2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian yang dilakukan oleh Pratika Tungga Dewi : 2011 Penerapan
Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Tempuran 1 Ngawi. Hasil penelitian ini yaitu
penerapan model pembelajaran Problem Solving dapat merubah kegiatan pembelajaran yang bersifat teacher centered menjadi student centered dan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Persentase ketuntasan aktivitas belajar klasikal siklus-1 yaitu 52,63 dengan nilai rata-rata aktivitas belajar kelas
67,76. Persentase ketuntasan aktivitas belajar klasikal siklus-2 yaitu 100 dengan nilai rata-rata aktivitas belajar kelas 87,72. Persentase ketuntasan hasil belajar
klasikal siklus-1 yaitu 63,16 dengan nilai rata-rata hasil belajar kelas 68,11. Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal siklus-2 yaitu 100 dengan nilai rata-
rata hasil belajar kelas 90,04.
Kesimpulannya 1 adanya pengaruh yang positif antara keterampilan berproses dengan model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar. 2
Pembelajaran dengan model Problem Solving telah mencapai ketuntasan belajar. Sehingga pembelajaran di kelas sebaiknya lebih memberi kesempatan siswa untuk
aktif, dimana guru berfungsi sebagai fasilitator. Inovasi terhadap pendekatan pembelajaran dapat dilakukan dengan mengevaluasi diri kondisi setempat
sehingga guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran.
2.3. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori dari pakar dan beberapa penelitian yang pernah dilakukan para peneliti, dapatlah dibuat kerangka berpikir
penelitian sebagai berikut :
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KEGIATAN AKHIR
Gambar 2.2 tentang kerangka berpikir penerapan problem solving
Menerapkan Model Problem Solving PS 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menyampaikan materi belajar. 3. Guru mengemukakan masalah melalui tanya jawab.
4. Guru memberikan tugas kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik. 5. Siswa dapat bekerjasama didalam menyelesaikan tugas .
6. Siswa menyajikan hasil karya dalam bentuk kelompok . 7. Perwakilan dari beberapa kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan
hasil diskusinya. 8. Guru mengarahkan diskusi.
9. Guru memberikan evaluasi. 10. Guru memberikan skor serta penghargaan terhadap nilai tertinggi.
1. Guru belum menerapkan multi media 2. Siswa belum termotivasi dalam pembelajaran
3. Hasil nilai yang didapat kurang dari KKM nilai 63
1. Keterampilan guru meningkat terbukti sudah menerapkan multi media 2. Aktivitas siswa meningkat setelah guru menerapkan model Problem Solving
3. Hasil belajar siswa meningkat diatas KKM 63
2.4. HIPOTESIS TINDAKAN