Musik di Kapal Sebagai Sebuah Pertunjukan

35 BAB III PENYAJIAN MUSIK DI KAPAL PENUMPANG AJIBATA-TOMOK Bab ini saya akan menguraikan secara singkat apakah penyajian musik di kapal merupakan sebuah pertunjukan atau tidak. Selain itu akan di jelaskan juga secara deskrikptif tentang penyajian musik di kapal penumpang Ajibata-Tomok baik yang di sajikan melalui media ataupun yang secara langsung disajikan oleh pengamen. Di sini juga akan di jelaskan bagaimana tanggapan penumpang terhadap penyajian musik tersebut.

3.1 Musik di Kapal Sebagai Sebuah Pertunjukan

Murgiyanto dalam artikelnya berjudul “ Cakrawala Pertunjukan Budaya: Mengkaji Batas dan Arti Pertunjukan “ mengemukakan bahwa Pertunjukan adalah sebuah komunikasi dimana satu orang atau lebih pengirim pesan merasa bertanggung jawab kepada seorang atau lebih penerima pesan dan kepada sebuah tradisi yang mereka pahami bersama melalui perangkap tingkah laku. Komunikasi terjadi jika pemberi pesan pelaku pertunjukan mempunyai maksud intention dan penoton memiliki perhatian attention untuk menerima pesan. Dengan kata lain, dalam sebuah pertunjukan harus ada pelaku pertunjukan performer, penonton atau penerima pesan audience, dan harus ada pesan yang dikirim dengan cara penyampaian yang khas. Medium penyampaian pesan bisa auditif, visual atau gabungan keduanya: gerak, laku, suara, rupa, multi media dan sebagainya Murgianto 1995 Universitas Sumatera Utara 36 Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa dalam sebuah pertunjukan paling tidak harus memenuhi 3 syarat supaya hal tersebut bisa dikategorikan sebagai sebuah pertunjukan. Syarat pertama adalah adanya pelaku pertunjukan. Pelaku pertunjukan bisa secara langsung ikut serta di dalam sebuah pertunjukan seperti pertunjukan konser sebuah grub band dengan kata lain personil grub band tersebut langsung berada diatas panggung Lalu sebaliknya pelaku pertunjukan juga bisa secara tidak langsung menjadi pelaku pertunjukan seperti pihak yang menayangkan film di bioskop dimana yang berada di panggung untuk dipertontonkan adalah film tersebut sehingga mereka menjadi pelaku pertunjukan secara tidak langsung. Kedua, adanya audiens atau penonton yang memberi perhatian kepada sesuatu yang di pertunjukkan oleh pelaku pertunjukan. Ketiga, adanya pesan yang disampaikan kepada audiens dengan penyampaian yang khas. Cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut antara lain yaitu media suara, gambar, gerak, laku, rupa dan multi media seperti perangkat pemutar musik baik audio ataupun audio visual yang memang sudah di pahami bersama. Penyampaian pesan tersebut bisa secara langsung dilakukan oleh pelaku pertunjukan yang telibat langsung dalam pertunjukan dan bisa juga disampaikan dengan mengunakan media perantara baik audio atau audio visual. Dengan demikian, kita dapat melihat apakah musik di dalam kapal termasuk sebagai sebuah pertunjukan atau tidak. Yang pertama, yang menjadi pelaku pertunjukan yang memberikan pesan di dalam kapal adalah supir 32 dan kernet. Namun demikian, berdasarkan survei yang penulis lakukan di lapangan, pada umumnya supir kapal lebih sering memutar memainkan musik melalui 32 Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, masyarakat sekitar Ajibata dan Tomok termasuk pihak kapal selalu menyebutkan juru mudi kapal sebagai supir kapal. Universitas Sumatera Utara 37 media pemutar musik 33 daripada kenek 34 kapal, berhubung karena kenek lebih 35 sibuk mengurusi penumpang dan barang yang masuk kedalam kapal. Kedua, penonton atau audiens yang menerima pesan di dalam kapal tersebut adalah semua penumpang yang datang dari berbagai kalangan. Setelah beberapa kali melakukan penelitian langsung ke lapangan penulis melihat bahwa penumpang selalu memberi perhatian terhadap musik yang diputar di dalam kapal. Perhatian yang diberikan oleh para penumpang dapat dilihat dari respon mulai dari gerak- gerik tubuh penumpang yang mulai mengikuti irama musik yang sedang di putar bahkan ada yang mulai bernyanyi mengikuti lagu yang di sajikan di kapal tersebut. Khususnya bagi kapal yang memiliki pemutar video, meskipun penumpang sama sekali tidak mengetahui lagu yang sedang disajikan selain mengikuti irama mereka juga memberi perhatian besar terhadap video dari lagu tersebut yang diputar di monitor pemutar video. Ketiga, adanya pesan yang di sampaikan dengan penyampaian yang khas dalam sebuah pertunjukan. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan selama mengadakan penelitian lapangan terkait pertunjukan musik di dalam kapal dimana bahwa terdapat beberapa penyampaian yang khas di dalam kapal seperti, memutar musik dengan menggunakan multi media baik audio ataupun audio visual. Ada juga beberapa kapal yang menggunakan karaoke. Namun demikian pada umumnya ‘media’ yang digunakan untuk mengaktifkan bunyi musik atau peralatan audio untuk playback yang 33 Pemutar musik yang digunakan terdiri dari DVD yang dapat memutar membaca file di dalam flash disk atau memory card dan kepingan DVD, kemudian mixer r untuk mengatur bunyi yang dihasilkan dan loudspeaker pembesar volume suara sebagai penghasil bunyi. 34 Kenek kapal adalah sebutan untuk anak buah kapal yang tugasnya adalah membongkar muat barang-barang dari kapal dan mengurusi penumpang baik mengutip ongkos ataupun membantu supir kapal dalam segala yang berhubungan dengan kepentingan di dalam kapal. 35 Meskipun demikian titak tertutup kemungkinan bagi kenek untuk memutar musik di kapal tersebut. Dimana 15 menit sebelum berangkat mesin kapal akan dihidupkan dan kadang kala musik akan langsung di putar pada saat mesin kapal telah dihidupkan dan beberapa nahoda kapal terkadang menyuruh kernet kapal yang menghidupkan mesin kapal tersebut. Universitas Sumatera Utara 38 terdapat di dalam kapal terdiri dari DVD yang dapat memutar membaca file di dalam flash disk atau memory card dan kepingan DVD, amplifier yaitu, komponen elektronika yang di pakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum, equalizer untuk mengatur bunyi yang dihasilkan dan loudspeaker pembesar volume suara sebagai penghasil bunyi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa musik di kapal-kapal penumpang Ajibata-Tomok telah memenuhi syarat seperti yang diuraikan diatas untuk disebut sebagai sebuah pertunjukkan. 3.2 JenisGenre musik yang di mainkan Jenis atau genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Jenis musik dapat dilihat atau dipahami berdasarkan teknik memainkan musik tersebut, gaya komposisi, konteks penggunaan, tema musik, lirik atau bahasa atau pun geografi. Genre musik sangat bervariasi yang di mana hal ini dapat kita lihat baik dari instrument alat musik yang digunakan, ritme lagu, serta tempo lagu yang dimainkanSetiawan 2011 : 30. Heru Setiawan menyebutkan bahwa dalam genre musik terdapat genre utama yang dimana masing – masing genre tersebut ada yang terbagi lagi atau berkembang menjadi beberepa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun terkadang merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia. Universitas Sumatera Utara 39 Adapun pengkategorian aliran atau jenis musik menurut Setiawan adalah sebagai berikut ini: Genre Sub Genre dan Perkembangannya  Klasik - Klasik Masa Barok - Klasik Masa Klasik - Klasik Masa Romantik  Jazz - Dixieland - Swing - Bebop - Hard Bop - Cool Jazz - Free Jazz - Jazz Fusion - Smooth - Jazz, dan - Cafjazz  Rock - Psychedelic Rock, - Progressive Rock. - Thrash Metal - Glam Metal - Death Metal dan - Black Metal  Gospel  Blus  Pop  Rhythm and Blues  Funk  Electronic  Ska, Reggae, Dub  Hip hop Rap Rapcore  Dangdut  Country  Latin Tabel 3.1: Tabel genre musik menurut Wicaksono Universitas Sumatera Utara 40 Untuk mengetahui terkait bagaimana genre atau pengelompokan musik di kapal termasuk di sekitar pelabuhan, penulis melakukan wawancara 36 dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan jalur transportasi air Ajibata-Tomok. Pertama, penulis melakukan wawancara dengan bapak Singaraja Sirait yaitu penjual kaset dan juga melayani isi lagu mp3 dan mp4 di Pelabuhan Ajibata. Beliau mengungkapkan bahwa konsumenbaik penumpang kapal, warga sekitar dan termasuk supir kapal yang membeli kaset ataupun yang mengisi mp3 atau mp4 padanya cenderung mengelompokkan musik menurut bahasa seperti musik batak, Indonesia, dan Barat. Selain berdasarkan bahasa, beliau juga menambahkan bahwa konsumen juga terkadang mengelompokkan musik berdasarkan tempo dari lagumusik tersebut yakni lambat, sedang dan cepat. Disamping itu selain dari kedua pengelompokan jenis musik tersebut beliau juga menambahkan bahwa konsumennya juga mengenal 2 jenis musik yang telah lazim dikenal masyarakat Indonesia yaitu DJRemix dan Dangdut. Kemudian yang kedua penulis melakukan wawancara dengan salah satu Supir kapal yang mengetahui genrejenis musik yang lazim digunakan di masyarakat Indonesia yaitu B. Simatupang supir kapal “Dos Roha 5”. Beliau sependapat dengan bapak Singaraja Sirait dimana pada umumnya penumpang yang terdiri dari berbagai kalangan sangat jarang mengelompokan musik seperti yang ada pada tabel genre musik di atas. Kemudian penulis bertanya juga kepada P. Sirait salah satu penjual makanan di dalam kapal dimana beliau juga berpendapat sama. Untuk memperakurat informasi terkait pengelompokan jenis musik di dalam kapal, penulis melakukan kepada beberapa penumpang dan penulis menemukan jawaba 36 Penulis melakukan wawancara langsung dengan informan pada 2 April 2015 Universitas Sumatera Utara 41 yang sama dengan pendapat sebelumnya di atas. Salah satu penumpang yang penulis wawancarai yakni, Agustinus Naibaho mengaku mengetahui genre musik seperti yang ada di tabel sebelumnya. Namun, beliau mengutarakan bahwa dia tidak melihat pengelompokan musik seperti yang dia ketahui di kapal tersebut. Dimana pengelompokan musik di kapal yang dia lihat adalah musik batak, musik Indonesia dan musik Barat. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di lapangan yang di dukung oleh pendapat-pendapat tersebut di atas penulis menemukan fakta bahwa pada umumnya musik di dalam kapal dikelompokkandikategorikan menjadi 5 kategori yaitu, Batak, Indonesia, Barat, DJRemix, Dangdut. Musik yang disajikan di kapal 90 adalah musik vokal sehingga mereka lebih sering menyebutkan lagu dari pada musik. Jadi, mereka lebih sering menyebutkan lagu batak, lagu Indonesia, lagu barat, lagu DJremix, dan lagu dangdut. Lagu batak yang sering diputar adalah lagu batak trio seperti Lamtama Trio, Style Voice, Andesta, Elexis, Argana, Silaen Sister,, Ambisi, Lasidos dan sebagainya. Selain itu ada juga lagu batak yang dibawakan ole grub seperti yang paling terkenal adalah Marsada Band. Ada juga lagu batak yang dibawakan oleh penyanyi solo seperti Erik Sihotang, Arpindo Simatupang, Victor Hutabarat, dan lain lain. Sedangkan lagu Indonesia yang di putar adalah lagu-lagu band yang sedang tenar di kalangan masyarakat seperti, Slank, Dewa 19, dan lain-lain. Ada juga lagu Indonesia yang sering di putar di kapal yang dibawakan oleh penyanyi solo seperti Judika, Samy, dan lain-lain. Untuk lagu barat secara umum lagu yang diputar tidak terlalu terlalu mengarah kepada lagu-lagu barat yang sedang terkenal. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, sejauh ini kaset yang Universitas Sumatera Utara 42 diputar di kapal belum penulis jumpai kaset yang berisi lagu barat. Lagu-lagu barat yang diputar adalah lagu yang di simpan di dalam Flash Disk. Beberapa lagu barat yang diputar melalui flash disk tersebut adalah seperti, westlife, MLTR, brian adams, celine dion dan sebagainya. Sedangkan lagu DJ yang di putar adalah bermacam-macam ada DJ barat ada DJ Indonesia dan ada pula DJ Batak. Kemudia untuk jenis lagu dangdut yang disajikan di kapal biasanya adalah lagu dangdut yang dinyanyikan oleh Zaskia Gotik, Ayu Ting-Ting dan Cita-citata. 3.3 Gaya Atau Metode Pertunjukan Musik Metode pertunjukan yang penulis temukan di dalam kapal berbeda-beda tergantung bagaimana fasilitas musik yang tersedia di dalam kapal. Oleh karena itu gaya atau metode pertunjukan musik di dalam kapal ditentukan oleh fasilitas musik yang ada di kapal tersebut. Berdasarkan surve langsung ke lapangan, penulis menemukan perbedaan-perbedaan media pemutar musik yang terdapat di dalam kapal dilihat dari fungsinya. Dalam hal ini penulis menemukan ada tiga kelompok yang membedakan pemutar musik tersebut menurut fungsinya. Pertama, pemutar musik yang digunakan di beberapa kapal terdiri dari DVD, equalizer, ampliefer dan speaker.  DVD Player Gambar 3.1: Gambar DVD Dokumentasi Penulis Universitas Sumatera Utara 43  Equalizermixer Gambar 3.2: Equalizer di kapal Dokumentasi Penulis  Amfliefer Gambar 3.3: Ampliefer di kapal Dokumentasi penulis Universitas Sumatera Utara 44  Speaker Gambar 3.4: Speaker di kapal Dokumentasi penulis Keempat alat tersebut menjadi sebuah perangkat musik yang di gunakan oleh beberapa kapal. DVD yang dimaksud adallah DVD yang selain untuk memutar kepingan kaset tetapi bisa juga memutar file musik yang di simpan di dalam Flash disk, dan memori card yang dihubungkan ke USB DVD melalui card reader. Sedangkan equalizermixer menurut Bawotong adalah suatu bidang teknik yang berkaitan dengan peralatan yang berfungsi sebagai pencampur dan pengatur keseimbangan level sinyal suara dari tiap masukan peralatan suara agar Universitas Sumatera Utara 45 harmonisasi dari suara yang dihasilkan dapat tercapai. Ketidakefisien yang sering terjadi ketika masing-masing amplifier digunakan untuk menguatkan setiap bagian sumber suara, baik dari suara vokal penyanyi maupun peralatan musik yang dimainkan pada suatu konser musik membuat tidak tercapainya harmonisasi musikBawotong 2015 : 1. Demikian juga penggunaan mixer di dalam kapal menurut Bapak Simatupang salah satu awak kapal yang menyebutkan bahwa mixer di digunakan untuk mengolah dan mengatur suara yang dihasilkan agar lebih balance dan sesuai dengan yang di inginkan. Jadi, beliau juga menambahkan bahwa kapal yang menggunakan mixer yang bagus pasti akan menghasilkan suara musik yang bagus pula. Kemudian fungsi speaker adalah sebagai penghasil suara yang diproses melalui DVD dan diolahdiatur melalui mixer. Kedua, pemutar musik yang digunakan terdiri dari DVD, ampliefer, equalizer, speaker dan monitor LCD.  Monitor LCD Gambar 3.5: Monitor LCD di kapal Dokumentasi penulis Universitas Sumatera Utara 46 Monitor LCD tersebut berfungsi untuk manampilkan video dari file musik yang diputar melalui DVD. Berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan ternyata kapal yang fasilitas musiknya menggunakan moitor TV kecenderungan memutar kaset DVD dari flasdisk ataupun memori card. Hal ini disebabkan oleh karena file musik yang ada di dalam flasdisk atau memori card basanya hanya lagumusik mp3 tanpa video. Sedangkan kaset DVD secara umum adalah berupa musik dengan video tenteang musik tersebut. Ketiga, pemutar musik yang digunakan terdiri dari DVD, ampliefer, equalizer, speaker, monitor lcd dan menambahkan mikropon.  Mikropone Gambar 3.6: Mikrophone di kapalDokumentasi penulis Universitas Sumatera Utara 47 Mikropon tersebut berguna sebagai fasilitas tambahan untuk karaoke. Penggunaan karaoke di dalam kapal tersebut tentunya berbeda dengan berbeda dengan tempat-tempat karaoke seperti yang kita ketahui. Lagu untuk karaoke dalam hal ini masih terbatas karena musik untuk karaoke tersebut masih sederhana yakni hanya menggunakan kaset DVD yang bisa karaoke. Kaset DVD yang bisa karaoke jumlahnya masih terbatas khususnya lagu batak. Selain dari ketiga perangkat musik yang telah disebutkan di atas, kadang kala lagumusik diputar melalui handphone. Menurut B.Sirait memutar musik melalui handphone tersebut yang dihubungkan langsung ke mixer tanpa melalui DVD adalah untuk mengganti suasana dengan lagumusik yang baru. Sebab, lagumusik di hanphone bisa dengan sangat mudah kita ganti dengan lagumusik yang dibutuhkan ataupun yang disenangi penumpang. 3.4 Identitas Penyaji dan Audiens di Dalam Kapal Identitas penyaji dan audiens yang dimaksud adalah mengapa seseorang atau beberapa orang disebut sebagai penyaji yang menyajikan musik atau audiens yang menikmati musik yang disajikan tersebut di dalam kapal. Nainggolan dalam Purba mengatakan bahwa identitas mengacu kepada persamaan atau kesamaan yang dimiliki – oleh sekelompok orang – sehingga membuat sekelompok orang menjadi bersatu. Dengan kata lain persamaan itu yang mempersatukan mereka Nainggolan dalam Purba, 2012 : 8. Di lihat dari kapal sebagai alat transportasi, terdapat dua kelompok penting di dalam kapal yakni, pihak kapal baik pembawa kapal ataupun kernet kapal yang menyediakan jasa transportasi air tersebut dan sebaliknya para penumpang kapal Universitas Sumatera Utara 48 yang menggunakan jasa tersebut. Kedua kelompok tersebut sejalan dengan identitas penyaji dan audiens. Selain menjadi pemberi layanan jasa transportasi air pihak kapal juga berperan sebagai penyaji musik yang menyediakan layanan musik dengan tujuan tertentu di dalam kapal tersebut. Meskipun pada umumnya yang memutar musik adalah supir kapal, bukan berarti kernet tidak termasuk sebagai penyaji musik di dalam kapal tersebut. Selain mengutip ongkos dan mengurusi penumpang dan serta barang yang masuk ke dalam kapal, kernet juga berperan penting di dalam penyajian musik. Johan Simatupang supir kapal Dosroha 5 mengatakan bahwa ia biasanya menyuruh kernet kapal untuk membeli kaset DVD yang akan diputar di dalam kapal tersebut. Selain itu juga penumpang yang merequest lagu biasanya melalui kernet kapal karena kernet kapallah yang lebih dekat kepada penumpang dan kernet kapal juga tentunya lebih tahu bagaimana respon penumpang kapal terhadap lagumusik yang sedang disajikan. Jadi kesamaan sebagai penyedia layanan jasa transportasi air dan sebagai penyaji musik terbut menjadi identitas yang menyatukan supir kapal dan kernet kapal dan bisa dikatakan sebagai kelompok. Demikian halnya dengan penumpang kapal yang menggunakan jasa transportasi air pada jalur tersebut. Penumpang yang datang dari berbagai kalangan menjadi sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama sebagai penumpang kapal yang ingin menyeberang ke Tomok atau sebaliknya ke Ajibata. Namun demikian, selain menjadi penumpang mereka juga beperan sebagai audiens yang menikmati musik yang disajikan di dalam kapal tersebut. Namun demikian, penumpang kapal yang identitasnya adalah sebagai audies bisa sewaktu-waktu berperan menjadi keduanya yakni sebagai penyaji dan Universitas Sumatera Utara 49 penikmat musik tersebut. Hal ini dapat kita lihat bagi kapal yang menyediakan karaoke di dalam kapalnya. Ketika penumpang menggunakan fasilitas karaoke tersebut, maka penumpang yang tadinya berperan sebagai audiens yang mendengarkan atau menikmati lagumusik tersebut berubah menjadi sebagai bagagian dari penyaji. Selain dari pada menikmati fasilitas karaoke dia juga telah berperan memberi sajian musik kepada penumpang lainya lewat bernyanyi mengukuti karaoke tersebut di dalam kapal. Sejauh ini penulis melihat bahwa penyajian musik dengan menggunakan karaoke masih jarang di jumpai selama dalam penelitian. Menurut keterangan B.Simatupang salah satu supir kapal menyebutkan bahwa penggunaan karaoke masih belum maksimal dimana penumpang terkadang enggan masuk ke ruang supir pada halsebenarnya tidak di larang oleh supir. Tetapi meskipun dwmikian menurut keterang beliau ternyata ada beberapa penumpang yang memberanikan diri untuk karaoke saat kenek atau supir sedang berkaraoke. 3.5 Format Interaksi Antara Penyaji dan Pendengar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi ; antar hubungan. Pihak kapal menyajikan musik di dalam kapalnya selama penyeberangan dengan tujuan tertentu. Tujuan yang paling kelihatan adalah untuk menghibur penumpang yang menumpangi kapalnya selama dalam perjalanan menyeberang baik ke Tomok atau ke Ajibata. Aksi yang dilakukan penyaji musik juga ternyata mendapat perhatian besar dari pendengarnya, dimana penumpang kelihatan sangat menikmati musik yang disajikan di dalam kapal tersebut. Universitas Sumatera Utara 50 Penumpang yang datang dari berbagai kalangan terkadang membuat penyaji bingun untuk menyajikan lagu yang akan disesuaikan dengan penumpang kapalnya. Namun demikian, penyaji akan mengambil kebijakan sendiri seperti salah atunya adalah memutar lagu yang sedang disukai masyarakat secara umum. Selain itu seperti yang penulis temukan, dimana penyaji juga melayani penumpang yang meriquest lagu yang diinginkannya. Jika lagu yang diriquest ada dalam koleksi musik mereka, mereka dengan senang hati akan menyajikan permintaan tersebut. Selain dari pada itu bahwasanya penyajian musik didalam kapal sepertinya sudah menjadi keharusan. Hal ini dibuktikan pada saat penulis mewawancarai Lisa Veronika salah sati penumpang kapal yang tujuannya berwisata ke Tomok. Ketika penulis bertanya, bagaimana jika musik tidak disajikan di dalam kapal, beliau menjawab bahwa dia akan menegur pihak kapal supaya memasang musik. Keadaan ini menyatakan bahwa sepertinya penyajian musik di dalam kapal sepertinya sudah menjadi hak bagi para penumpang kapal. Universitas Sumatera Utara 51

3.6 Pengamen Sebagai Bagian Dari Penyaji