Jadi, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang yang valid dan reliabel.
Sarwono 2006: 99-100, skala pengukuran dikatakan valid apabila skala
tersebut digunakan untuk mengukur apa yang harusnya diukur. Sedagkan reliabelitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.
Pasalong 2013: 174, validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Jadi, alat ukur yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapat data valid. Reliabilitas
merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua
kali atau lebih. Jadi, reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-
ulang. Berdarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah
sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan, reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi hasil
pengukuran apabila pengukuran diulangi duua kali atau lebih.
2. Teknik Uji Validitas Dan Reliabilitas
Priyatno 2012: 117, uji validitas item digunakan untuk mengetahui
seberapa cermat suatu item dalam mengukur objeknnya. Item dikatakan valid apabila ada korelasi dengan skor total. Hal ini menunjukan adanya
dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item berupa pertanyaan yang dtunjukan kepada responden dengan
menggunakan kuesioner. Pengujian validitas item dalam SPSS bisa menggunakan dua metode analisis yaitu Korelasi Pearson dan Corrected
Item Total Correlation. Priyatno 2012: 120, teknik uji validitas item dengan korelasi Pearson
dilakukan dengan cara mengorelasikan skor item dengan skor total item, kemudian pengujian signifiikansi dilakukan dengan kriteria r tabel pada
tingkat signifika nsi 0,05 dengan uji dua sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥
r tabel, maka item dapat dinyatakan valid. Jika menggunakan SPSS, untuk mudahnya dalam menentukan kevalidan item, maka dapat dilihat pada nilai
signifikansi. Jika signifikansi 0,05 maka item valid, tapi 0,05 maka item tidak valid.
Priyatno 2012: 120, uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan
atau konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang
tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali. Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan seperti skala
Likert 1- 5 adalah Cronbach’s Alpha.
Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas di mana item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja. Menggunakan batasan 0,6,
dapat ditentukan apakah instrumen reliabel atau tidak. Menurut Sekaran Priyatno, 2012: 120, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 adalah dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan SPSS, dapat diketahui bahwa signifikansi dari instrumen yaitu 0,05, hal ini menunjukan bahwa item valid. Sedangkan, uji
reliabilitas yang dilakukan peneliti dengan menggunakan batasan 0,6, menghasilkan reliabitas 0,9, hal ini menunjukan bahwa reliabitas dari
penelitian ini adalah baik. Derajat kepercayaan dalam penilitan ini adalah 95 .