nilai kreatif ditentukan dua indikator, yaitu 1 siswa kreatif dalam bereksplorasi terkait masalah kontekstual yang berhubungan dengan materi, dan 2 Siswa
kreatif dalam menyajikan hasil diskusi kelompoknya.
Indikator nilai komunikatif diantaranya adalah 1 siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru selama kegiatan pembelajaran, 2 siswa
berinteraksi dengan siswa lain dalam menyelesaikan tugas kelompok, 3 siswa berani mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan 4 siswa menanggapi
hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Nilai demotratis siswa diamati dengan indikator siswa melakukan diskusi secara demokratis dengan saling membantu,
menyampaikan, dan menghargai pendapat sesama teman. Untuk nilai tanggungjawab siswa diamati dengan indikator siswa bertanggungjawab
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru, dan nilai menghargai prestasi diamati dengan indikator siswa bertepuk tangan untuk teman yang
mempresentasikan hasil diskusi.
2.1.7 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal BSNP, 2006: 12.
Ketuntasan belajar pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu Kriterian Ketuntasan Minimal KKM kemampuan pemecahan masalah dan
ketuntasan klasikal. Menurut BSNP 2007: 7 tentang standar penilaian pendidikan, Kriteria ketuntasan minimal KKM adalah kriteria ketuntasan belajar
KKB yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan nilai batas ambang kompetensi .
KKM ditentukan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. KKM dalam penelitian ini disesuaikan dengan KKM hasil belajar mata
pelajaran matematika di SMP N 1 Pangkah, yaitu 75. Sedangkan aspek yang dinilai dalam penilaian hasil belajar mata pelajaran matematika meliputi
pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah. Namun, dalam penelitian ini hanya mengukur kemampuan pemecahan masalah, sehingga
KKM yang digunakan adalah KKM kemampuan pemecahan masalah. Sebagaimana dijelaskan oleh Suherman et al. 2003: 89, dalam kegiatan
pemecahan masalah aspek-aspek penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain-
lain dapat dikembangkan secara lebih baik. Hal ini berarti, dalam pemecahan masalah juga menggali aspek pemahaman konsep serta penalaran dan komunikasi
siswa, sehingga KKM kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini disamakan dengan KKM hasil belajar mata pelajaran matematika di sekolah, yaitu
75. Sementara ketuntasan klasikal yaitu persentase siswa yang mencapai KKM
dari seluruh jumlah siswa yang ada di kelas. Ketuntasan klasikal dalam penelitian
ini juga disesuaikan dengan ketuntasan klasikal hasil belajar mata pelajaran matematika di SMP N 1 Pangkah, yaitu 75. Dalam penelitian ini yang diukur
adalah uji ketuntasan secara klasikal.
2.1.8 Materi Pokok Bangun Ruang Kubus dan Balok