penelitian dan kontrol, diamati bahwa ada peningkatan keberhasilan dalam kedua kelompok. Kenaikan cukup tinggi pada kelompok penelitian
menunjukkan bahwa Problem Based Learning lebih berhasil daripada metode tradisional. Pada siswa yang diberi Problem Based Learning, mereka dapat
menerapkan tahapan pemecahan masalah dan terdapat perubahan positif dalam kemampuan pemecahan masalah mereka.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati et al. 2013, menunjukkan bahwa
dengan berbantuan kartu masalah pada model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share SSCS memberikan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa yang lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran ekspositori.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika di sekolah diselenggarakan dengan beberapa tujuan yang mana salah satunya adalah agar siswa mampu memecahkan masalah
matematika terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangkah
belum menitikberatkan pada kemampuan pemecahan masalah matematika, sehingga siswa masih sering mengalami kesulitan dalam menentukan cara yang
sesuai untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. Dengan melaksanakan pembelajaran berbasis masalah, siswa akan terlatih dalam memecahkan masalah,
berpikir, bekerja kelompok, berkomunikasi dan menginformasikan, memanipulasi keterangan-keterangan pada permasalahan menjadi simbol-simbol tahap belajar
simbolik menurut Brunner, mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang dimilikinya belajar bermakna menurut Ausubel, serta lebih terampil dalam
memecahkan masalah, baik yang berkaitan dengan akademik ataupun kehidupan mereka sehari-hari sehingga memungkinkan mereka mampu menginterpretasikan
dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu. Agar kemampuan pemecahan masalah siswa sesuai dengan yang
diharapkan, diperlukan pemahaman konsep dan penalaran yang baik terhadap materi terlebih dahulu. Penggunaan model dan media pembelajaran juga menjadi
salah satu faktor penentu keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran yang menitikberatkan pada aspek kemampuan pemecahan masalah siswa .
Pemilihan model pembelajaran sangat penting selama proses pembelajaran dan memberikan implikasi pada keberlanjutan penerimaan materi dan kemampuan
siswa. Salah satu model pembelajaran yang diduga sesuai untuk mengajarkan konsep-konsep matematika dalam konteks pemecahan masalah adalah Problem
Based Learning. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari
pemecahan masalah-masalah di dunia nyata. Model pembelajaran ini mengharapkan siswa dapat memecahkan masalah matematika yang diberikan
berupa sistem konseptual yang membuat siswa merasakan beragam pengalaman matematis. Jadi, siswa diharapkan tidak hanya sekedar menghasilkan model
matematika tetapi juga mengerti konsep-konsep yang digunakan dalam pembentukan model matematika dari permasalahan yang diberikan.
Di samping penerapan model pembelajaran yang sesuai, dukungan media pembelajaran juga diperlukan untuk melatih kemampuan siswa dalam
memecahkan soal-soal pemecahan masalah. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media yang berisikan soal-soal pemecahan masalah, yaitu Fun
Math Book. Dengan menggunakan Fun Math Book dalam pembelajaran, diharapkan dapat menfasilitasi siswa dalam bentuk soal-soal yang dapat melatih
kemampuan pemecahan masalah siswa serta dapat menciptakan suasana pembelajaran matematika yang menarik dan bervariasi.
Berdasarkan deskripsi mengenai Problem Based Learning dan Fun Math Book, diharapkan penggunaan keduanya efektif terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa kelas VIII. Skema dari kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut.
Rendahnya Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII
Problem Based Learning Fun Math Book
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
1 Hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen mencapai ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 75 dari jumlah siswa di
kelas. 2 Rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen
lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa kelas kontrol.
Pembelajaran Matematika
Gambar 2.6 Skema Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian