Sosialisasi Politik Hasil Interpretasi Data .1.

sejalan dengan penuturan dari Bapak Syamsul Akmal “Kalau dilingkungan keluarga saya berjalan baik, dan terkadang kami sesekali berdiskusi tapi dilingkungan masayarakat kurang karena tidak ada kejelasan dan tertutup” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Siti Maysarah “Semua partai politik tidak sesuai dengan keinginan saya. dan hanya butuh suara kita ketika pemilu dan politik hanya di pahami oleh sebagian dari masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik saja karena sebagian besar masyarakat di lingkungan kami kurang memahami tentang politik” begitupun juga dengan penuturan dari Muhamad Rizki “Saya tidak mengikuti salah satu parpol, sebab itu hanya sebuah permainan yang dapat menjadi batu loncatan untuk bergabung di pemerintahan dan semua itu hanya janji belaka”

4.3.3. Sosialisasi Politik

Sosialisasi dan politik adalah dua hal yang tidak bisa terlepaskan. Sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat Ihromi, 1999; 75 sedangkan Politik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan dimana individu akan mengenal aspek-aspek sosial, budaya maupun politik yang ada dalam masyarakat melalui sosialisasi baik sosialisasi formal maupun informal. Sosialisasi yang ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai politik pada seorang anak yang disebut dengan sosialisasi politik ini dapat dilakukan melalui dua pola yakni Menurut Damsar 2010; 154-155 pola sosialisasi politik dapat berlangsung dalam dua bentuk yakni sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku keliru. Kedua Universitas Sumatera Utara sosialisasi partisipatif yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik. Dengan demikian tidak ada pemaksaan terhadap keinginan anak jika sosialisasi partisipatif atau dilakukan dengan jalan berdiskusi serta bercerita dan sosialisasi represif lebih menekankan pada hukuman seperti yang dikemukakan oleh Bapak Ilham Ritonga “Parpol ada Golkar, tapi saya tidak memberikan tekanan kepada anak saya karena saya ikut politik hanya sekedarnya tidak terlalu perduli dengan politik” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Bapak Selamat Denan “Kami jarang diskusi politik, dan tidak ikut politik hanya sekedar melihat dan mengomentari kondisi politik saat ini” Hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Bapak Syamsul Akmal “Mereka saya pantau, arahkan, dan motivasi kalo mereka berpolitik tapi selama ini mereka sepertinya tidak berminat, dan saya sendiri mengikuti salah satu partai,” begitupun dengan penuturan dari Bapak Syamsul “Saya tidak pernah bercerita mengenai politik, kami hanya melihat televisi tentang politik dan anak saya juga melihatnya dan saya tidak melarang dan memaksa anak saya dalam berpolitik” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Ibu Nurindah Hasibuan “Kami tidak pernah bercerita politik hanya sekedar menomentari kejadian politik yang dilihat di TV tetapi saya tidak pernah memaksakan dan melarang anak saya untuk ikut dalam politik” begitupun juga dengan penuturan dari Ibu Lala Syafitri “Kami tidak pernah menceritakan politik dan kami hanya bercerita sekedarnya dari melihat berita televisi ketika pemilu mereka ikut memilih dan saya tidak memaksa anak saya untuk ikut serta dalam politik” Hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Maysarah “Dalam keluarga kami jarang terjadi diskusi politik, diskusi terjadi jika pemilihan umum, dan politik yang Universitas Sumatera Utara disampaikan orang tua hanya bersifat umum, tidak ada paksaan dan saya juga tidak mengikuti partai dan orang tua hanya mengarahkan, mendukung, dan membimbing kearah politik yang baik” begitupun dengan penuturan dari Muhammad Rizki “Kami terkadang bercerita politik dimalam senin sambil nonton berita tapi hanya sebatas mengomentari saja, kami pernah adu argument sewaktu menontoton berita gayus,susno, Melinda, tapi masing-masing bertahan dengan argumennya dan saya tidak ikut politik, tapi ayah saya ikut politik, walaupun seperti itu ayah tidak pernah memaksa kami memilih politik” Hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Irma Suryani Nasution “Kami tidak pernah mendiskusikan tentang politik dan keluarga tidak pernah memberikan tentang informasi politik dan saya hanya simpatisan salah satu partai politik, politik disekitar saya tertutup dan kurang menarik, meskipun begitu orang tua saya tidak pernah melarang saya jika saya ingin mengikuti salah satu politik” begitupun juga dengan penuturan dari Jannah “Kami terkadang berdiskusi mengenai politik sewaktu melihat televisi yang berkenaan dengan politik selain itu juga orang tua saya tidak memaksa dan melarang saya jika saya ingin ikut serta dalam politik” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Suci Aprilia “Kami untuk membahas politik secara khusu tidak pernah hanya sebatas mengomentari dan menanggapi apa yang dilihat di televisi tentang politik dan orang tua saya tidak memaksakan dan melarang saya ikut politik” Para orang tua menceritakan sikap politik dan evaluasi-evaluasi ke anak-anak mereka. Sikap generasi yang lebih tua memperdulikan kepercayaan pemerintah dan respon dapat disimpulkan pada anak-anak melalui percakapan sederhana. Para orang Universitas Sumatera Utara tua dapat menyarankan atau bahkan meminta anak-anak mereka untuk mendukung satu partai politik atau lainnya selain itu pengetahuan politik juga dapat diperoleh melalui media elektornik dan media massa seperti penuturan oleh bapak Selamat Denan “Kami hanya melihat televisi dan mendiskusikan maknanya dan saya hanya mengontrol dan tidak melarang mereka dalam berpolitik jika mereka memang mau toh itu pilihan mereka” begitupun juga dengan penuturan dari Maysarah ”Berkisar membicarakan tentang politik saat ini dan politik yang saya ketahui hanya sedikit dan itu hanya di peroleh dari media massa dan elektronik” Begitupun juga dengan penuturan dari Ibu Lala Syafitri Nasution “Berita di di televisi merupakan sumber informasi politik di keluarga saya, dan saya memberikan penjelasan umum mengenai politik pada anak saya, namun saya tidak memojokannya” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Ibu Rupini “Hanya menjelaskan kepada anak jika di televisi ada acara politik dan saya menjelaskan sebatas saya bisa jika ada yang belum dimengerti oleh anak” begitupun juga dengan penuturan dari Bapak Syamsul Akmal “Saya selalu berbagi pengalaman saya dalam politik dan melihat berita di TV tentang politik dan biasanya mereka memberikan tanggapan masing-masing dan tidak ada, karena mereka lebih banyak mengetahui tentang politik dari lingkungan dan media sekitar” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Bapak Syamsul “Saya terkadang membicarakan politik dengan angota keluarga saya ketika melihat berita dan mereka bertanya dan dengan sering melihat televisi yang menyiarkan siaran yang ada mengandung unsure politik maka anak saya juga akan melihatnya” Universitas Sumatera Utara Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Melalui sosialisasi politik, individu- individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam kehidupan politik selain itu kita tidak bisa melepaskan bagaimana peran orang tua dalam sosialisasi politik tersebut seperti penuturan dari Bapak Jupri “Tidak pernah ada pemberitahuan tentang politik di lingkungan keluarga saya karena saya yakin anak saya sudah paham tentang politik dan saya tidak pernah memberi pengetahuan politik pada anak saya” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Ibu Lala Syafitri Nasution “Saya juga berbagi cerita dengan anggota keluarga menyangkut pola pikirnya tentang politik dan saya selalu menkankan pada anak saya bahwa pemilu merupakan satu-satunya waktu dimana saya selalu menekankan bahwa setiap orang mempunyai hak pilih” Begitupun juga dengan Penuturan dari Saipul Bahri “Saya menjelaskan tentang politik tidak terlalu serius atau hanya sekedar nya saja dan jika anak saya ikut berpolitik saya melihat aktifitas atau kegiatannya yang berhubungan dengan politik” hal tersebut sejalan dengan penuturan dari Jannah “Tidak banyak pengetahuan politik yang orang tua saya jelaskan, hanya sebatas komentar-komentar saja terhadap politik dan terkadang saya terima dan ada juga yang saya kritik karena tidak sesuai” begitupun juga dengan penuturan dari Maysarah “Pengetahuan politik yang disampaikan oleh keluarga saya bersifat secara umum, tidak ada paksaan dan pembicaraan hanya berkisar pada pembicaraan politik yang terjadi saat ini dan saya sedikit merespon, karena pengetahuan politik yang saya ketahui hanya sedikit, Universitas Sumatera Utara selebihnya saya hanya mendengarkan dan mengamati pengetahuan politik melalui media televisi”

4.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi Politik