kategori cukup, pada siklus II mendapat skor rata-rata 29,1 72,8 kategori baik, dan pada siklus III mendapat skor 33,684, kategori baik. 3 Hasil
belajar siswa pada siklus I mencapai ketuntasan klasikal 56,8, kategori cukup, pada siklus IIketuntasan klasikal mencapai 70,5, kategori baik, pada
siklus III ketuntasan klasikal sebesar 79,5, kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu kriteria
keterampilan guru dan aktivitas siswa sekurang-kurangnya baik 80 dan ketuntasan hasil belajar klasikal
≥ 75 sudah tercapai sehingga penelitian ini dinyatakan berhasil.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model Kooperatif Tipe STAD dengan media audio visual
meningkat dengan baik, oleh karena itu penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung untuk melaksanakan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti
sehingga dapat menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai penelitian IPS. Dalam hal ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
meliputi ketrampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar melalui model kooperatif tipe STAD dengan media audio visual pada siswa kelas IIIB SDN
Karanganyar 02.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas, pembelajaran IPS di SDN Karanganyar 02 masih belum optimal, hal tersebut dikarenakan guru
kurang kreatif dalam menyajikan materi, guru masih menggunakan metode
ceramah satu arah sehingga kurang variatif yang mengakibatkan siswa cepat merasa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, guru
tidak menggunakan media yang menarik sehingga pembelajaran yang berlangsung terkesan monoton dan tidak menyenangkan. Selain itu guru masih menjadi pusat
kegiatan belajar dikelas teacher center, sehingga yang berperan aktif dan mendominasi kegiatan pembelajaran adalah guru sedangkan siswa cenderung
pasif dengan hanya mendengarkan, mencatat, dan tidak berani bertanya maupun menjawab pertanyaan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kualitas belajar siswa,
guru menerapkan model kooperatif tipe STAD dengan media audio visual di dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media audio visual ini lebih efektif dikarenakan dapat mengaktifkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, meningkatkan antusias siswa sehingga siswa lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran, melatih siswa bekerja dalam kelompok,
selain itu dengan menerapkan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan guru di dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga kualitas
pembelajaran IPS pada siswa kelas IIIB SDN Karanganyar 02 mengalami peningkatan.
Skema Alur Kerangka Berfikir
Bagan 2.2. Kerangka Berfikir
PELAKSANAAN TINDAKAN
KONDISI AWAL
Penerapan model Kooperatif tipe STAD dengan media audio visual. Langkah- langkahnya yaitu:
1. Guru mempersiapkan alat berupa komputer, LCD dan pengeras suara.
2. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang dibahas
3. Siswa memperhatikan media audio visual.
4. Siswa membentuk kelompok
5. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan saling membantu untuk memahami
materi pelajaran. 6.
Guru membimbing siswa 7.
Salah satu siswa mewakili kelomok mempresentasikan hasil kerja kelompok 8.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya 9.
Siswa melaksanakan tahap tes individu 10. Siswa saling menukarkan hasil jawaban kuis dan mencocokkan
11. Siswa menghitung hasil jawaban dengan bimbngan guru 12. Kelompok siswa yang berprestasi diberi penghargaan
13. Guru melakukan refleksi 14. Guru bersama siswa menyimpulkan mater yang telah dipelajari.
15. Guru memberi soal evaluasi.
16. Guru bersama siswa mencocokkan hasil kerja siswa 17. Guru memberikan tindak lanjut
Kualitas Pembelajaran IPS belum optimal, dikarenakan: 1. Keterampilan Guru
a. guru kurang kreatif dalam menyajikan materi. b. Dalam membuka pelajaran, guru hanya mengajukan pertanyaan dan belum
menggunakan sarana yang mampu memotivasi siswa. c.guru masih menggunakan metode ceramah satu arah.
d. guru masih menjadi pusat kegiatan belajar dikelas teacher center, sehingga hanya guru yang berperan aktif dan mendominasi kegiatan pembelajaran.
e. guru tidak menggunakan media yang menarik sehingga pembelajaran yang berlangsung terkesan monoton dan tidak menyenangkan.
2. Aktivitas Siswa a. siswa cepat bosan dan mengakibatkan keramaian di kelas.
b. siswa cenderung pasif dengan hanya mendengarkan, mencatat, dan tidak berani bertanya maupun menjawab pertanyaan.
c. minat siswa kurang sehingga aktivitas siswa rendah 3. Hasil Belajar
Dari data hasil belajar menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh 12 dari 23 siswa 52,17 masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 63.
KONDISI AKHIR
Kualitas pembelajaran meningkat, ditunjukkan dengan: 1. Keterampilan Guru
a. guru lebih kreatif dalam menyajikan materi. b. guru menggunakan metode yang lebih variatif dalam kegiatan membelajaran.
c. guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
c. guru menggunakan media yang menarik dengan audio visual. 2. Aktivitas Siswa
a. siswa tetap bersemangat mengikuti pembelajaran. b. siswa menjadi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa meningkat dengan ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 63
dan ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥ 70
2.4 Hipotesis Tindakan