Informan Biasa Anak Raudhatul Jannah Nasution

bercerita yaitu dirinya. Disamping dirinya yang memperhatikan anaknya suaminya juga ikut memperhatikan kebutuhan dan keperluan yang dibutuhkan oleh keempat anaknya Ibu Lala selalu mengajak anaknya agar selalu bercerita dan bercanda dan berkumpul bersama anak dan suaminya yang dilakukan pada malam hari selama 2 jam setelah jam kerja dia dan anaknya juga suaminya banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman dan bertukat pikiran satu sama lainnya dan anaknya selalu terbuka kepada dia dan suaminya jadi dia dan suaminya mengetahui apa yang menjadi masalah anaknya, meskipun mereka sering bercerita akantetapi dalam bercerita mereka tidak pernah menceritakan tentang politik. Pada dasarnya Ibu Lala tidak ikut politik dan dia dan anaknya akan berdiskusi politik hanya saat melihat televisi saja, karena pengetahuan politik menurutnya bisa diketahui melalui media televisi karena menurutnya televisi merupakan salah satu sumber informasi politik.Setelah melihat televisi yang berhubungan dengan politik Ibu Lala biasanya menjelaskan pada anaknya tentang politik secara umum seperti dengan perlahan mengatakan bahwa politik itu penting untuk pemerintahan dan ketika pemilu mereka ikut memilih akan tetapi dia tidak memaksa anaknya untuk ikut politik dan hanya ketika pemilihan umum mereka ikut politik

4.2.2.2. Informan Biasa Anak Raudhatul Jannah Nasution

Jannah itulah dia dipanggil dalam kehidupan sehari-hari ia berumur 23 tahun dan tinggal dengan orang tuanya di jalan Pasar VII Tembung dia beragama Islam dan Universitas Sumatera Utara memiliki suku mandailing dia hidup bersama 3 orang saudaranya. Jannah merasa jika kebutuhannya sudah terpenuhi oleh orang tuanya dan dia selalu memanfaatkan waktu senggang untuk bertatap muka dan bercerita dengan orang tuanya karena dia menyayangi orang tuanya dan dia merasa bahwa orang tuanya sangat bersahabat dengan nya sehingga ia tidak menjadi takut dan akrab dengan orang tuanya karena prinsif dalam hidupnya orang tua itu tidak untuk dia takuti tapi disayangi. Jannah yang telah menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi di sumatera utara ini dalam keseharian nya bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar dan dalam masyarakat dia senang bergaul dengan tetangga nya dia selalu berjumpa dengan tetangga dan teman-temannya namun demikian menurutnya untuk teman-temannya hanya tinggal sedikit yang masih belum menikah dan selebihnya sudah banyak yang menikah dan berkeluarga, jika bertemu dengan teman-temannya dia banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman diantara mereka. Jannah selain hidup dengan kedua orang tuanya juga hidup bersama dengan dua orang adiknya yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas dan sekolah lanjutan tingkat pertama, meskipun dalam kesehariannya beraktifitas dalam keluarga mereka sering kali berkumpul tapi menurutnya mereka sangat senang dan rukun, akan tetapi juga terjadi pertengkaran kecil. Kedua orang adiknya sangat menyayanginya dan dia pun menyayangi kedua orang adiknya, dia dan adiknya sering bercerita, bercanda, dan terkadang bertengkar dan ketika bercerita dia dan dua orang adiknya lebih banyak menceritakan tentang masalah-masalah yang mereka hadapi dan mereka mencari solusinya secara bersama, untuk berdiskusi politik jarang terjadi diantara Universitas Sumatera Utara mereka hanya ketika sedang berkumpul dan menonton televisi bersama mereka mengomentari kejadian-kejadian politik yang dilihat dari media elektronik Jannah selalu menghabiskan waktu untuk bercerita dan berkumpul dengan dengan orang tuanya dirumah selama 1 jam namun demikian dia jarang berdisikusi secara khusus dengan orang tua nya untuk membicarakan politik dia dan orang tuanya hanya membicarakan politik yang mereka lihat dari media-media massa dan elektronik dan dia hanya sedikit memperoleh pengetahuan politik dari orang tuanya dan selebihnya dia lebih banyak memperoleh informasi politik dari media elektronik. Jannah sendiri tidak terlalu tertarik mengenai politik dan menurutnya politik dilingkungannya tidak menunjukan adanya perbedaan pandangan mengenai politik dan dia memiliki pandangan politiknya sendiri dan merasa tidak terpengaruh oleh apa yang disampaikan orang tuanya dan orang tuanya tidak pernah melarang dan memaksa dia dalam keikutsertannya berpolitik Siti Maysarah Siti Maysarah adalah seorang perempuan remaja dalam pergaulan sehari-hari dia sering dipanggil Maysarah. Maysarah adalah seorang remaja yang sudah memasuki usia 23 tahun dan beragama Islam ia hidup dengan kedua orang tuanya di jalan pasar V lima Dusun XI Tembung. Maysarah dalam kesehariannya mengajar di sekolah dasar karena dia sendiri merupakan lulusan Sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta di Medan. Perempuan yang memiliki suku jawa ini merasa setiap kebutuhannya sudah terpenuhi oleh orang tuanya seperti kebutuhan primer atau kebutuhan utama. Perempuan yang merupakan anak terakhir dari 7 saudara ini dalam keluarganya terdapat aturan-aturan dalam keluarganya seperti berpakaian yang rapi Universitas Sumatera Utara dan sopan, jika keluar rumah harus menggunakan jilbab,serta dalam berbicara dengan orang yang lebih tua harus sopan dan di dalam keluarganya sering terjadi diskusi dan saling bertukar pikiran sekitar masalah- masalah yang mereka hadapi. Biasanya dia berdiskusi dengan orang tuanya dirumah setiap hari selama tujuh jam. Diantara saudaranya bertujuh semuanya sudah berkeluarga dan hanya dia yang belum berkeluarga dia tidak banyak bercerita dengan saudara-saudaranya karena mereka lebih banyak memperhatikan keluarganya masing-masing dan mereka telah mempunyai rumah masing-masing dia hanya sering bercerita dengan ibunya akan tetapi dia dan ibunya hanya menceritakan hal-hal yang berhubungan permasalahan yang dihadapi Namun demikian dalam hal bercerita dia dan keluarganya jarang berdiskusi tentang politik hanya membicarakan tentang kejadian-kejadian yang menjadi masalah saja, dia dan ayah juga ibunya hanya berdiskusi terjadi jika terjadi pemilihan umum dan biasanya pengetahuan politik yang disampaikan oleh orang tuanya hanya bersifat umum yakni hanya yang berkenaan dengan pemilihan umum semata. Maysarah beranggapan bahwa informasi politik yang dimiliki sangat sedikit karena dia hanya memperoleh pengetahuan politik dari berita-berita dan media masa serta media elektronik dan dari orang tuanya hanya sedikit yang diperolehnya. Maysarah Untuk saat ini tidak mengikuti salah satu partai politik karena menurutnya tidak ada yang cook dengannya akan tetapi orang tuanya selalu mendukung jika dia memiliki keinginan untuk ikut serta politik selama hal itu baik dan sesuai Universitas Sumatera Utara Muhamad Rizki Ismail Rizki itulah panggilan akrabnya sehari-hari dia berumur 22 tahun dan beragama Islam. Dia memiliki suku minang dan mengenyam pendidikan akhir tingkat perguruan tinggi. Dia tinggal di jalan Sederhana Pasar VII No. 64 Tembung. Rizki selalu dituntut untuk hidup mandiri dan tidak tergantung orang lain serta dia sering bertukar pikiran dan meminta pendapat orang tua dan saudara-saudaranya jika mendapatkan masalah dan dia juga akan mencari solusinya bersama terutama dia sering bercerita dengan saudaranya yang tertua tentang pengalaman-pengalaman yang dia alami untuk membicarakan tentang politik mereka berdua jarang melakukannya kecuali sedang berkumpul dan menonton bersama keluarga dan dia juga terkadang bercerita dengan ibu nya mengenai masalah-masalah yang telah dan sedang di rasakannya namun hal itu hanya sebatas menanyakan masalahnya saja untuk bercerita kearah politik jarang dilakukannya selain itu dia juga mendengarkan nasehat-nasehat dari ayahnya yang menyangkut tentang masalah yang harus dihadapi dan tentang keperluan-keperluan yang di butuhkan Selain berbicara dengan sesama anggota keluarga Rizki juga berkumpul dan bercerita dengan semua anggota keluarga yang lainnya biasanya dilakukannya dirumah pada malam hari dia memiliki hubungan yang akrab dengan kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Rizki tinggal bersama kedua orang tuanya dan keempat saudaranya dia terkadang bertukar pikiran dan bercerita dengan saudara- saudaranya yakni ketika mendapatkan masalah dan dia juga bercerita dengan saudara- Universitas Sumatera Utara saudaranya tentang poliitik ketika menonton berita-berita dari televisi yang berkenaan dengan politik Rizki ketika berkumpul dan bercerita ini biasanya setengah jam dirumah, yang biasanya dia lakukan bersama keluarganya dimalam senin akan tetapi dia dan saudaranya hanya sebatas mengutarakan dan bertukar pendapat saja yang berkenaan dengan politik tersebut. Dalam mengutarakan pendapat Rizki dan saudara-saudaranya tidak mengalah satu sama lain dan memiliki pendapat masing-masing menurutnya hal itu pernah terjadi pada waktu menonton berita Gayus,Susno,Melinda, tapi masing-masing bertahan dengan argumennya meskipun Rizki sendiri meskipun terkadang dia dan ayah serta saudaranya bercerita dan mengomentari tentang politik namun Rizki sendiri tidak mengikuti salah satu partai karena tidak tertarik dengan politik akab tetapi ayahnya mengikuti partai politik walaupun demikian ayahnya tidak melarang dan memaksa dia dan saudara nya untuk ikut serta dalam berpolitik Irma Suryani Nasution Irma itulah panggilan dia dalam sehari-hari dia seorang remaja yang berumur 24 tahun dan beragama Islam dia tinggal di jalan Prima No.2 Tembung. Irma pernah merasakan pendidikan sampai perguruan tinggi di salah satu perguruan tinggi dan dia memiliki suku mandailing. Secara keseluruhan kebutuhannya dan keperluannya sudah terpenuhi oleh orang tuanya dan dia sering bercerita tentang masalah yang dia hadapi kepada orang tuanya terutama kepada ibunya karena dia merasa lebih dekat dengan ibunya meskipun demikian dia dan ibunya jarang mendiskusikan tentang politik dia dan ibunya hanya menceritakan pengalaman-pengalaman yang dihadapinya dia dan ibunya terlibat dalam pembicaraan politik hanya sebatas Universitas Sumatera Utara sementara yaitu ketika melihat berita tentang politik di televisi dan untuk ayahnya dia hanya sesekali bercerita dan hal itupun terbatas pada bercerita masalah-masalah atau kejadian yang dialaminya juga kebutuhannya. Meskipun Irma tinggal dengan kedua orang tuanya dan kedua adiknya karena dia anak yang tertua dia selalu menjaga kedua adiknya dan dia menyayangi kedua adiknya, dia dan kedua adiknya terkadang bercerita dan bercanda bersama namun mereka bercerita mengenai kebutuhan yang diperlukan adiknya dan masalah-masalah yang dialami kedua adiknya mereka tidak pernah bercerita mengenai politik akan tetapi jika adiknya bertanya mengenai politik dia akan berusaha untuk menjelaskannya Irma selalu berkumpul bersama keluarga dirumah selama 3 jam pada malam hari namun dia tidak pernah bercerita mengenai masalah politik secara khusus namun dia dan keluarganya hanya menanggapi berita-berita yang dilihat dan berkenaan dengan politik dan keluarga nya tidak memberikan informasi mengenai politik secara luas hanya memberikan pengetahuan politik yang bersifat umum. Meskipun demikian Irma mengikuti salah satu partai politik walaupun hanya simpatisan salah satu partai politik di lingkungan nya akantetapi meskipun dia mengikuti salah satu partai politik orang tuanya tidak pernah melarangnya selama itu baik untuknya selain itu menurutnya politik disekitar lingkungannya bersifat tertutup dan kurang menarik Purwaningsih Purwaningsih seorang perempuan yang berumur 22 tahun dia beragama Islam dan memiliki suku jawa. Purwaningsih tinggal bersama orang tuanya di Jalan Besar Beringin Pasar VII No. 61 Tembung. Dia dalam masyarakat lebih dikenal dengan Universitas Sumatera Utara panggilan Ningsih. Menurut Ningsih secara keseluruhan selama ini kebutuhan nya sudah terpenuhi oleh kedua orang tuanya seperti kebutuhan sekolah dan kebutuhan sandang, dan pangan. Dia selalu bercerita tentang kejadian yang dialaminya dengan kedua orang tuanya terutama dengan ibunya yang dekat dengannya. Hubungan Ningsih dengan ibunya terbilang akrab karena dia selalu terbuka dengan ibunya jadi ketika dia mendapatkan masalah ibunya akan cepat mengetahuinya, dia dan ibunya akan mencari pemecahan masalahnya secara bersama-sama juga. Meskipun mereka sering bercerita namun Ningsih dan ibunya jarang menceritakan tentang politik dia dan ibunya hanya menceritakan pengalaman dan kejadian yang dialami. Purwaningsih selalu bercerita dengan kedua orang tuanya dirumah pada malam hari terkhususnya bercerita dengan ibu dirumah selama 3 jam setiap harinya karena ibunya lebih cepat berada dirumah dibandingkan dengan ayahnya dan dengan ayahnya Ningsih berkumpul dan bercerita bersama biasanya 2 jam di rumah pada malam hari karena pada siang harinya ayahnya bekerja didalam bercerita dengan ayahnya dia hanya bercerita mengenai kondisi dan masalah-masalah yang dihadapi dan jarang diantara dia dan ayahnya bercerita mengenai politik sehingga tidaklah mengherankan keluarganya tidak memahami tentang politik karena Ningsih sendiri kurang berminat dan tertarik terhadap politik karena menurutnya tidak ada waktu dirinya untuk mengikuti politik begitupun dengan keluarganya. Selain kedua orang tuanya Ningsih juga tinggal bersama satu orang adiknya yang masih duduk di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi, dia dan adiknya terkadang sering bercerita dan bercanda juga bercengkerama bersama, adiknya tidak takut bercerita pengalamannya padanya dan dia selalu menanggapi semua yang di ceritakan adiknya dan begitupun Universitas Sumatera Utara dirinya terkadang juga bercerita dengan adiknya namun dia dan adiknya tidak pernah bercerita dan membicarakan tentang politik. Sedangkan kakek dan nenek dia masih memiliki dia adiknya juga menyayangi kakek dan neneknya namun tidak satu tempat tinggal dengannya akantetapi dia dan keluarganya selalu mengunjunginya setiap seminggu sekali dia dan adiknya bercerita dengan kakek dan juga neneknya saat sedang berkunjung dan nenek dan juga kakeknya banyak memberikan nasehat dan pegangan hidup dan jarang menceritakan tentang politik Mutia Rizki Annisa Mutia adalah panggilannya dalam sehari-hari dia adalah seorang gadis periang yang berumur 19 tahun di tinggal di jalan Jl. Pasar VII Tembung dengan kedua orang tua nya dan 2 orang saudaranya yang masih duduk di bangku sekolah lanjutan pertama dan sekolah dasar. Mutia beragama islam dan bersukukan jawa dia pernah mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah lanjutan menengah atas atau tepatnya dia adalah tamatan sekolah menengah atas dari salah satu sekolah pada tahun 2010 dan menurutnya dia sangat berkeinginan melanjutkan kuliah namun untuk saat ini dia masih belum memperoleh tempat perkuliahan yang dia inginkan. Di dalam keluarganya orang tua nya sangat menyanginya dan dia terkadang sering bercerita dan bercanda bersama kedua orang tuanya, karena dia merasa dekat dan senang berada di dekat orang tuanya, selain itu menurutnya kedua orang tuanya sudah memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan yang sangat pokok dan penting seperti makanan dan pakaian. Disamping itu menurut Mutia orang tuanya sering memberikan nasehat-nasehat kepadanya dan juga adiknya, Mutia sendiri selalu memperhatikan keinginan dan bercerita dengan adiknya meskipun menurutnya terkadang dia bertengkar namun hal itu menurutnya hanya sementara dan selanjutnya akan seperti biasa, meskipun dia dan adiknya sering Universitas Sumatera Utara bercerita dan bercanda namun Mutia dan adiknya hanya membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dia tidak pernah membicarakan politik, namun dengan orang tuanya menurutnya terkadang dia diberikan pengetahuan mengenai politik walau hanya sedikit dan itu terjadi ketika melihat berita di televise dan terjadi pemilihan umum dan dia mendengarkannya dan menerimanya dengan logika selain itu menurut Mutia dia tidak mengikuti salah satu partai politik karena usia nya belum mencukupi namun dia selalu memperhatikan pemilihan umum terutama pemilihan umum telah yang lalu dan menurutnya dia banyak mengetahui informasi politik dari media elektronik dan orang tuanya tidak melarang dan memaksa dia dalam berpolitik 4.3 Hasil Interpretasi Data 4.3.1. Interaksi Sosial Anak dan Orang Tua Interaksi sosial sebagai bentuk umum dari proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Jelas bahwa jika tidak ada interaksi antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok, individu dengan kelompok maka tidak mungkin pula ada kehidupan bersama, juga tidak mungkin menghasilkan pergaulan hidup ataupun aktivitas-aktivitas sosial yang lain dan tidak dapat dipungkiri adanya saling hubungan atau interaksi sosial, baik antar individu maupun antar kelompok. Hubungan tersebut senantiasa diwarnai oleh adanya nuansa-nuansa yang beragam seperti misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan sikap, perbedaan kebiasaan, perbedaan bahasa, perbedaan budaya, dan sebagainya. Di dalam interaksi sosial dapat terjadi suatu bentuk komunikasi, dimana kedua belah pihak selain tukar-menukar informasi, juga tercakup saling pengaruh- Universitas Sumatera Utara