Hakikat Belajar KAJIAN TEORI

18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar Menurut Hamdani 2011:21, belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan berbagai kegiatan contohnya membaca,mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya. Anitah 2009:1.17 berpendapat bahwa belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Cronbarch dalam Suprijono, 2012:2 mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan Slameto, 2013: 2. Sedangkan menurut Sardiman 2012: 21 belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendapat lain, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal Komalasari, 2013:2. Menurut penjelasan para ahli tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku seseorang yang membawa dampak perubahan pada aspek sikap afektif, pengetahuan kognitif dan keterampilan psikomotor sebagai hasil pengalamannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungan sekitar dan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya. 2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Belajar Ada beberapa prisip dalam belajar. Suprijono 2012:4 menjelaskan prinsip- prinsip belajar ada tiga, yaitu: 1. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri : a Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari; b Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya; c Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup; d Positif atau berakumulasi; e Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan; f Permanen atau tetap; g Bertujuan dan terarah; h Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. 2. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar. 3. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Menurut Slameto 2013:27, prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar. 1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar 1. Belajar adalah proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. 3. Belajar adalah proses kontinguitas hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. c. Sesuai materibahan yang harus dipelajari 1. Belajar bersifat keseluruhan, materi harus memiliki struktur penyajian sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. 2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. d. Syarat keberhasilan belajar 1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 2. Repetisi, dalam proses belajar perlu diulang berkali-kali agar mendalam pada siswa. 2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto 2013: 54-72 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. 1. Faktor –Faktor Intern Di dalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu: jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a. Faktor Jasmaniah, terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor Psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. c. Faktor Kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani bersifat psikis. Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, pr oses, dan hasil belajar Rifa’i dan Anni, 2011: 97. 2. Faktor-Faktor Ekstern a. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. c. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat . Rifa’i dan Anni 2011: 97 mengemukakan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar siswa yaitu: 1 Kondisi internal, mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan. 2 Kondisi eksternal, mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Belajar yang berhasil mempersyaratkan guru memperhatikan kemampuan internal siswa dan situasi stimulus yang berada di luar siswa. Dengan kata lain, belajar tipe kemampuan baru harus dimulai dari kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya prior learning, dan menyediakan situasi eksternal yang bervariasi. 2.1.1.4 Tujuan Belajar Menurut Sardiman 2012: 26-28 tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan ko nsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” live in suatu sistem lingkungan belajar tertentu. Tujuan belajar ada tiga jenis yaitu: a untuk mendapatkan pengetahuan; b penanaman konsep keterampilan; c pembentukan sikap. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotorik dan penanaman sikap mentalnilai-nilai afektif. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN TAWANGMAS 01 KOTA SEMARANG

0 8 379

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VB SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

1 51 241

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

0 14 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 8 289

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG.

0 0 1