44 pada Gambar 15. Data yang berhubungan dengan waktu filtrasi terhadap
fluksi dapat dilihat pada Lampiran 10.
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
Lama Filtrasi menit F
luks L
m
2
.j a
m
Gambar 15. Grafik hubungan antara lama filtrasi larutan stevia dengan fluksi pada kecepatan 0.02 ms dan tekanan 1.49 bar
Kondisi tunak larutan stevia tercapai setelah menit ke-10 dengan nilai fluksi berkisar antara 36.00 – 37.89 Lm
2
.jam. Fluksi mulai menurun pada saat awal operasi dikarenakan telah terjadi pembentukan lapisan cake pada
permukaan membran yang disebut polarisasi konsentrasi. Pada saat lapisan cake
telah terbentuk secara konstan maka nilai fluksi relatif konstan terhadap waktu.
3. Pengaruh Tekanan Transmembran Terhadap Fluksi
Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tekanan transmembran terhadap fluksi penjernihan larutan stevia, maka operasi dilakukan
menggunakan beberapa tekanan yaitu 1.49 bar, 1.61 bar, 1.65 bar, dan 1.87 bar pada konsentrasi steviosida pada larutan stevia 20.4 gL, 28.7 gL,
dan kecepatan alir 0.02 ms. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11b. Hubungan tekanan transmembran dengan fluksi ditunjukkan pada
Gambar 16.
45
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
1 1,5
2 Tekanan Bar
Fl u
k s
L m
2
.j am
C = 20,4 gL C = 28,7 gL
Gambar 16. Grafik hubungan antara tekanan transmembran terhadap fluksi pada beberapa konsentrasi dan kecepatan alir 0.02 ms
Grafik ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan, nilai fluksi yang dihasilkan semakin tinggi. Nilai fluksi tertinggi diperoleh pada
konsentrasi steviosida pada larutan umpan 20.4 gL dengan tekanan 1.87 bar sebesar 60.00 Lm
2
.jam. Operasi filtrasi larutan stevia dengan membran ultrafiltrasi yang dilakukan pada tekanan tinggi, pada titik
tertentu nilai fluksi tidak dipengaruhi oleh tekanan transmembran walaupun tekanan ditingkatkan. Pada tekanan 1.61 bar telah menunjukkan
kecenderungan konstan. Peningkatan nilai fluksi yang seiring dengan peningkatan tekanan, dikarenakan tekanan yang semakin tinggi akan
meningkatkan gaya dorong larutan menuju membran. Pada konsentrasi steviosida 28.7 gL menunjukkan fluksinya lebih
rendah dibandingkan dengan konsentrasi steviosida 20.4 gL. Hal itu diduga masih banyaknya partikel–partikel bukan gula yang lolos pada
proses penyaringan dengan kertas saring sehingga pada proses penjernihan dapat menghambat aliran larutan berupa pelarut dan zat terlarut gula
stevia melewati membran. Larutan pada konsentrasi 28.7 gL lebih pekat dibandingkan dengan larutan pada konsentrasi 20.4 gL.
Menurut pendapat Wenten 1999 bahwa pada air murni semakin tinggi tekanan yang diberikan, maka fluksi air juga akan semakin tinggi. Fluksi
yang dihasilkan pada filtrasi air lebih tinggi dibandingkan dengan larutan
46 stevia. Hal ini disebabkan karena air tidak mengalami polarisasi
konsentrasi sehingga tidak ada hambatan air untuk melewati membran. Data fluksi air dengan berbagai tekanan dapat dilihat pada Lampiran 11a.
1.23 bar 1.45 bar
1.87 bar
50 100
150 200
250
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 Tekanan transmembran bar
F luks
L m
2
.j a
m
Gambar 17. Hubungan tekanan transmembran dengan fluksi air dengan kecepatan alir 0.04 ms
Fenomena yang terjadi pada larutan stevia, ketika tekanan dinaikkan akan menaikkan fluksi tetapi setelah mencapai tekanan batas tertentu maka
fluksi tidak meningkat walaupun tekanan dinaikkan.
4. Pengaruh Kecepatan alir Terhadap Fluksi