Sifat Bakteri Asam Laktat

9 dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Sukrosa yang digunakan pada kombucha tidak berfungsi sebagai pemanis melainkan sebagai sumber energi bagi khamir dan bakteri untuk tetap bertahan hidup melalui proses fermentasi dan respirasi Hoffman, 1999. Dijelaskan pula bahwa khamir dan bakteri kombucha mendapatkan energi dengan memecah ikatan-ikatan gula menjadi ATP. Selama proses fermentasi, gula akan terurai menjadi gas, asam organik dan komponen lainnya.

D. BAKTERI ASAM LAKTAT

1. Sifat Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat BAL adalah bakteri yang memproduksi asam laktat, termasuk golongan bakteri Gram positif, tidak membentuk spora, sel berbentuk batang atau bulat, baik tunggal, berpasangan atau berantai, kadang-kadang berbentuk tetrad Stammer, 1976. Bakteri asam laktat telah lama digunakan dalam proses pengolahan pangan baik dalam pengolahan makanan atau minuman juga digunakan untuk pengawetan pangan. Umumnya bakteri ini tergolong aman generally recognized as safe, GRAS. Menurut Yuguchi et al. 1992, bakteri asam laktat sebagai salah satu mikroflora normal manusia yang mempunyai peran yang menguntungkan bagi kesehatan manusia yaitu untuk mencegah infeksi usus yang diakibatkan oleh bakteri enterik patogen dan infeksi pada saluran urogenital, mencegah lactose-intolerance dan pertumbuhan bakteri indigenus pada saluran usus, untuk mengurangi penyakit kankertumor usus, kolesterol serum dan penyakit jantung, serta untuk menstimulasi sistem imun dan gerakan usus. Pengklasifikasian bakteri asam laktat berdasarkan beberapa dasar morfologinya, fermentasi glukosa, perbedaan tumbuh pada suhu-suhu tertentu, konfigurasi produksi asam laktat, kemampuan untuk tumbuh pada 10 konsentrasi garam tinggi, dan kemampuan toleransinya terhadap asam dan basa. Menurut Fardiaz 1992, pengklasifikasian yang tidak kalah penting adalah perbedaannya dalam memfermentasi glukosa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Produk akhir dari proses homofermentatif sebagian besar berupa asam laktat sedangkan produk akhir dari proses heterofermentatif adalah asam laktat, etanol, asam asetat, dan CO 2 . Stammer 1976 menyatakan bahwa BAL tidak motil atau sedikit motil, bersifat mikroaerofilik sampai anaerob, bersifat kemoorganotropik dan kompleks, serta bersifat mesofilik atau menyukai suhu 10-40 o C. BAL termasuk golongan osmotoleran yang mempunyai a w minimal 0.95 untuk pertumbuhannya tetapi beberapa mampu bertahan pada a w 0.93. Salah satu jenis BAL probiotik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Lactobacillus plantarum. L. plantarum menurut Gilliland 1986 tergolong bakteri Gram positif, nonmotil batang, biasanya berukuran 0.6-0.8 μm x 1.2-6.0 μm, berantai tunggal atau pendek. L. plantarum merupakan 1 dari 27 spesies yang termasuk dalam genus Lactobacillus dalam famili Lactobacillaceae. Bakteri ini bersifat katalase negatif, tidak berspora asporogenous, secara khas tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit, tidak memproduksi NH 3 dari arginin, fakultatif anaerob dan optimum tumbuh pada suhu 30-35 o C tetapi tidak tumbuh pada suhu 7 o C atau 45 o C. Fermentasi glukosa oleh bakteri ini menghasilkan produk DL-asam laktat tanpa gas. Macam-macam karbohidrat yang difermentasi meliputi fruktosa, glukosa, galaktosa, sukrosa, maltosa, laktosa, dekstrin, sorbitol, mannitol, dan gliserol Gilliland, 1986. Protein antagonistik bakteriosin yang diproduksi adalah laktolin Hoover, 1993, plantarin S dan T Diaz et al. 1993 serta plantarisin A dan B Ray dan Daeschel, 1994. Makanan tradisional seperti pikel, yang merupakan sejenis makanan padat yang diawetkan dengan menggunakan asam banyak mengandung bakteri asam laktat seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis dan Pediococcus cerevisiae. Asam yang dihasilkan pada pikel berasal dari proses fermentasi cairan buah atau sayuran itu 11 sendiri atau dapat pula ditambahkan cuka makan Frazier dan Westhoff, 1978. Bakteri asam laktat yang merupakan isolat dari pikel adalah Lactobacillus plantarum pi28a. Pada uji in vitro, bakteri ini memiliki ketahanan yang baik untuk tumbuh pada suasana asam pH rendah dengan selisih log jumlah antara koloni pada pH rendah dibandingkan kontrol, tidak sampai 1 siklus logml, dimana penurunannya hanya sebesar 0.41 unit logml. Bakteri ini juga memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap garam empedu, pada penambahan oxgal sebesar 1 bakteri ini memiliki selisih log sebesar 1.59 logml, sedangkan pada oxgal 5 selisih log sebesar 1.61 logm. Bakteri asam laktat lain yang berpotensi sebagai probiotik adalah L. coryneformis yang juga telah dilakukan uji in vitro. Bakteri ini tahan pada pH rendah dengan selisih log sebesar 0.62 logml, pada media yang ditambah oxgal 1 bakteri ini memiliki selisih log sebesar 2.05 logml dan 2.16 logml pada oxgal 5. Kedua jenis bakteri ini dapat melakukan aktivitas asimilasi kolesterol sebesar 14.1 μgml untuk L. plantarum pi28a dan 28.7 μgml untuk L. coryneformis. L. plantarum pi28a dan L. coryneformis juga menunjukkan aktivitas penghambatan yang baik terhadap ketiga bakteri patogen yaitu Bacillus cereus, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Kusumawati, 2002.

2. Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik