Sikap Politik Anak Punk

perlawanan yang hebat karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan dirinya sendiri. Pada kamus Inggris-Indonesia, pengertian secara bahasa Punk adalah sumbu, seorang pemuda yang tidak berpengalaman, berarti buruk, rendah, geretan, orang ceroboh, semberono. Pemuda yang ikut gerakan masyarakat, mapan, dengan menyatakan lewat musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut khas. Sedangkan Petter Salim Sugiyati, 2014: 8, Punk tidak dapat diartikan sesederhana itu. Istilah Punk sudah selama ini di Indonesia, masyarakat lebih banyak melihat Punk sebagai gaya hidup dari pada musiknya. Fenomena yang ditangkap oleh masyarakat di sekitar Poris Pelawad adalah sekelompok orang Punkers yang berkumpul pada lokasi tertentu dengan berpakaian lusuh dan atribut-atribut atau aksesoris yang dipakai seperti bretel, ikat pinggang spike menyerupai paku, kalung rantai, gelang spike, sepatu boots, jeansstretch, kaos oblong, jaket kulit yang di penuhi emblem, rambut dengan gaya mohawk seperti rambut suku Mohican Indian, spikky, gladiator, corrison yang dicat berwarna-warni, hingga terkesan “garang” dan kadang terlibat tawuran, kekerasan dan kriminalitas, dan membawakan lagu yang penuh distorsi yang memekakan telinga. Baju lusuh dan “kampring” dengan boots yang jarang lepas dari kaki, rambut warna-warni yang dibentuk seperti landak, menambah dandanan menjadi kontras dan mencolok, karena Punkers dianggap sebagai korban trend dan mode dalam menciptakan style mode tersendiri. Tidak semua anak Punk bergaya atau dandan seperti itu, bagi Punk sebagai soul dan tidak perlu ditonjolkan, karena pada hakikatnya esensi Punk bersifat subyektif hanya dirinyalah yang mengetahui bahwa dirinya anak Punk atau bukan. Sugiyati 2014: 9, Punk juga bisa berarti musik, ideologi yang mencakup aspek sosial. Musik merupakan salah satu pengekspresian diri para Punkers, yang dihayati hingga terbawa suasana, maka tidak heran apabila terlihat ada unsur kekerasan tidak hanya pada pogo atau pada musiknya, tetapi juga pada gaya hidup. Di dalam jenis-jenis lagu akan ditemukan beberapa symbol yang menunjukan kekuatan dan pilihan ideologi sang penyanyi atau grup penyanyi. Punk tidak harus dandan, Punk adalah kebebasan, Punk harus bermain musik, saling support antar komunitas terutama dalam bermusik. Musik Underground dan anak Punk diidentikkan dengan kekerasan, frontal, rusuh dan sebagainya. Sedangkan dalam pemahaman publik pecinta musik Rock, mazhab Underground pada umumnya dapatlah disebut sebagai yang anti terhadap kekerasan atau perang, anti terhadap kemapanan, anti rasis serta cinta damai. Seringkali orang terkecoh oleh warna suara colour sound yang memekakan telinga dengan teriakan dengan teriakan melengking tanpa makna, lirik yang tidak jauh dari rasa frustasi menghadapi realita hidup yang keras. Sebagai contoh, sebuah grup musik Sex Pistols yang berasal dari Inggris yang merupakan negara asal mula Punk berasal, menulis sebuah lagu yang berjudul “God Save The Queen” yang mengkritik keluarga kerajaan Inggris. Ataupun grup musik Punk Inggris lainnya Crass yang berdiri untuk berhubungan langsung dengan kaum pembebasan sosialis dan menjadi sebuah variasi komunal pemikiran politik pada abad ke-20, kedekatan grup musik ini dengan kaum sosialis pada masa itu yang bertolak belakang dengan sistem monarki yang menjadi bagian dari pemerintahan kerajaan Inggris sampai sekarang. Seperti yang ditulis Baskoro Kurniawan P, 2015: 2: ”Crass menyatukan manfaat dari lagu-lagu, film, suara-suara kolase, gambar-gambar dan pergerakan subvesi untuk menghadirkan kritikan yang inovatif dan berkelanjutan melawan semua yang dipandang sebagai budaya yang dibangun dengan landasan dari peperangan, kekerasan, seksisme, kemunafikan agama, dan konsumerisme yang berlebihan. Bersama kalangan anarko-pasifis lalu melakukan perlawanan sehingga menjadi sebuah gerakan besar di lingkungan musik Punk .” Punk bukanlah sebuah komunitas biasa, Punk memiliki ideologi dan melakukan politik dengan caranya sendiri. Kutipan di atas menjelaskan bahwa salah satu band Punk ternama dunia melakukan perlawanan lewat musik Punk-nya. Punk melakukan kritik sosial terhadap pemerintahan melalui karya musiknya, seperti yang dilakukan dua grup musik tersebut yaitu Sex Pistols dan Crass yang melakukan kritik terhadap pemerintahan kerajaan Inggris melalui karya lagu yang diciptakan. Lagu-lagu hasil karya anak Punk memang berbeda dengan lagu lainnya serta jarang didengar