KONDISI PROSES FILTRASI MEMBRAN

30 Gambar 7. karakteristik proses membran www.kochmembran.com Membran ultrafiltrasi akan menahan protein dan senyawa koloid yaitu komponen yang memiliki molekul terbesar dan melewatkan komponen atau senyawa yang memiliki berat molekul yang kecil Gambar 7. Nanofiltrasi memiliki ukuran pori sekitar 1 nanometer. Membran nanofiltrasi banyak diaplikasi pada pemisahan garam bervalensi dua dari air dan fraksinasi molekul yang kecil di berbagai industri Gambar 7. Kinerja membran nanofiltrasi dipengaruhi oleh karakterisrik membran yang mencakup fluksi, rejeksi dan Molecular Weight Cut-Off Mulder, 1996. Hasil penelitian Kumar 2000 menunjukkan bahwa dengan pemisahan nanofiltrasi diakhir operasi dapat mengurangi rasa pahit pada komponen pemanis stevia karena senyawa tersebut ikut tercuci.

F. KONDISI PROSES FILTRASI MEMBRAN

Menurut Osada dan Nagawa 1992 kinerja membran pada pemisahan dipengaruhi oleh karakteristik membran yang digunakan. Parameter utama yang digunakan dalam penilaian kinerja membran filtrasi adalah fluksi dan rejeksi. Faktor yang dapat mempengaruhi fluksi antara lain tekanan 31 transmembran, kecepatan crossflow dan konsentrasi larutan. Dipertegas pula oleh Cheryan 1986 bahwa faktor penting yang dapat mempengaruhi fluksi pada proses ultrafiltrasi yaitu tekanan transmembran, konsentrasi larutan umpan, suhu dan laju alir serta jenis aliran bahan. Menurut Pritchard, et al 1995, menyatakan bahwa kecepatan crossflow dapat mempengaruhi nilai fluksi, dengan semakin tinggi kecepatan crossflow yang digunakan maka semakin besar fluksi yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyaknya partikel dipermukaan membran yang bisa digerakkan oleh aliran umpan. Performansi dan efisiensi membran ditentukan oleh dua parameter yaitu fluks dan selektifitas. Fluksi adalah jumlah volume permeat yang diperoleh pada operasi membran per satuan waktu per luas permukaan membran Wenten, 1999. Fluksi volume Mulder, 1996 t A V J = .......................................................................... 1 dimana: J = fluksi lm 2 .jam V = Volume permeat L A = Luas permukaan membran m 2 t = waktu jam Pada proses filtrasi, di atas permukaan membran maupun di dalam pori– pori membran akan terdapat partikel–partikel yang tertahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa membran memiliki nilai rejeksi terhadap larutan umpan. Nilai rejeksi dihitung dengan mengetahui konsentrasi umpan Rejeksi merupakan kemampuan membran untuk menahan suatu komponen agar tidak melewati membran. Nilai rejeksi tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan suatu persamaan, Cp R =1 - x 100 .......................................... 2 Cf dimana: R = persentase tahanan Cp = konsentrasi zat pada permeat gl Cf = konsentrasi zat pada umpan gl 32 Umpan Permeat Faktor yang menyebabkan keterbatasan penggunaan membran berpori adalah terjadinya peristiwa fouling dan polarisasi konsentrasi. Fouling adalah suatu peristiwa penurunan nilai fluksi akibat terakumulasinya komponen- komponen disekitar membran yang menutupi pori–pori membran. Polarisasi konsentrasi adalah terbentuknya lapisan kedua second layer pada permukaan membran yang dapat meningkatkan resistensi membran. Peristiwa fouling identik dengan penurunan fluksi permeat dan perubahan selektivitas pada membran. Fouling terjadi akibat interaksi spesifik secara fisik dan kimia antara berbagai padatan terlarut dengan membran. Fouling dihilangkan dengan melakukan backflushing, penggunaan laju alir silang yang tinggi atau pembersihan secara kimiawi. Penurunan fluksi secara cepat pada awal filtrasi akibat pengaruh dari polarisasi konsentrasi, tetapi pada penurunan fluksi dalam jangka waktu yang panjang merupakan kontribusi dari terjadinya fouling pada membran Wenten, 1999. Menurut Mulder 1996 sistem membran terbagi menjadi empat yaitu : i dead–end, ii crossflow, iii hybrid dead–endcrossflow dan iv cascade. Sistem crossflow aliran silang dapat memperkecil terjadinya fouling karena pembentukan cake yang sangat lambat akibat gaya geser. Sistem crossflow menurut Noor 2003 yaitu mengalirkan umpan sejajar dengan permukaan membran sehingga solut yang terejeksi dipermukaan membran akan tersapu oleh aliran tersebut. Padatan yang terakumulasi dipermukaan membran dan membentuk lapisan, proses ini disebut dead–end system. Gambar aliran umpan secara dead–end dan crossflow aliran silang dapat dilihat pada Gambar 8. a Sistem aliran silang crossflow b Sistem dead-end Gambar 8. Sistem Aliran Umpan pada membran 33 Pada air murni semakin tinggi tekanan yang diberikan, maka fluksi air juga akan semakin tinggi. Fenomena yang terjadi pada larutan, ketika tekanan dinaikkan pada batas tertentu akan menaikkan fluksi tetapi setelah mencapai tekanan tertentu maka fluksi tidak meningkat walaupun tekanan dinaikan, maksimum fluksi ini disebut limiting flux Wenten, 1999.

G. PENJERNIHAN EKSTRAK DAUN STEVIA