5. Sikap Politik Anak Punk
Berdasarkan penjelasan di atas, sikap politik anak Punk menurut peneliti ialah berkaitan dengan tiga aspek menurut Almond dan Verba 1990: 16
sebagai berikut: a.
Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah komponen yang menyangkut pengetahuan
anak Punk tentang politik dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya. Komponen kognitif
anak Punk dapat dilihat dari pengetahuannya tentang segala sistem politik, tokoh-tokoh pemerintahan, kebijakan yang diambil atau
mengenai simbol-simbol yang dimiliki oleh sistem politiknya secara keseluruhan, dan pengetahuan tentang pelaksanaan proses politik yang
sedang berlangsung seperti pilkada. Pada proses pilkada, aspek kognitif anak Punk dapat berupa
pengetahuan anak Punk bahwa dirinya sebagai pemilih, pengetahuan tentang kandidat pilkada, partai pengusung kandidat, penyelenggara dan
proses penyelenggaraan, visi dan misi para kandidat pilkada; b.
Komponen Afektif Komponen Afektif adalah perasaan anak Punk terhadap sistem politik,
peranannya, para aktor, dan penampilannya. Komponen afektif menyangkut aspek perasaan anak Punk. Anak Punk dimungkinkan
memiliki perasaan yang khusus terhadap aspek-aspek sistem politik
tertentu yang dapat membuat individu-individu besikap menerima atau menolak sistem tersebut.
Pada proses pilkada yang akan berlangsung aspek afektif anak Punk
adalah dengan melihat perasaan anak Punk terhadap dirinya sebagai pemilih, sikap terhadap kandidat pilkada, sikap terhadap partai
pengusung, penilaian
terhadap penyelenggara
dan proses
penyelenggaraan, dan penilaian terhadap visi dan misi calon; c.
Komponen Evaluatif Komponen Evaluatif adalah keputusan dan pendapat tentang objek-
objek politik yang secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. Komponen evaluatif ditentukan
oleh orientasi moral. Ideologi yang dianut oleh anak Punk menjadi dasar sikap dan perilakunya terhadap sistem politik. Pengertian anak
Punk terhadap sistem politik merupakan suatu kemampuan untuk mengukur kesadaran tentang politik, bagian-bagian, simbol-simbol, dan
sekaligus norma-norma yang dimiliki masyarakat. Pada proses pilkada, aspek evaluatif anak Punk adalah melihat pendapat
anak Punk bahwa dirinya sebagai pemilih, pendapat anak Punk tentang kandidat pilkada, pendapat anak Punk tentang partai pengusung
kandidat, pendapat
mengenai penyelenggara
dan proses
penyelenggaraan, dan pendapat mengenai visi dan misi calon.