Tahap Kedua : Penjernihan Ekstrak Daun Stevia dengan

35

B. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Pertama : Penentuan suhu pengeringan dan suhu ekstraksi

a. Pengeringan daun stevia Daun stevia basah dikeringkan dengan menggunakan oven kipas pada suhu 60 o C, 80 o C, 100 o C. Pada setiap setengah jam sekali bahan diambil, kemudian dianalisa kandungan air kadar air, pengeringan dihentikan jika kadar air bahan telah mencapai maksimum 10 pengeringan berlangsung selama ± 2 - 4 jam. Daun yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan blender kering, kemudian disaring dengan saringan 65 mesh. Daun yang telah halus dikemas di dalam plastik dan disimpan di dalam lemari pendingin suhu 4 o C. b. Proses ekstraksi daun stevia pada berbagai suhu pemanasan Daun stevia diekstraksi dengan pelarut air pH 7. Untuk pemilihan suhu ekstraksi, masing-masing daun bubuk yang telah dikeringkan pada suhu 60 o C, 80 o C, 100 o C ditimbang sebanyak 1 gram dalam 20 ml air. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode Food Sanitation Association Food Research Laboratory Zairisman, 1985. Larutan stevia dipanaskan pada suhu yang bervariasi yaitu 25 C, 40 C, 60 C, 100 C. Pemanasan dilakukan selama 1 jam kecuali pada suhu 25 C dibiarkan selama semalam. Kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat dipisahkan dan residu dicuci dengan air panas beberapa kali. Filtrat dan air cucian dikumpulkan, kemudian ditambahkan air sehingga volume menjadi tepat 100 ml. Hasil ekstraksi daun stevia diukur konsentrasi steviosida dan kadar gula total. Diagram alir dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Tahap Kedua : Penjernihan Ekstrak Daun Stevia dengan

Ultrafiltrasi Konsentrasi ekstrak daun stevia larutan umpan stevia adalah 20.4 gL dan 28.7 gL. Konsentrasi ini diperoleh dari hasil perhitungan konsentrasi steviosida dengan menggunakan spektrofotometer λ= 210 nm. Diagram alir pembuatan konsentrasi umpan dapat dilihat pada Lampiran 4. perhitungan konsentrasi umpan dapat dilihat pada Lampiran 5. 36 Penjernihan ekstrak daun stevia dilakukan dengan membran ultrafiltrasi. Pada ultrafiltrasi diamati nilai fluksi permeat dan rejeksi dengan parameter tekanan transmembran, kecepatan alir kecepatan crossflow dan konsentrasi umpan konsentrasi steviosida dalam larutan stevia. Tata cara proses ultrafiltrasi adalah sebagai berikut: a Penentuan fluksi air Penentuan fluksi air bertujuan untuk mengetahui kondisi membran baik sebelum digunakan maupun setelah digunakan. Air disirkulasikan selama 30 menit pada suhu 40 o C dengan tekanan transmembran 1.87 bar dan kecepatan alir 0.04 ms. b Penentuan kondisi tunak fluksi larutan stevia Percobaan dilakukan dengan mengoperasikan proses ultrafiltrasi selama 30 menit hingga keadaan tunak dicapai. Waktu ketika fluksi mulai mengalami kondisi tunak, maka dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh ketiga peubah yang akan diamati. Proses dilakukan pada suhu 40 o C pada tekanan transmembran 1.23 bar, kecepatan alir 0.02 ms dan konsentrasi larutan umpan stevia 28.7 gL. c Pengamatan pengaruh tekanan transmembran terhadap fluksi larutan stevia Proses penjernihan larutan stevia dilakukan pada berbagai tekanan transmembran yaitu 1.49 bar, 1.61 bar, 1.65 bar, 1.87 bar dengan kecepatan alir 0.02 ms, pada konsentrasi larutan umpan stevia 20.4 gL dan 28.7 gL. d Pengamatan pengaruh kecepatan alir terhadap fluksi larutan stevia Proses penjernihan dilakukan dengan proses ultrafiltrasi pada berbagai kecepatan alir yaitu antara 0.0029 sampai 0.02 ms. e Pengamatan pengaruh konsentrasi umpan terhadap fluksi Percobaan dilakukan dengan mengoperasikan proses ultrafiltrasi pada berbagai konsentrasi larutan umpan stevia yaitu 20.4 gL, 28.7 gL dengan kecepatan alir 0.02 ms dan tekanan 1.61 bar. f Tingkat rejeksi membran dan kenaikan konsentrasi larutan stevia Untuk mengetahui efisiensi membran dalam menyaring molekul gula yang diinginkan yaitu steviosida. 37

4. Tahap Ketiga : Analisa Hasil Filtrasi Dengan Ultrafiltrasi