eksperimen dan kontrol cenderung rendah karena berpikir kreatif merupakan ketrampilan berpikir tingkat tinggi high order of thinking. Selain itu, siswa
belum terbiasa dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode ekperimen dengan pendekatan open-ended problem solving.
4.2.2 Hasil belajar kognitif
Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan kognitif siswa antara kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dan mengalami peningkatan dari
kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem solving pada pembelajaran
fisika memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konseptual secara lebih bermakna, keterampilan-keterampilan
kognitif secara bebas untuk memecahkan masalah. Pembelajaran dengan masalah terbuka yang dipadukan dengan metode eksperimen juga lebih mengeksplorasi
pengetahuan awal sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa
dalam pembelajaran menyebabkan penguasaan konsep materi cahaya meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa 2005: 156 yang menyatakan bahwa
untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam pembelajaran.
Hasil belajar kognitif siswa untuk kelas eksperimen rata-rata pre-test dan post-test adalah 30,87 dan 67,95 dan untuk kelas kontrol rata-rata pre-test dan
post-test adalah 42 dan 57. Berdasarkan uji signifikansi menggunakan uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan dengan taraf 5 diperoleh
harga t
hitung
= 2,981 sedangkan harga t
tabel
= 1,671. Harga t
hitung
t
tabel
, sehingga Ho ditolak, terlihat bahwa hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol
berbeda secara signifikan. Rata-rata peningkatan hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Kelas eksperimen mengalami
peningkatan sebesar
g
= 0,54 yang dapat dikatakan dalam kategori sedang, sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan dalam kategori rendah dengan
peningkatan sebesar
g
= 0,27. 4.2.3
Hasil belajar afektif
Hasil belajar afektif siswa dengan diterapkannya pendekatan pembelajaran open-ended problem solving melalui kegiatan eksperimen pada materi cahaya
dilakukan dengan metode observasi secara langsung. Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer. Adapun aspek afektif
dalam penelitian ini meliputi: a aspek kehadiran dalam kelas, b perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung, c keberanian siswa dalam mengemukakan
pendapat, d keberanian siswa dalam bertanya, dan e menghargai pendapat orang lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran, teramati bahwa kelima aspek yang diamati
dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol tergolong cukup baik. Hal ini dibuktikan bahwa hampir semua siswa dapat mengikuti pembelajaran, masing-
masing kelompok dapat bertanggung jawab yaitu dengan bekerjasama dengan semua anggota kelompoknya dan dapat saling bertukar pikiran dan pendapat.
Seperti diketahui dalam sebuah kelompok akan memungkinkan munculnya banyak ide bila saling bertukar pikiran antar anggota kelompok.
Pada analisis hasil belajar afektif nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 87,60 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah 82,71. Nilai rata-rata
tiap aspek penilaian pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar
afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran open-ended problem solving melalui kegiatan
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa.
4.2.4 Hasil belajar psikomotorik