusi individual atau penilaian lainnya, seperti dalam model pembelajaran siswa. Yang kedua adalah spesialisasi tugas, dimana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagaian tugas kelompok. c. Kesempatan sukses yang sama. Karakteristik unik dari metode pembelajaran tim siswa adalah penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa dapat kesmpatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya. d. Kompetisi tim. Studi tahap awal dari STAD dan TGT menggunakan kompetisi antar tim sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan anggota timnya. 69 e. Spesialisasi tugas. Unsur utama dari Jigsaw, Group Investigation dan metode spesialisasi tugas lainnya adalah tugas untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-masing anggota kelompok. f. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok. Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok, tetapi ada dua –TAI dan CIRC- mengadaptasikan pengajaran terhadap kebutuhan individual. Dengan memperhatikan pengertian dari pembelajaran kooperatif di atas, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat baik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebab semua siswa dituntut untuk bekerja dan bertanggung jawab sehingga di dalam kerja kelompok tidak ada anggota kelompok yang asal namanya saja tercantum sebagai anggota kelompok, tetapi semua harus aktif.

5. Kooperatif Tipe Jigsaw

Tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif di mana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Pada pembelajaran tipe Jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya 70 diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli. Persiapan dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw : a. Pembentukan Kelompok Belajar. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa dibagi menjadi dua anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang dapat diuraikan sebagai berikut:  Kelompok kooperatif awal kelompok asal. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 anggota. Setiap anggota diberi nomor kepala, kelompok harus heterogen terutama di kemampuan akademik.  Kelompok Ahli. Kelompok ahli anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada kelompok asal. b. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :  Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3-5 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya A,B,C,D,E  Membagi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa dalam kelompok asal mendapat tugas yang berbeda, 71  Masing-masing nomor yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli atau siswa yang memiliki tugas yang sama berkumpul menjadi satu kelompok  Dalam kelompok ahli ini, tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi tim ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya  Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok asal  Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing- masing siswa kembali ke kelompok asal atau kelompok awal.  Beri kesempatan secara bergantian masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil diskusi dari tugas kelompok ahli ke kelompok awal kelompok asal.  Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan guru memberikan klarifilkasi. c. Kerangka Konseptual Dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw kegiatan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu : tahap I kooperatif asal, tahap II kelompok ahli, tahap III kelompok gabungan. Untuk meningkatkan aktivitas siswa perlu ada motivasi, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Dalam hal ini peneliti hanya meneliti sampai aktivitas siswa, tidak meneliti sampai hasil belajar siswa. 72 d. Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw Berikut ini adalah kelebihan-kelebihan pembelajaran Cooperative tipe JigsawHalim Simatupang Blogger9125tag.blogger.com 1999 : 1 Karena masing-masing siswa diberi tanggung jawab pribadi kepada tiap kelompok, maka siswa dapat belajar bertanggung jawab dan lebih memahami batasan yang didiskusikan. 2 Mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap. 3 Siswa lebih aktif untuk belajar. 4 Dapat menjalin kerjasama yang baik antara teman-teman, karena para siswa dihadapkan oleh tujuan-tujuan yang heterogen dalam kelompok asal dan kelompok ahli. 5 Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain. 6 Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan karena para siswa ikut aktif dalam pembehasan sampai kesuatu kesimpulan. 7 Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu seperti semangat toleransi, siswa yang demokratis, kritis dalam berfikir, tekun, dan sabar. e. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Walau Jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang fleksibel, namun kelemahan metode ini adalah: 73 a. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet b. Jika jumlah anggota kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas- tugas yang pasif dalam diskusi c. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik.http:dedenbinlaode.blogspot.com201011metode–jigsaw– dan–hasil–belajar-kelas.html

6. Pendekatan Realistik

a. Pengertian pendekatan realistik Pengertian pendekatan realistik http:zahra - abcde. blogspot. com 201004mengajar-matematikadenganpendekatan.html “sebuah pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri”. Menurut Sudarman Benu, 2000: 405 “pendekatan realistik adalah pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar” Dunia nyata tidak hanya sebagai sumber pembelajaran, tetapi juga sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali pembelajaran kedunia nyata. Pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual “dunia nyata yang berkaitan dengan isi dari pembelajarannya, sehingga 74 memungkinkan siswa menggunakan pengalaman yang pernah ia dapat dalam kesehariannya sebelumnya secara langsung dituangkan dalam pembelajaran. Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep yang ia dapat ke bidang baru dari dunia nyata. Oleh karena itu, untuk menjembatani konsep-konsep pembelajaran dengan pendekatan realistik siswa perlu mengaplikasikan pengalaman sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar pendekatan realistik berpengaruh penting terhadap aktifitas siswa itu sendiri, dimana didalam pelajaran tersebut guru dapat mengaitakan masalah atau pencarian informasi terhadap dunia nyata yang dikaitkan dengan pengalaman siswa, siswa dapat menemukan contoh-contoh nyata yang di apresiasikan pada waktu pembelajaran berlangsung, sehingga dalam pendekatan realistik tersebut guru dengan langsung dapat meningkatkan interaksi pembelajaran. Pendekatan realistik menggunakan suatau situasi dunia nyata atau suatu konteks sebagai titik tolak dalam belajar. Pada tahap ini siswa belajar sambil melakukan aktivitas yang nyata berkaitan dengan pembelajaran. Maksudnya siswa mengorganisasikan masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek pembelajaran yang ada pada masalah tersebut. b. Kelebihan metode pembelajaran realistik 75 Beberapa keunggulan dari metode pembelajaran realistik antara lain: 1 Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang tidak tampak. 2 Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa. 3 Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan. 4 Guru ditantang untuk mempelajari bahan. 5 Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga. 6 Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai. c. Beberapa kelemahan dari metode pembelajaran realistik antara lain: 1 Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar40- 45 orang. 2 Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran. 3 Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran. d. Prinsip- prisip metode Pembelajaran Realistik Terdapat 5 prinsip utama dalam metode pembelajaran realistik, yaitu: 1 Didominasi oleh masalah- masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika. 2 Perhatian diberikan pada pengembangan model ”situasi skema dan simbol”. 3 Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif. 76 4 Interaktif sebagai karakteristik diproses pembelajaran. 5 Intertwinning membuat jalinan antar topik atau antar pokok

7. Hakikat Pendidikan kewarganegaraan

a. Pengertian PKn Didalam Peraturan Pemerintah Dinas Pendidikan Tahun 2006 Tentang Standar Isi PKn, Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Di dalam kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan dijelaskan bahwa mata pelajaran kewarganegaraan citizenship adalah mata pelajaran yang ingin membentuk warga negara yang ideal yaitu warga negara yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, menguasai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip kewarganegaraan. Sehubungan dengan itu, dinyatakan bahwa mata pelajaran kewarganegaraan mencakup tiga dimensi yaitu: 1. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan civics knowledge yang mencakup bidang politik, hukum dan moral, meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional, pemerintah berdasar hukum dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, sejarah 77 nasioanal, hak dan kewajiban warga negara, hak asasi manusia, hak sipil dan hak politik. 2. Dimensi keterampilan kewarganegaraan civics skill yang meliputi keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya dalam mewujudkan masyarakat madani civil society, keterampilan mempengruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan, dan proses pengambilan keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah sosial, keterampilan mengadakan koalisi, kerja sama, dan mengelola konflik. 3. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan civics values yang mencakup kepercayaan diri, komitmen, penguasaan atas nilai-nilai religi, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, keberbasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas.

b. Tujuan

dan Hakikat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembagkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut : Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, Berpartisipasi secara aktifdan bertanggung jawab, serta beeertindak cerdas dalam kegiatan kemasyararakatan, berbangsa dan bernegara. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri beerdasarkan pada karakter-karakter masyarakat 78 Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secar langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa dan mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon gurupendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945http:ian43. wordpress. com20101018 hakikat - fungsi - dan - tujuan-pendidikan-kewarganegaraan - di-sd

c. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

untuk kelas IV Sekolah Dasar Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan untuk kelas IV SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 79 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan, meliputi : mengenal lembaga – lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan, menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan.Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi, meliputi : mengenal lembaga–lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi, menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi 2. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat, meliputi : mengenal lembaga–lembaga Negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri. 3. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya, meliputi: memberikan contoh sederhana, pengaruh globalisasi di lingkungannya, mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional, menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadai warganegara indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Permendiknas. 22 Th 80 2006 tentang standar isi PKn. Tujuan pembelajaran PKn adalah agar peserta didik dapat berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, mampu berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat, bebangsa, dan bernagara, berkembang secara positif dan demokratif untuk membentuk karakter masyarakat indonesia serta mampu berinteraksi an bekerja sama dengan negara lain. Permendiknas. 22 : 2006 tentang standar isi PKn.

B. Kajian Empiris

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Berbasis Problem Posing Pada Siswa Kelas IV SDN Miroto 02 Semarang

0 5 398

PENINGKATANKUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 01 BATANG

0 6 174

Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa melalui Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together siswa kelas IV SDN 03 Sengon Kabupaten Batang

0 29 332

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Kalisidi 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

0 0 1

Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 1 Karangmulyo Kacamatan Pegandon Kebupaten Kendal.

0 1 221

Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Number Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Siswa Kelas IV SD N Wonosari 03 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL KONTEKSTUAL BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGIES (ICT) PADA SISWA KELAS IV SDN JLAMPRANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 0 2

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

0 0 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Wonosari 03 Kabupaten Batang.

0 2 186