Informan Kunci Orang Tua Syamsul Akmal

dengan persentase 2,5 selanjutnya disusul oleh suku Dll sebesar 128 jiwa dengan persentase 0,3 dan terakhir dengan jumlah terkecil yaitu suku Aceh sebesar 104 jiwa dengan persentase 0,2 Kesemua etnis di dalam masyarakat turut ambil bagian dalam menentukan keputusan orang-orang dalam berpolitik dan mensosialisasikan politik biasanya seseorang akan mensosialisasikan politik yang lebih dekat dan banyak diikuti oleh etnis atau kelompoknya, keikutsertaan etnis dalam politik tersebut tergantung bagaimana pandangan etnis tersebut terhadap politik itu sendiri

4.2 Frofil Informan

4.2.1. Informan Kunci

4.2.1.1 Informan Kunci Orang Tua Syamsul Akmal

Bapak Syamsul Akmal adalah seorang laki-laki paruh baya yang berumur 67 tahun dan bersukukan jawa, ia memiliki lima orang anak untuk menghidupi kelima orang anaknya ia bekerja di Dinas Kesehatan Kota Medan. Syamsul yang beragama Islam ini bertempat tinggal di jalan Sederhana Pasar VII No. 64 Tembung. Dia adalah lulusan sarjana di salah satu perguruan tinggi di sumatera utara. Meskipun secara materi dia mampu memenuhi kebutuhan anaknya namun menurutnya belum semua kebutuhan dapat dipenuhinya hal tersebut menurutnya terjadi karena pemikiran seorang anak terkadang berubah-ubah dan tidak bisa ditebak. Didalam masyarakat dia dikenal dengan orang yang ramah dan senang bergaul dengan teman- temannya di waktu setelah selesai bekerja dia berkumpul dengan teman-temannya Universitas Sumatera Utara biasanya diwarung-warung dan tidak jarang diantara mereka saling bercerita dan mengomentari mengenai kondisi politik saat ini yang mereka lihat melalui media elektronik maupun cetak yaitu banyak nya korupsi akan tetapi juga mereka bercerita mengenai kehidupan dan pengalaman masing-masing. Dia terkadang hanya sesekali berkumpul dengan anggota sesama partainya. Hal itu dilakukannya pada saat akan terjadi pemilihan umum dan biasanya mereka akan berdiskusi mengenai calon-calon yang mereka usung dan mereka akan mengajak dan menyuarakan dukungan- dukungan mereka melalui penyebaran-penyebaran brosur. Dalam keseharian anak-anaknya selalu terbuka dan dekat kepadanya sehingga tidaklah mengherankan jika anaknya mendapatkan masalah di dalam pergaulannya dia akan segera mengetahuinya dan bersama-sama pula dia dan anaknya mencari solusinya dan Pak Syamsul selalu membuat suasana yang hangat dengan melakukan dan mengajak anaknya bercerita dan bercanda serta dalam keluarganya baik bercertia mengenai kehidupan sehari-hari selain itu ia sendiri juga menerapkan aturan-aturan meskipun tidak terlalu tegas karena ia selalu menekan kan untuk hidup mandiri. Pak Syamsul Akmal senantiasa bercerita dan berdiskusi dengan anaknya dimalam hari selama 30 menit karena pada siang hari waktunya banyak terpakai untuk dia bekerja dan anak-anaknya melakukan kegiatan masing-masing dan di dalam bercerita dan berdiskusi tersebut terkadang mereka berdiskusi tentang politik dengan mengomentari berita-bertia yang berhubungan dengan politik yang mereka lihat di televisi dan untuk menambahkan apa yang mereka lihat di televisi tersebut Pak Syamsul juga menceritakan pengalamannya serta dia juga menanyakan pendapat mereka. Meskipun dia dan anaknya telah bercerita mengenai politik mereka akan Universitas Sumatera Utara tetapi anak-anaknya kurang berminat namun demikian jika anaknya ingin berpolitik Syamsul Akmal tidak akan membatasi dan memaksanya ia akan selalu mengawasi, memotivasi, dan mengarahkan mereka selaku orang tua untuk mengetahui tentang politik kendatipun ia sendiri mengikuti salah satu partai politik, dan ia meskipun ikut serta dalam politik hanya sesekali ia keluar rumah dan berkumpul dengan anggota partai yaitu pada saat pemilihan umum dan untuk anaknya Siti Ahadiah Siti Ahadiah adalah seorang ibu rumah tangga disamping itu ia juga bekerja sebagai wiraswasta untuk menambah penghasilan keluarga dengan hasil yang diperolehnya dua juta rupiah tiap bulannya dan dari uang itulah dia membantu suaminya dalam menghidupi kedua anaknya yang tinggal di jalan Pasar 8 pajak gambir dengan dia dan suaminya. Ibu Siti Ahadiah beragama Islam dan bersuku jawa meskipun demikian dia pernah mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Lanjutan Pertama SLTP. Didalam masyarakat dia sering berkumpul dengan tetangga dan masyarakat lingkungan sekitarnya karena ia sering berada di rumah dan terkadang bercerita dengan teman-temannya di teras rumah namun dia dan teman- temannnya lebih sering membicarakan tentang keadaan lingkungan sekitar mereka. Ibu Siti Ahadiah yang merupakan Perempuan paruh baya ini menurutnya sudah mampu memenuhi kebutuhan kedua orang anaknya dan ia selalu bercerita dan bercengkrama dengan kedua orang anaknya dimalam hari dan dia banyak bercerita mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh anaknya dan kondisi serta keadaan anaknya karena mereka menurutnya lebih suka bercerita mengenai masalah-masalah yang mereka hadapi dari pada menceritakan politik. Meskipun dia sering bercerita Universitas Sumatera Utara dengan anaknya tersebut namun tidak menutup kemungkinan dia dan anaknya bercerita tentang politik, ia dan anaknya sesekali bercerita mengenai politik dan hal itu dia dan anaknya lakukan ketika melihat media televisi dan terdapat berita-berita yang menyangkut politik. Secara umumnya Ibu dua orang anak ini menurutnya mengikuti salah satu partai politik yaitu Partai Demokrat namun demikan dia mengikuti partai politik tersebut tidaklah terlalu fanatik seperti yang terbayangkan setiap hari keluar dan mengurusi politik dia hanya ikut serta dalam politik ketika terjadi pemilihan umum saja akan tetapi untuk ikut dalam kepengurusan partai dia belum berminat karena menrutnya di samping masih banyak pekerjaan yang diurusnya ditambah lagi dia haruslah mengurus kedua orang anaknya selain itu meskipun ia sering berkumpul dengan sesama tetangga yang lainnya dia tidak pernah mendiskusikan mengenai politik dia dan temannya biasanya hanya bercerita mengenai aktifitas-aktifitas keseharian diantara sesama mereka namun demikian dalam keluarganya meskipun dia ikut dalam politik yang hanya terjadi ketika pemilihan umum dia tidak memaksakan kehendaknya kepada anaknya karena kedua orang anaknya enggan ikut politik dan tidak terlalu perduli dengan kondisi politik. Ibu siti ahadiah melihat bahwa politik sudah tercemar dan sebagian masyarkat menurutnya sudah apatis terhadap politik Ilham Ritonga Bapak Ilham Ritonga adalah seorang laki-laki separuh baya yang berumur 63 tahun. Dia adalah seorang pensiunan pegawai negeri sipil di Departemen Agama. Laki-laki yang beragama Islam ini mempunyai empat orang anak yang kesemuanya dari mereka telah bekerja sebagai wiraswasta. Masing-masing dari anaknya tetap Universitas Sumatera Utara tinggal di dekat rumahnnya di jalan Beringin pasar 7 tujuh gang mangga. Pak Ilham meskipun hanya mampu mengenyam pendidikan hanya sebatas SMA namun dia berkeinginan kuat agar anaknya tetap lulus kuliah dan lebih dari nya. Ilham Ritonga yang bersuku batak tapanuli selatan ini sangat memperhatikan kebutuhan anaknya karena selama ini menurutnya dia sudah memenuhi kebutuhan yang di butuhkan anaknya dia menyebut apa yang disampaikannya dengan sebutan “proposal”. Pak Ilham Ritonga selalu menerapkan sikap disiplin kepada anak-anaknya agar kelak dapat memperoleh apa yang diinginkan oleh mereka sikap disiplin tercermin dari aturan-aturan yang dibuat oleh pak ritonga seperti tidak boleh pulang malam-malam, harus jelas alasan jika mau keluar malam hari. Laki-laki yang tegar dan di panggil pak Ilham ini juga sering berdiskusi dengan anak-anaknya biasanya dia berdiskusi mengenai pengalaman-pengalamannya dan ada juga berdiskusi mengenai pancasila biasanya dia berdiskusi pada waktu malam hari sehabis magrib sebelum istirahat dan pada saat nonton televisi. Secara umumnya pak ritonga mengikuti salah satu partai politik yaitu Golkar tapi meskipun demikian dia tidak memaksakan kehendaknya kepada anaknya karena dia hanya sekedar ikut tidak terlalu perduli dengan kondisi politik. Pak Ilham Ritonga melihat bahwa politik sudah tidak benar dan sebagian masyarkat menurutnya sudah apatis terhadap politik Didalam masyrakat dia dihormati oleh para tetangganya karena ia merupakan salah satu orang pertama yang tinggal di daerah tersebut, laki-laki yang sudah pernah terkena penyakit setruk ini sesekali ia sering berjalan di sore hari hanya sekedar untuk melihat dan berkumpul dengan teman-temannya terdahulu, dan jika mereka bertemu biasanya mereka banyak bercerita mengenai pengalaman-pengalaman hidup mereka Universitas Sumatera Utara dan dia ikut serta dalam politik saat akan terjadi pemilihan umum menurutnya dan dia akan menentukan pilihannya dalam politik. Selain itu untuk berkecimpung langsung dalam politik dia belum merasa mampu selain karena pengaruh usianya juga karena dia sendiri kurang paham tentang politik

4.2.1.2. Informan Kunci Anak Suci Aprila sari