Mata Pencaharian Penduduk LATAR BELAKANG KEBUDAYAAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI

20  Sebelah Timur: Danau Toba, dan  Sebelah Barat: Garoga

2.2 Mata Pencaharian Penduduk

Menurut sekretaris desa Parsaoran Ajibata, Motjan Natal Sitio, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pedagang dan petani, sebagaian kecil karyawan swasta, PNS, ahli bangunan, sopir, buka usaha 17 , anak buah kapal 18 seniman atau pemusik dan ada juga yang menggantungkan hidupnya dari menangkap ikan yang ada di perairan danau toba. Beliau menambahkan bahwa tidak sedikit masyarakat, meskipun mempunyai pekerjaan menetap, yang menambah pendapatannya dari pertanian. Meskipun tidak semua masyarakatnya memiliki lahan pertanian, tetapi mereka mendapat kesempatan besar ketika Departemen Kehutanan Toba Samosir pada tahun 2007 memperbolehkan sekitar 70 Hektar lahan, tepatnya di desa Motung, untuk diolah oleh masyarakat sekecamatan Ajibata, dengan ketentuan mereka harus menanam pohon di sekitar lahan yang diolah setiap masyarakat. Berdasarkan keterangan Bapak Hotman Sidabutar 19 dan Ibu Asima Silalahi 20 desa Pardamean Ajibata tidak jauh berbeda dengan desa Tomok dan Tomok Parsaoran, dimana mayoritas penduduknya adalah bertani dan berdagang dan sebagian kecil nelayan, pemusik, ahli bangunan, pengrajin soeuvenir, PNS, sopir, buka usaha, anak buah kapal karyawan swasta dan karyawan hotel. Tetapi jumlah pedagang souvenir, di desa Tomok dan Tomok parsaoran, jauh lebih 17 Usaha grosir, bengkel, ponsel, rumah makan, warnet, Vlash Station 18 Anak buah kapal adalah orang yang bekerja di kapal termasuk nahoda, kernet, agen kapal dan semua pekerjaan yang memanfaatkan semua jenis kapal di dananu toba. 19 Kepala Desa Tomok 20 Sekretaris desa Tomok Parsaoaran Universitas Sumatera Utara 21 banyak dari jumlah yang ada di desa Pardamean Ajibata, yang kenyataannya bisa di hitung dengan jari. Desa Tomok dan Tomok Parsaoran dari sisi ekonomi memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu potensi yang nampak adalah masih luasnya lahan tidur khususnya di dusun III Tomok, dimana lahan ini sangat cocok dikembangkan menjadi areal pertanian terkhusus tanaman pangan dan palawija, sayur dan buah, serta tanaman coklat yang telah terbukti dapat tumbuh dan produktif. Pertanian yang dikembangkan selama ini masih pertanian tradisional seperti padi, cokelat, bawang, cabai, cengkeh, kemiri dan lain-lain. Untuk itu dibutuhkan sebuah pembaharuan dibidang pertanian untuk meningkatkan pertanian. Keterbatasan lahan dan teknologi pertanian yang ramah lingkungan mutlak diperlukan. Selain untuk pertanian lahan ini juga bisa dikembangkan untuk lahan peternakan, khususnya peternakan besar seperti Sapi, Kerbau dan Kambing RPJM-DesaKPMD Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir : 2014 : 16. Menurut Oppu Jipolo Silalahi 21 , selain dari potensi pertanian salah satu yang sangat memungkinkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Tomok dan Tomok Parsaoran adalah potensi pariwisata. Begitu banyak orang yang ingin berwisata ke daerah Tomok ini, namun setelah melihat langsung ternyata tidak seperti yang mereka pikirkan, terutama karena dukungan infrastruktur yang belum memadai, masyarakatnya yang kurang ramah, kebersihan dan hargajasa yang sangat mahal. Beliau bahkan menegaskan: “mengapa bali bisa dan kita tidak bisa,mengapa wisatawan khusunya turis 21 Oppu Jipolo Silalahi adalah seorang tokoh masyarakat di desa Tomok Parsaoran dan merupakan Pensiunan Pemkab Samosir Kantor Dinas Tenaga Kerja Persiapan Universitas Sumatera Utara 22 semakin menurun dibandigakan 30 tahun yang lalu kata Beliau dengan lantang. Setelah beliau mengetahui bahwa Penulis berasal dari Kecamatan Ajibata, kemudian beliau menambahkan bahwa jika daerah Tomok ini meningkat terlebih dari segi Pariwisata, otomatis Kecamatan Ajibata juga pasti meningkat karena orang yang berwisata ke Tomok ini bisa lewat Ajibata dan Tigaraja, “tergantung kalian lah bagaimana supaya orang lebih memilih lewat Ajibata daripada Tiga Raja ” tutur beliau.

2.3 Bahasa