Lembar pengamatan ini berisi tentang penilaian aspek afektif dan psikomotorik selama pembelajaran serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA.
3.6.4. Metode Angket
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa tentang pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran role playing. Hasil angket
dianalisis secara deskriptif dengan membuat tabel frekuensi jawaban siswa kemudian ditarik kesimpulan.
Adapun teknik pengumpulan data dapat diperinci pada tabel 3.2. sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data dan Cara Pengumpulan Data Jenis Data
Cara Pengumpulan
Instrumen Waktu Pengambilan
Hasil Belajar
Tes kognitif Non tes
psikomotorik Non tes
afektif Tes obyektif berupa soal
pilihan ganda Lembar observasi
Lembar observasi Akhir pembelajaran
Pada saat pembelajaran
Pada saat pembelajaran
Tanggapan Siswa
Non tes Angket
Akhir pembelajaran
3.7 Analisis Instrumen
3.7.1 Analisis Instrumen Tes Objektif 3.7.1.1
Validitas Isi Soal
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi, peneliti menyusun kisi-
kisi soal berdasarkan kurikulum. Selanjutnya instrumen tes dikonsultasikan dengan dosen pembembing dan guru mitrapengampu.
3.7.1.2 Validitas Butir Soal
Tes penguasaan materi berupa tes pilihan ganda, analisisnya dilakukan dengan penghitungan-penghitungan sebagai berikut :
3.7.1.2.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan Arikunto, 2012: 80.
Validitas butir soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus korelasi product moment pearson.
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
Keterangan: r
=
koefisien korelasi Product Moment Pearson N = Jumlah peserta didik
X = Skor Item Y = Skor Total
Jika r
hitung
r
tabel
, butir soal dinyatakan valid Arikunto, 2012: 92. Adapun hasil analisis validitas soal uji cobadapat diperinci pada tabel 3.3.
sebagai berikut: Tabel 3. 3 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba
No. No. Butir Soal
Kriteria Keterangan
1. 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20,
23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48 dan 50.
Valid Dipakai
2. 8, 18, 21, 34 dan 49
Valid Dibuang
3. 4, 9, 10, 15, 22, 25, 33, 41, dan 45.
Tidak valid Dibuang
Data hasil perhitungan disajikan selengkapnya pada Lampiran Berdasarkan analisis di atas, terdapat soal valid yang dibuang karena soal
yang diambil hanya berjumlah 30 soal dan dipilih dengan mempertimbangkan hasil kriteria dari tingkat kesukaran dan daya beda soal tersebut.
3.7.1.2.2 Reliabilitas Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan
hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.
Reliabilitas soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R 20.
1 1
2 11
SB pq
k k
r
Keterangan :
r
11
= realiabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya butir soal
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah SB
2
= varian skor total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
r 0,2 = sangat rendah
0,2 r 0,4 = rendah 0,4 r 0,6 = sedang
0,6 r 0,8 = tinggi 0,8 r 1,0 = sangat tinggi
Harga r
11
yang dihitung selanjutnya dibandingkan dengan harga r
tabel
. Soal dikatakan reliabel jika nilai r
11
r
tabel
dengan α = 5 Arikunto, 2012: 115. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal uji coba, diperoleh nilai r
11
= 0,839 dan r
tabel
= 0,279 sehingga soal dikatakan reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.
3.7.1.2.3 Taraf Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran difficulty index. Soal dikatakan baik jika soal tersebut tidak terlalu susah dan tidak terlalu sulit. Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan antara
0 - 1. Taraf kesukaran untuk soal bentuk objektif, digunakan rumus:
Keterangan : P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut. P = 0,00
– 0,30 = Sukar P = 0,31
– 0,70 = Sedang P = 0,71
– 1,00 = Mudah Arikunto, 2012: 223.
Adapun hasil analisis soal berdasarkan taraf kesukaran dapat diperinci pada Tabel 3.4. sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba No.
No. Butir Soal Kriteria Keterangan
1. 6, 11, 12, 19, 23,27, 30, 31, 32, 35, 37,
39, 40, 42, 43 dan 50 Mudah
Dipakai 2.
4, 8, 9, 15, 18, 21, 22, 41 dan 49 Mudah
Dibuang 3.
1, 2, 3, 5, 7, 13, 14, 17, 20, 24, 26, 28, 29, 36, 46, 47 dan 48
Sedang Dipakai
4. 10, 16, 25, 33, 34, 38 dan 45
Sedang Dibuang
5. 44
Sukar Dipakai
6. -
Sukar Dibuang
Data hasil perhitungan disajikan selengkapnya pada Lampiran
Soal yang dipakai untuk soal evaluasi adalah soal yang memenuhi kriteria mudah, sedang maupun sukar. Berdasarkan tabel di atas, terdapat soal mudah
yang dibuang dan kategori sedang yang dibuang. Hal tersebut dikarenakan soal yang termasuk dalam kategori mudah yang dipakai dipakai dan sedang yang
dipakai sudah cukup banyak, selain itu juga dikarenakan beberapa soal tersebut ada yang tidak valid, memiliki daya pembeda jelek serta penyebaran tingkat ranah
kogmitif. 3.7.1.2.4 Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab
soal. Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus berikut:
Keterangan: = daya pembeda
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut. DP = 0,40
– 1,00 = Baik sekali DP = 0,30
– 0,39 = Baik DP = 0,20
– 0,29 = Cukup DP = 0,00
– 0,19 = Jelek Arikunto, 2012: 228.
Adapun hasil analisis soal berdasarkan daya pembeda dapat diperinci pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No.
No. Butir Soal Kriteria
Keterangan 1.
2, 5, 14, 28, dan 36 Baik sekali
Dipakai 2.
3, 17, 26, 29, 31, 32, 33, 44, 48, dan 50 Baik
Dipakai 3.
9 Baik
Dibuang 4.
1, 6, 7, 11, 12, 13, 1, 9, 20, 23, 24, 27, 30, 35, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 46, dan 47
Cukup Dipakai
5. 15
Cukup Dibuang
6. 4, 8, 10, 16, 21, 22, 25, 34, 41, dan 45.
Jelek Dibuang
Berdasarkan tabel di atas, terdapat soal dengan daya beda baik dan cukup namun dibuang. Hal tersebut dikarenakan soal yang dibuang tersebut termasuk
dalam dalam kategori tidak valid. Soal yang dipakai untuk tes kemampuan pemecahan masalah merupakan soal
yang memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang ditentukan. Selain itu, pengambilan soal juga memperhatikan
indikator yang ditentukan untuk tes hasil belajar. Setiap indikator harus ada soal yang mewakili, sehingga kemampuan peserta didik pada indikator yang
ditentukan dapat diukur melalui soal yang dipilih. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diambil 30 soal untuk soal pretest dan postest. Dari hasil perhitungan
soal yang dipakai yaitu 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48, dan 50.
3.7.1 Analisis Instrumen Non Tes